Chapter 22 ; 2nd Chances.

701 104 30
                                    

Seohyun melangkah mendekati putra angkatnya itu, kemudian mengecup kedua pipinya dan memeluknya erat.

"Kau kembali, ibu senang sekali" bisik Seohyun seraya menyeka air matanya pelan. Soobin, memeluk Seohyun erat dan tersenyum pada Kyuhyun disebrang nya.

Pemuda itu memutuskan untuk menemui orang tua angkatnya demi mencari jawaban atas kejanggalan dan kegelisahan yang selama ini ia simpan sendirian. Arin menyarankannya untuk segera mencari jawaban agar tak mengulur waktu sehingga ia masih sempat bertemu dengan Yeonjun.

Mungkin.

Tubuhnya perlahan di tuntun untuk memasuki rumahnya dengan beberapa obrolan singkat dan ringan yang sekedar menanyakan kabar dan bagaimana hidup seorang Soobin sejauh ini.

Tak banyak yang terjadi, hanya hati Soobin yang semakin lama semakin sering menepis kenyataan dimana seharusnya ia berlutut dihadapan Yeonjun dan memohon maafnya.

Kenangan manis satu persatu mulai bermunculan kembali ke ingatan Soobin kala ia melihat foto Seohyun dan Yeonjun tergantung didinding rumahnya.

Flashback On

Yeonjun berlari menyusuri lorong rumah Soobin sembari membawa beberapa bungkus jelly berwarna warni di kedua tangannya. Tawannya terdengar nyaring dan geli. Pipinya mengembang karena tertawa lebar dengan mata yang membentuk bulan sabit. Langkah kakinya yang terlihat lebih kecil dari Soobin mendekati ruang temu yang ada di hunian itu.

"Soobin Soobin, aku habis memborong seluruh jelly yang ada disupermarket, tidak banyak si, tapi aku mengambil tiap rasa yang ada dan varian yang ada. —" jelasnya sambil mengambil posisi duduk di pangkuan yang lebih muda seraya berusaha mengobok isi plastik jelly itu. "Juyeon Jinyoung, kalian bilang kalian suka jelly kan? kalian boleh memakannya juga!" ucap Yeonjun sambil menyodorkan 2 kantung jelly penuh pada Jinyoung dan Juyeon yang menerimanya dengan antusias, menit kemudian terdengar bisikan rebutan dari mereka. Hyunjin dan Kai tertawa kecil melihat kelakuan teman mereka dan juga Yeonjun.

Ia seperti bayi besar. Menyenderkan tubuhnya pada Soobin sambil melipat kakinya keatas, menahan beberapa kantung jelly di pahanya agar tidak terjatuh. Tangan Soobin yang besar dengan mudah menjadi safetybelt untuk Yeonjun, tangan bebasnya mengusap surai Yeonjun sayang sesekali membubuhkan ciuman dikepalanya.

Sesekali mata mereka bertemu dan saling mengecup bibir satu sama lain.

Yeonjunnya benar-benar seperti bayi. Setiap harinya selalu bersikap sangat manis pada Soobin, ia bahkan bisa menjadi penasihat yang baik untuk mereka agar tidak diendus oleh badan hukum.

***

Yeonjun menggulung ujung kemejanya berkali-kali sambil menggigit bibir bawahnya pelan, melihat Soobin yang sedang menahan tawanya karena Yeonjun dengan bodohnya membuat kue yang tidak mau mengembang.

Ia lupa menambahkan pengembang kue kedalam adonannya. Dan sekarang Soobin justru mentertawakannya.

"Soobin-! jangan ditertawa! aku kan—" sungut Yeonjun.

"Apa? Aku kan apa??" Soobin memajukan wajahnya sembari menaikkan kedua alisnya, setengah mengejek Yeonjun yang sudah berpose hendak memukulnya.

"AKU KAN JADI MAU KETAWA JUGA!" keduanya tertawa keras didapur sore itu.

***

Yeonjun mengusap surai Soobin sayang sambil memegang salah satu tangannya. Menggenggam erat lalu mengusapnya pelan.

"Soobin, ingat, kau meminta bantuan orang lain, maka jika ia tidak bisa melakukan sesuai ekspektasimu, maka bukan kesalahannya, berhenti menyalahkannya ya? dia sudah melakukan semampunya, jika masih belum cukup, selesaikan bersamaku ya?"

ProbablyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang