4

2K 139 0
                                    

I want to see you before I close my eyes to sleep. And I want to see you first thing after I wake up.

"Tine..." Adalah kata yang pertama kali diucapkan Sarawat ketika tersadar dari koma. Dia membuka matanya, awalnya tampak kabur lalu tampak jelas. Dia melihat adiknya, mama dan papanya. "Tine..." Ucap Sarawat lagi. Semua orang di ruangan menghampiri Sarawat, Ayah Sarawat lalu segera memanggil dokter.

"Siapa Tine?" Tanya Ibu Sarawat. "Dia temannya Sarawat dan baru pulang tadi." Phukong agak merasa aneh dengan menyebut Tine sebagai temannya Sarawat, padahal Dia kan pacarnya. Baginya ini tugasnya Sarawat untuk memperkenalkan Tine sebagai pacarnya kepada Ayah dan Ibu. Dia juga merasa terkejut bahwa Sarawat sadar beberapa menit setelah Tine mau balik ke apartment nya. Dia bisa saja berlari mengejar Tine untuk mengatakan Sarawat sudah sadar dari koma tapi dia melihat kalau Tine sangat capek dan dia butuh istirahat. Dia juga ingin menelpon atau mengirim pesan ke Tine tapi telpon genggamnya rusak saat P'Mil menceburkan dirinya ke kolam renang saat ulang tahunnya beberapa hari yang lalu di sebuah villa.

Kini dokter dan suster datang memeriksa Sarawat sehingga Phukong dan kedua orang tuanya menunggu di luar ruangan. Selang berapa lama dokter memanggil Ayah dan Ibu untuk menemuinya di ruangannya. Kini tinggal Phukong dan Sarawat. "Apa kamu baik-baik saja?" Tanya Phukong namun Sarawat tampaknya hanya memikirkan Tine, "Tine... Bagaimana dengan Tine?" Tanyanya. "Aduh... Tine khawatir sama kamu dan dia sedih sekali, tapi saat ini kamu harus fokus dengan keadaanmu sendiri." Ucap Phukong.

"Badanku terasa sakit dan aku merasa tidak bisa bangun dari kasur ini," Kata Sarawat. "Aku ingin sekali mendengar suaranya. Bisakah kamu menelponnya?" Sambungnya. "Telpon genggamku rusak dan lagi dalam perbaikan. Mungkin sudah dari tadi aku nelpon Tine." Ucap Phukong. "Kamu juga harus paham kondisi Tine, dia juga capek. Kamu tidak melihat raut wajahnya, matanya bengkak menagisimu. Bersyukurlah punya pacar seperti Dia. Besok saja menghubunginya. Yang harus kamu lakukan sekarang ialah tenang dan sembuh." Ujar Phukong.

Ucapan Phukong ada benarnya juga. Pasti Tine sangat mengkhawatirkan keadaannya sekarang. Itu malah membuat Sarawat sedih. Baginya ia ingin Tine tidak merasa terbebani olehnya. Tine I miss you.

Kini orang tua Sarawat masuk ke ruangan dan mengabarkan kalau kondisinya baik-baik saja dan dia harus di pindahkan ke rumah sakit spesialis. "Jarak rumah sakit ini jauh dari fakultasmu, soalnya posisi rumah sakit rujukan dokter terletak di daerah ujung Kota Bangkok." Kata Ayahnya. "Besok pagi Kita harus sudah ada di sana. Ayah dan Ibu akan mengantarmu besok, sekaligus Ayah dan Ibu bakal balik ke Chiang Mai untuk sementara karena urusan bisnis Ayah dan Ibumu juga harus melakukan pengobatan. Tapi kami bakal kembali lagi nak. Aku merasa bersalah kalau aku harus meninggalkanmu dalam kondisi yang seperti ini nak." Kata Ayah Sarawat.

Sarawat malah merasa bersyukur orang tuanya jauh-jauh dari Chiang Mai datang ke Bangkok. Ia juga mengerti kalau orang tuanya juga sudah berkorban banyak untuknya. "Tidak apa-apa, nantikan aku ngak bakal sendirian ada Phukong, kalau pun dia pergi kuliah bakal ada perawat yang menemani." Ucap Sarawat, dan juga Tine ucapnya dalam hati.

Malam pun tiba, orang tuanya telah pergi ke hotel dekat rumah sakit sedangkan Phukong juga ada urusan dengan teman-temannya. Sarawat kini sendiri di ruangan, dia sangat rindu dengan Tine hingga terbesik bahwa ia ingin melihat Tine. Dia tahu kalau salah satu sahabat Tine adalah seorang YouTuber, Phuak punya YouTube channel dan selalu mereview makanan yang kurang enak atau aneh di channelnya dan pasti selalu melibatkan sahabatnya Ohm, Fong, dan Tine.

Sarawat membuka channel Phuak dan mengklik video terbaru mereka beberapa hari yang lalu.

"Hai jumpa lagi denganku Phuak," Ucap Phuak memulai, "Aku Ohm," ucapnya di sebelah Phuak, "Fong di sini," Ucapnya di sebelah Ohm dan terakhir Tine, dia tersenyum, "Tine." Ucap Tine singkat sambil tersenyum manis, melihatnya membuat Sarawat tersenyum juga. My boy. "Kali ini kami akan mengulas nasi goreng Thailand yaitu Khao Pad, banyak yang bilang di restaurant ini nasi gorengnya tidak enak, apakah benar? Mari kita coba." Ucap Phuak. Ke empatnya mencoba nasi goreng tersebut dan Phuak membuat ekspresi luar biasa disusul Ohm sedangkan Fong mengerutkan dahi dan Tine ekspresinya hanya lempeng saja. Itu malah membuat Sarawat ingin mencubit pipi Tine. "Rasanya bagaimana Ohm?" Tanya Phuak, "Luar biasa... Luar biasa tidak enak." Sahut Ohm, "ssst... jangan terlalu ribut nanti kedengaran oleh pegawai atau si pemilik restaurant." Ucap Fong. Serentak mereka memelangkan suaranya. "Bagaimana denganmu Tine?" Tanya Phuak. "Mhmm... rasanya ngak buruk amat kok." Ucap Tine. Seperti biasa Sarawat bisa menebak apa yang akan di katakan Tine. Baginya Tine orang yang baik dan tak akan berkata buruk  kecuali pada dirinya. Dia jadi rindu dikatain saraleo dari mulut Tine.

Setelah puas menonton Tine dari YouTube. Dia kini berpikir untuk menghubungi Tine, tapi lagi-lagi dia berpikir dia bakal menganggu Tine, lalu kemudian terbesit untuk memberikan kejutan dan merayakan hari jadi mereka yang pertama. Sarawat akan merealisasikannya besok.

Keesokan harinya Sarawat di pindahkan ke rumah sakit baru, di mana rumah sakit ini adalah rumah sakit rekomendasi dokter. Setelah berada di rumah sakit baru, Orang tuanya segera kembali ke Chiang Mai dan Phukong menemaninya, Phukong izin absen kuliah hari itu. Sarawat kemudian meminta Phukong untuk menghiasi ruangannya ala-ala pesta ulang tahun. Seperti adanya pinata, balon, pita dan hal lainnya. Sarawat di rawat di ruangan VIP jadi dia menempati ruangan itu sendiri.

Beberapa jam kemudian sahabatnya datang, Boss membawa kue, yang bertuliskan Sarawat Tine dengan lilin nomor 1 di atasnya. "Sarawat kamu tahu ngak kalau Tine tidak masuk latihan cheerleader hari ini." Ucap Boss. Sarawat kemudian berpikir bahwa Tine the number one boyfriend you need in your life. "Aku tahu pasti dia tidak sabar untuk menemuiku." Ucapnya sambil tersenyum.

★★★

Tine sekarang berada di depan apartmentnya ketika sahabatnya mengantarnya dan kembali. Sebelum itu dia mengingat kembali ucapan Fong kalau everything will be okay. Setelah hendak melangkah kan kaki memasuki gedung, tiba-tiba terdengar suara klakson motor yang mengingatkannya pada Man. "Hei Tine." Ucap Man. "Ikutlah denganku, kali ini Kita akan bertemu Sarawat." Ucapannya mengagetkan Tine. "Benarkah?" Tanya Tine. "Ya benar. Naiklah secepatnya." Kata Man sambil memberikan helm ke Tine. Tampa pikir panjang Tine segera menerima helm tersebut dan naik ke motor Man. "Pegangan yang erat Tine." Ucap Man. Dalam pikiran Tine, dia bertanya, bagaimana kabarmu Sarawat, apa kondisimu baik-baik saja hari ini? Tapi bagaimana pun juga Tine selalu mengharapkan yang terbaik untuk Sarawat. Because it's always forever you Sarawat.

Forever SarawatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang