hari membuka pintu kemana saja

132 62 116
                                    

Ceklek! Tertampak seorang gadis muncul dari luar pintu, betapa kagetnya Anna setelah melihat seisi ruangan toko tersebut." Indah," kalimat yang keluar dari mulutnya. Gadis itu selalu memimpikan datang ke sebuah toko buku yang tersusun rapi dengan hiasan bunga didalamnya. 

Dan kini, ia melihat sendiri toko itu sendiri. Buku-buku yang tersusun rapi dengan hiasan bunga adalah hal yang paling berkesan bagi Anna, apalagi sorot matahari yang masuk dari celah jendela sangat membawakan suasana yang begitu tenang. 

Dilihatnya seorang pramuniaga yang tengah duduk sembari membaca sebuah buku, entah buku apakah itu? Namun, dia nampak cuek dengan kedatangan Anna. Anna bingung dengan sifat pramuniaga itu yang begitu cuek.

"Pagi mbak, mau tanya boleh?" tanya Anna memberi salam.

"tanya apa, bu?" sontak pertanyaan yang diberikan pramuniaga itu membuat Anna tiba-tiba terperanjat.

Apa muka gue kelihatan tua yah. Kok bisa-bisanya dipanggil ibu sihh. Pelik Anna.

"Mbak saya mau lamar kerja. Nama saya Anna, saya ada ijazah SMA, KK, dan lain-lain, mbak bisa dilihat dulu." Ujar Anna dengan supel.

"Oh, kamu mau lamar kerja?" tanya prammuniaga itu seketika.

"Hehe, iya mbak." Jawab Anna malu-malu kucing.

"Kamu diterima kok. Mumpung pekerja kami hanya sedikit jadi kami membutuhkan seorang pekerja lagi." Ucap pramuniaga itu.

"Serius mbak?" kata Anna tak percaya.

"Iya serius." Ujar pramuniaga itu. Anna menatap tak percaya. Dirinya sangat senang bisa diterima meskipun hanya ditoko kecil nan sempit ini.

"Oh iya, Na, perkenalkan nama saya Desy." Ucap Desy. Pramuniaga itu.

Nahh ini baru pass. Coba kalo dipanggil ibu, ku kenek tu orang. Batin Anna.

"Oh, Desy, saya mulai dari mana yah?" tanya Anna mengalihkan pembicaraan.

"Oh, kamu bisa mulai dari membersihkan ruangan yang ada di balik pintu itu." Ujar Desy sembari menunjuk sebuah pintu yang ada di sudut kanan.

"Oh ok, Desy." Kata Anna.

Gadis itu pun berjalan menuju pintu yang ada di sudut kanan. Dibukanya sebuah pintu kayu besar dengan corak bunga tulip besar di setiap sudutnya.

Gadis itu melangkah membuka sebuah pintu besar bercorakan bunag tulip itu. Rupanya ruangan besar dan kotor itu menunggu kedatangannya, "Uhuk!" ruangan yang pengab dan tiada udara ini membuatnya menjadi sesak. 

Debu sudah terlanjur masuk di hidungnya, tidak menunggu lama lagi ia bergegas mengambil sapu yang ada di balik pintu. Membersihkannya hingga tidak ada yang tersisah. 

***

Akhirnya ruangan itu berhasil diubah oleh Anna sebagaimana mestinya, meskipun memakan waktu yang banyak tapi itu bukanlah hal yang rumit bagi gadis berambut coklat itu. Rasa senang membuatnya terjungkar-jungkir, ruangan yang awalnya kotor itu sangat indah setelah dibersihkan. Namun, ia tak sadar rupanya ada satu pintu di sudut kiri belum ia bersihkan. 

Perlahan ia mulai mendekat, ingin meraih ganggang pintu itu dengan segera. Desy yang melihat Anna dari ujung pintu segera menghampirinya. 

"Na, yuk makan, udah siang. Gue bawa makanan buat lo," seru Desy.

"Eh iya, Des." Jawab Anna. Walaupun rasa penasaran masih menggebu dalam gelora Anna tetap mengikuti perintah Desy. Mereka berjalan keluar dari ruangan, duduk di salah satu kursi kuno depan, Anna melihat desy membuka dua kotak yang berisikan ayam kentaki dan satu nasi.

mysteri door Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang