18

846 48 2
                                    

Bus akhirnya berhenti di depan resort tempat mereka menginap. Para penumpang akhirnya turun, Sarawat dan Tine turun paling akhir. Angin pantai menerpa wajah keduanya ketika melangkahkan kaki di atas pasir putih. Mereka akhirnya masuk ke dalam tempat penginapan yang di sewa oleh klub musik.

"Perhatian!" Ucap air yang membuat anggota klub musik serentak memalingkan pandangan ke arah Air. "Berhubung kita semua sudah sampai di penginapan ini, maka satu kamar berisi 2 orang." Air lalu memberikan kunci kamar kepada masing-masing anggota dan jelas saja kalau Tine bakal sekamar dengan Sarawat. "Kalian bebas melakukan apapun siang ini. Nanti sore ada pertemuan dan gala konser." Ucap Air mengakhiri. Tampak semua anggota klub mulai berpencar sembari membawa koper mereka masing-masing.

Tine dan Sarawat mendapatkan kamar nomor 69. Nomor yang aneh pikir Tine. Setelah mereka berdua memasuki kamar tersebut mereka langsung melemparkan badan mereka berdua di atas kasur, perjalanan yang memakan waktu berjam-jam membuat keduanya merasa capek. Di kamar tersebut hanya terdapat satu tempat tidur ukuran kecil. Seharusnya terdapat dua tempat tidur. Ini pasti ulah Sarawat yang memesan kamar tidur ini kepada Dim.

Sarawat lalu membuka pakaiannya dan hanya memakai celana boxer lalu tidur dan memeluk Tine dengan erat. Pelukan Sarawat menghangatkan Tine dan membuatnya nyaman sehingga dia dengan mudahnya terlelap.

***

Tine akhirnya terbangun dan segera mengecek sekelilingnya, dia tidak melihat Sarawat lalu seketika dia mengecek jam dan sekarang sudah masuk waktu sore. Tine merasa dia tidur nyenyak sehingga bangun sesore ini. Dia segera mencari Sarawat. Dia segera menuju kebagian pantai dan mendapati Sarawat sedang bermain bola voli dengan teman-teman klub musik beserta Mil. Terdapat dua tim yaitu tim Sarawat berhadapan dengan tim Mil. Skor mereka seimbang dan satu skor lagi dari salah satu Tim akan mengakhiri pemainan tersebut.

Tine segera menuju ke pinggir lapangan untuk melihat jelas permainan yang sedang berlangsung. Saat Tine benar-benar terlihat jelas dari sudut pandang Sarawat, membuat kondisi Sarawat tidak bisa konsentrasi dengan permainan dan malah menatap Tine sambil tersenyum dan Tine yang sadar bahwa Sarawat sedang fokus padanya membalas senyumanya.

Tine menyadari kalau kehadirannya di pinggir lapangan hanya akan membuat Sarawat berfokus padanya bukan pada permainan. Hingga bola voli benar-benar melambung ke arah Sarawat. "Sarawat fokus." Ucap Tine, mendengar suara Tine membuatnya tersadar dengan kehadiran bola yang menghampirinya. Sarawat lalu mengambil posisi kuda-kuda dan menangkis bola itu. Bola itu lalu terpental dan menghampiri Mil. "Sarawat semangat! Aku mendukungmu!" Teriak Tine di ikuti oleh sorakan dari anggota klub musik lainnya yang tidak ikut bermain.

Ketika bola menghampiri Mil. Bola dengan gampangnya di kembalikan ke arah tim Sarawat. Sarawat segera ingin menangkap bola tersebut dan hendak memukulnya kembali namun tiba-tiba Sarawat tergelincir dan jatuh di atas pasir. "Prit... prit... prit..." Bunyi suara peluit yang ditiupkan oleh Green. "Permainan selesai dan dimenangkan oleh tim Mil."

Tine segera menghampiri Sarawat yang tergelincir dan menyodorkan tangannya untuk menolong Sarawat berdiri. Tine merasa sangat khawatir karena menurutnya Sarawat baru saja sembuh dari kecelakaan. "Apa kamu baik-baik saja?" Tanya Tine khawatir. Kini Sarawat telah berdiri dan merangkul pundak Tine sebagai tumpuan. "Tidak masalah Tine." Ucap Sarawat yang menyadari ke khawatiran Tine.

"Maaf." Ucap Mil tiba-tiba menghampiri mereka. "It's okay Mil. Selamat kamu menang dan lain kali aku pasti yang bakal menang." Ucap Sarawat.

Setelah permainan selesai. Anggota klub musik akhirnya berkumpul dan membentuk lingkaran di atas pasir pantai. "Sekarang saatnya pentas musik." Ucap Green.

Green lalu memanggil satu persatu untuk tampil. Anggota klub pun mulai tampil satu persatu. Tine yang duduk di samping Sarawat dan di belakang Green pun mencodongkan kepalanya ke arah Green dan berbisik, "apakah semua anggota klub harus tampil?" Tanya Tine dengan suara berbisik. "Kecuali kamu, Tine," Ucap Green. "Kamu sekarang kan artis dan sedang sibuk jadi si ketua klub ngak ngasih kamu penampilan Tine." Sambung Green.

Mendengar ucapan Green membuatnya sedih, dia berharap juga bisa tampil tapi sekarang semuanya sudah tampak berbeda, dari yang dulu dia masuk klub musik karena Sarawat dan kini jadi aktor pedukung di serial BL karena butuh uang buat pengobatan ibunya.

"Saatnya penampilan dari Sarawat Gunthithanon." Ucap Green, lalu Sarawat segera berdiri dari kursinya lalu meraih gitar yang diberikan oleh Air kepadanya.

"Lagu ini kupersembahkan untuk seseorang yang paling kusayangi." Ucap Sarawat yang di sambut dengan suitan oleh salah satu anggota klub musik dan tak lupa ucapan "so sweet" menyertai. Mereka tentu tahu siapa yang di maksud dengan orang tersayang, Tine tentunya.

"Dern paan maun kon mai roo juk won wian lae bpen yoo
Doo bpai gor roo suek yaang koei muean koei"

Tine lalu tersadar kalau Sarawat menyanyikan lagu dengan judul Together dari Scrubb. Lagu ini adalah lagu favorit Tine sekaligus lagu yang mempertemukannya dengan Sarawat. Sekilas memori yang membahagiakan terlintas di kepala Tine, memori di mana Tine berusaha untuk menjadikan Sarawat pacarnya yang awalnya dengan maksud tertentu hingga menjadi pacar betulan. "Saraleo Sarawat." Ucapnya dalam hati sambil tersenyum. Baginya Sarawat selalu melakukan sesuatu hal yang membuatnya terkejut bahagia. Setelah lirik terakhir lagu Together, Sarawat menatap Tine yang membuat pipinya merona.

Setelah penampilan Sarawat selesai, dia lalu mengajak Tine untuk jalan-jalan di pantai meninggalkan anggota klub musik. Mereka menuju ketepian pantai. Tine sangat senang ketika air laut menyapu kakinya, baginya dia sudah lama tidak ke pantai, terakhir kali dia ke pantai ialah saat acara sekolah di SMA, sekarang dia kembali ke pantai tidak sendiri tapi dengan seorang yang spesial. "Tine." Ucap Sarawat lalu memercikkan air laut ke arah muka Tine yang membuatnya kaget. "Ih, kamu." Kata Tine sambil menadah air laut di telapak tangannya dan menyiramkannya ke arah Sarawat. Serentak mereka berdua perang siram-siraman satu sama lain. Tampak raut muka keduanya bahagia.

"Kita basah nih." Ucap Sarawat lalu dengan sengaja menabrakan tubuhnya ke arah Tine yang otomatis membuat mereka berdua terjatuh di atas tanah pantai. Mereka lalu berbaring sambil menatap langit yang kekuningan yang menandakan pergantian waktu. Tangan kiri Sarawat lalu meraih tangan kanan Tine. Mereka saling bergandengan tangan saat berbaring. Sarawat lalu duduk dan mencium telapak tangan Tine yang masih berbaring. "Aku mencintaimu Tine." Ucap Sarawat tulus. Tine lalu bangkit dalam posisi duduk. Tine menyadari sebentar lagi matahari terbenam. Dia lalu menatap Sarawat dan mereka saling bertatapan dengan latar belakang matahari yang akan terbenam. "Aku juga mencintaimu Sarawat." Ucap Tine tulus. Tine lalu memajukan kepalanya ke arah Sarawat dan mereka berciuman lama sampai matahari terbenam.

Forever SarawatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang