Malam hari adalah waktu yang cocok untuk melepas penat setelah seharian beraktivitas. Melepas penat dengan tidur atau hanya duduk diteras sambil menyeruput segelas kopi sambil menatap bintang yang bertaburan dilangit.
Seperti yang aku lakukan saat ini. Duduk sendirian diteras rumah sambil menyeruput segelas kopi hitam buatan istri-ku tercinta.
"Pak! Sudah malam, ayo tidur nanti masuk angin!" panggil Istri-ku dari dalam rumah.
"Iya iya!" sahut-ku.
Huh, dia selalu saja mengganggu ketenanganku. Menyebalkan! Meskipun aku mencintai-nya, dia itu terlalu berisik!
Aku melangkah masuk ke dalam rumah dengan sebuah gelas ditanganku. Jika malam ini ada bintang jatuh, aku berharap mulut cerewet Istri-ku bisa diam untuk sehari saja.
Dan di pagi hari, saat aku terbangun, harapanku benar-benar terkabulkan. Tak ada lagi ocehan menyebalkan dari Istri-ku. Dia menjadi pendiam setelah kehilangan lidah-nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BLUE EYES (Random Cerpen)
Storie breviGadis cantik bermanik biru itu memikat hati seorang pemuda biasa, hari demi hari, pemuda itu selalu menguntit si gadis cantik. Dia selalu menguntit karena belum memiliki nyali untuk menyatakan perasaannya pada gadis itu. Lucia namanya, nama gadis ya...