⚫ T I G A ⚫

49 30 64
                                    

Happy Reading❤
Sebelum membaca jangan lupa klik tombol bintang

●-----------------------------------------------------●

    Hari ini adalah hari di mana seluruh SMA kota Jakarta mengadakan ujian kenaikan kelas. Biasanya di moment seperti ini banyak pelajar menghadapi nya dengan kriteria yang berbeda, seperti pelajar yang siap menghadapi ujian dari jauh-jauh hari, pelajar kebut semalam, pelajar santuy, sampai pelajar yang tingkat kemalasannya melebihi nobi nobita. Begitupun dengan gadis yang bernama Tamara Adinda Rasyata. Mimpi indahnya membuat ia tak kunjung bangun dari tidurnya, padahal alarm doraemonnya sudah berbunyi membangunkannya dari tadi.

   Kring....... ⏰

   "Yaampun berisik banget sih, belum juga subuh" Tamara berusaha menggapai jam weker berbentuk doraemon tersebut dengan Mata yang masih tertutup.

   Tamara langsung membuka sedikit matanya melihat pukul berapa yang tertera di jam weker tersebut.

"Oh masih pukul enam" Tamara meletakkan kembali jam tersebut di atas meja disamping tempat tidurnya.

"HAH! UDAH JAM ENAM!" Panik Tamara langsung melompat dari tempat tidurnya.

"MAMAAAAAA" teriak Tamara berlari ke arah dapur.

"Apa sih ra, jangan teriak-teriak gitu, ntar abang mu bangun"

"Ah bodo amat ma, mama ngapain nggak bangunin ara, kan hari ini ara mau ujian" protes Tamara.

"Udah capek mama bangunin kamu, eh kamunya malah tidur sambil senyum-senyum, yaudah mama biarin aja lagi" jelas Dina, mamanya Tamara.

"Seriusan ma?" Kaget Tamara.

"Serius" jawab Dina.

"Yaampun malu banget gue" batin Tamara merutuki dirinya sendiri.

  "Pera..."

  "Udah sana mandi, katanya udah telat" suruh Dina.

  "Ah iya lupa, mama sihh" Tamara langsung berlari menuju kamar mandi.

  "Pakai nyalahin orang tua, anak siapa sih tu" Dina menggeleng-gelengkan kepala melihat tingkah putrinya tersebut.

  "ANAKNYA MAMA DINA LAH" Teriak Tamara dari kamar mandi.

  "Hah, kok kedengaran sih" guman Dina bingung.

******

   "Ma, ara berangkat dulu ya, assalamualaikum" pamit Tamara menyalami tangan Dina.

   "Waalaikumsalam, hati-hati ya, semangat ujiannya ra" Dina tersenyum ke arah putrinya tersebut, lalu masuk ke dalam rumah untuk menyelesaikan misinya pagi ini.

  "Aaaa, ban motor pake bocor segala lagi" Tamara melihat ban motornya yang sedikit kempes.

  "Gimana cara pergi sekolah ya" panik Tamara.

"Ha Delisa, iya Delisa" Tamara mengambil handphone dan langsung menghubungi Delisa.

  "Angkat del plis" Tamara menggigiti ujung kukunya panik.

Ten Friends Line [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang