10. Kunang-kunang

1K 219 51
                                    

Vote dulu dong sebelum baca~

Sekotak susu yang berada didepanku terabaikan. Terlalu fokus dengan kisah yang diceritakan oleh Yuna. Sudah sekitar 15 menit yang lalu ia bercerita mengenai hubungannya dengan Jisung.

Aku hanya mendengar dengan seksama , tak memotongnya sama sekali. Sesekali mengerjapkan mata saat terasa kering.

Brak!
Gebrakan meja mengagetkan kami berdua. Mendengus kesal kala mengetahui siapa pelakunya. Tatapan tajam kami layangkan pada pemuda bersurai coklat yang tengah tampilkan senyum tak berdosa.

"Sorry, eh ada susu tuh." Ia berucap sebelum mengambil susu kotak yang kubeli tadi.

Aku hanya memandangi tingkah lakunya saja. Malas untuk merebut ataupun menghentikannya. Sudah kenyang.

"Kak, mana kak Jay?" Tanyaku saat ia meneguk susu kotak itu.

Uhuk uhuk
Kak Heeseung terbatuk-batuk. Apakah ada yang salah dengan pertanyaanku?

"Kenapa tiba-tiba bertanya tentang Jay? Kau menyukainya?" Tanyanya balik setelah berhenti terbatuk.

"Siapa juga yang suka. Biasanya kan kalian berdua selalu bareng-bareng tuh."

"Ah nggak percaya. Pasti ada sesuatu yang terjadi diantara kalian."

"Dahlah males ngomong sama kakak." Akhirnya aku mengalah. Daripada harus berdebat dengannya lagi.

Kak Heeseung langsung duduk dikursi sampingku.

"Eh tau nggak katanya ada murid pindahan?" Ujar kak Heeseung tiba-tiba.

"Hah?!" Aku dan Yuna tak paham.

"Hmm iya, ada siswa pindahan. Namanya Sunoo, Kim Sunoo. Masih kelas 11."

"Apakah ia tampan?" Tanya Yuna dengan centilnya. Tak tahu saja jika Jisung sudah berada di belakangnya.

"Siapa yang tampan?" Jisung menatap kami bertiga bergantian.

"Ah tidak ada." Yuna hanya bisa menyengir.

Jisung pun ikut duduk di kursi samping Yuna. Keduanya saling menatap penuh puja dengan menumpu wajah mereka dengan satu tangan. Aku dan kak Heeseung yang melihatnya hanya menggelengkan kepala.


『••✎••』

"Kak, aku bosan! Keluar yuk!" Seruku pada kak Heeseung yang tengah rebahan di sofa ruang tamu.

Aku bosan. Malam ini orang tuaku tak berada dirumah. Mereka menginap di rumah nenek karena nenek sakit. Tak ada yang merawat nenek di desa.

"Kemana? Aku malas pergi kemana-mana. Pergilah sendiri!"

"Kakak mah gitu ih!"

Akhirnya aku meninggalkannya. Pergi ke kamarku. Meminta sesuatu kepada kak Heeseung bukannya dituruti malah sebaliknya.

Ponsel yang tadinya tergeletak di atas nakas kini berada di genggaman tanganku. Mungkin menelfon kak Sunghoon jadi pilihan yang tepat. Segera kucari kontaknya yang 2 minggu yang lalu tersimpan.

Cukup lama aku menunggunya untuk mengangkat telfon. Daritadi hanya berdering. Hingga ia mengangkatnya. Aku memekik senang saat panggilan telfon kami terhubung.

"Halo kak Sunghoon!"

"Ada apa malam-malam kau menelfonku?"

"Kak, aku bosan dirumah. Ingin pergi keluar tapi tak ada yang bisa diajak."

"Lalu?"

"Aku ingin kakak menjemputku untuk pergi keluar!"

"Tidak bisa. Aku ingin tidur sekarang."

ᴅᴀʀᴇ || ᴘᴀʀᴋ ꜱᴜɴɢʜᴏᴏɴTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang