"Masih lama?"
Adit tidak menjawab sama sekali pertanyaan Eloura yang terdengar menyindir itu. Ia masih sibuk mengumpulkan nyawanya yang sepertinya ketinggalan di tengah perjalanan tadi.
"Ah lama lo!" Tanpa menunggu jawaban dari Adit, Eloura langsung keluar dari mobilnya, lalu berjalan memutari mobilnya untuk membukakan Adit pintu. Ia akan memaksa lelaki itu untuk keluardari mobilnya, tidak peduli kalaupun nyawanya masih tersesat di jalan mungkin.
Eloura lantas membukakan juga sabuk pengaman Adit. "Buruan!" desaknya.
"Bentar.." ucap Adit dengan nafas terengah-engah. Asli, cewek itu benar-benar seperti sedang kesurupan saat mengendarai mobil!
Mereka sebenarnya sudah tiba di depan rumah Adit sepuluh menit yang lalu. Namun Adit masih terdiam tanpa bergeming di dalam mobil. Ia masih shock.
*gambaran Adit yang lagi shock.
"Buruan ih!!" kesal Eloura sambil menghentak-hentakkan kakinya.
Berdecak kesal karena dikacangi, Eloura langsung saja menarik paksa cowok itu dari dalam mobil. Selaku orang yang baru saja digebuki oleh preman, Adit tentu saja refleks berteriak, karena merasa sakit di sekujur tubuhnya.
"Nah kan, nyawanya langsung balik lagi," ujar Eloura bangga. "Udah ayok, buruan!" tambahnya.
Adit geleng-geleng kepala melihat tingkah ajaib dari Eloura. Ia pun memilih untuk menurut, agar sesuatu yang lebih parah tidak terjadi lagi padanya.
Tanpa se-izin dari Eloura, Adit langsung merangkul gadis itu.
"Eh, eh.. Ini tangannya maksudnya apa?"
Adit berdecak kesal. "Anterin gue lagi dong, sampai ke dalam rumah. Masih susah nih buat gue jalan sendiri," keluhnya.
Eloura menghembuskan nafasnya kasar, lalu sebelah tangannya merangkul pinggang Adit. "Iya, iyaa."
***
KAMU SEDANG MEMBACA
ELOURA [Proses Revisi]
أدب المراهقين------------------------------------------------------------------- "Anjir!" Eloura tersentak kaget ketika merasakan bahunya ditabrak dengan kuat oleh seseorang dari belakang. Untung saja ia hanya oleng, tidak sampai terjatuh. "Sorry sengaja, lain k...