3. Him

227 59 12
                                    

"Sekarang lo jelasin ke kita semua,kenapa lo bisa kenal sama dia!" tuntut Maybeline.

Eloura yang mendengarnya hanya memutar bola mata malas. Teman-temannya ini lebay sekali! Ia saat ini seperti seorang pencuri yang sedang diintrogasi karena ketahuan mencuri saja.

"Sorry nih ya sahabat-sahabat ku tercintaaa.. Kantin tuh tempat untuk makan, bukan buat ngeghibah!" ujar Eloura.

"Apa tadi? Sahabat? Siapa? Kita?" Maybeline menunjuk dirinya sendiri, Karin, lalu Fanya. "Pfft.." Maybeline menatap Eloura meledek, yang juga diikuti oleh Fanya dan Karin.

"Ouuhhh.. Gitu ya kalian sekarang! Jahat ya.." Eloura manggut-manggut sok ngerti.

Karin terkekeh pelan. "Salah sendiri! Siapa tuh, yang dulu ngakunya sahabat tapi pindah secara tiba-tiba tanpa ngabarin sahabatnya, hm?" sindir Karin dengan halus, sehalus kulit Eloura.

"Hehehehe... Ya maaf atuh. Dadakan banget soalnya. Gue aja semalem sebelum pindah baru dikasih tau sama bokap!"

Jadi sebenarnya, Eloura, Maybeline, Karin, dan Fanya dulu adalah sahabat ketika mereka masih sekolah dasar. Namun, ketika kelas 6 semester pertama, Eloura tiba-tiba saja pindah ke Rusia tanpa mengabari ketiga temannya itu.

Maybeline, Karin, dan Fanya hanya memutar bola mata malas mendengar ucapan Eloura.

"Ya, ya, ya.. Serah!" ujar Fanya lalu mulai memakan baksonya.

"Dimaafin gak nih?" tanya Eloura dengan ngeselin.

Ketiga temannya itu hanya membalas dengan deheman panjang.

Eloura terkekeh. "Gak ikhlas banget!"

"Eh ngomong-ngomong jadi gak nih gue cerita tentang itu cowok?"

"Lah iya juga ya. Lo sih, ngalihin topik!" Maybeline memukul bahu Karin yang sedang minum, yang tentu saja membuat orangnya langsung keselek. Untung aja gak sampai hujan!

"Anying! Santai dong!!" kesal Karin setelah berhasil meredakan sedikit keseleknya.

Eloura yang melihatnya hanya terkekeh geli. "Udah boleh mulai belom nih ceritanya?"

"Gas!" seru Maybeline bersemangat.

Maybeline dan Karin pun menopang wajah mereka dengan kedua tangannya, menunggu Eloura mulai bercerita.

Sedangkan Fanya? Gadis itu masih asik sendiri dengan baksonya. Menurutnya, makanan lebih penting ketimbang topik ghibah.

Tanpa mempedulikan Fanya, Eloura pun mulai bercerita kepada Karin dan Maybeline tentang bagaimana caranya bisa kenal dengan lelaki itu.

Semua rinci adegan ia ceritakan. Termasuk ketika si cowok rese itu mengatainya miskin, hingga mengatainya hanya bisa bahasa simpanse.

Bukannya perhatian atau pembelaan yang Eloura dapatkan, yang ada malahan ia jadi bahan tertawaan.

"Kok kalian malah ngetawain gue sih?!" kesalnya.

"Adit tuh kalau ngomong ya..." ujar Maybeline sambil geleng-geleng kepala.

"SUKA BENER!" kompak Maybeline dan Karin lalu kembali tertawa terbahak-bahak.

Eloura yang mendengarnya menatap tajam ke mereka berdua. "Kampret lo pada!! Tahu gitu nggak usah cerita aja gue.." Ia memberenggut, kemudian menyeruput es teh manisnya.

ELOURA [Proses Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang