Kriinggggg..
Jam beker berwarna baby pink itu mungkin sudah lelah berbunyi sejak tadi, namun sang pemilik belum juga terjaga dari tidurnya. Pemiliknya tadi sempat terbangun sebentar, mematikan alarmnya, lalu tertidur kembali.
Jangan salahkan dirinya. Salahkan saja mata sembabnya yang semalam sangat sulit terpejam.
Waktu sudah menunjukkan pukul 06:15 am, barulah gadis itu mengerjap-ngerjap perlahan, mengusap matanya, kemudian bangun dari tidurnya. Ia masih mengumpulkan nyawanya sejenak.
"Hoaaaammmm.." Eloura menguap dengan lebar. Ia kemudian mendongak, dan menyipitkan matanya. Pandangannya tertuju pada jam yang menempel di dinding.
"ANJIR, GUE TELAT!"
Basi.
Kalau jam beker punya mulut, mungkin ia akan berkata seperti itu.
Tanpa babibu lagi, Eloura bergegas berlari ke kamar mandi, sampai-sampai melupakan bahwa ia belum mengucap syukur pada Tuhan karena masih bisa terbangun dari tidurnya dalam keadaan sehat.
Tidak butuh waktu lama, Eloura sudah siap dengan seragam sekolahnya. Ia hanya menyisir rambutnya dengan kilat, lalu mengambil tas serta handphonenya. Tidak ada lagi waktu baginya untuk memakai sunscreen, lipbalm, atau apalah itu.
***
Eloura mengatur napasnya yang terengah-engah. Ia sekarang berada di depan gerbang rumahnya.
Melirik jam yang tertera di handphonenya, ia terkagum-kagum. Pukul 06:25 am. Itu berarti, ia hanya menggunakan waktu sepuluh menit untuk bersiap. Pencapaian yang luar biasa bagi dirinya yang terkadang berpose-pose tidak jelas di depan cermin.
Eloura memperbaiki letak tasnya. Ia saat ini sedang menunggu Adit, mengingat cowok itu kemarin mengatakan pada dirinya bahwa mereka akan ke sekolah bersama.
Eloura tidak menelfon atau mengirim pesan pada Adit, karena yakin bahwa lelaki itu pasti sudah di jalan. Ia hanya tidak ingin mengganggu perjalanan Adit.
Lima menit berlalu, namun belum ada tanda-tanda kemunculan Adit.
Tak apa. Eloura berusaha postif thinking. Mungkin saja cowok itu juga telat bangun, atau terjebak macet. Bisa jadi 'kan?
Eloura memegang kedua tali tasnya, sambil memutar-mutar pelan badannya ke kanan dan ke kiri.
Sepuluh menit berlalu. Kali ini, Eloura mulai panik. Ayolah, sekarang sudah pukul 06:40 am. Dua puluh menit lagi bel masuk berbunyi. Terlambat semenit saja, maka bisa dihukum habis-habisan oleh guru bk mereka.
Eloura akhirnya memutuskan untuk mengirim pesan pada Adit.
Dit? masih di jalan ya?|
Eloura menghela napasnya kala pesan yang ia kirim hanya centang satu. Ia juga baru sadar, kalau lelaki itu mematikan last seen dan menghapus foto profil. Tapi seingatnya, kemarin dan kemarin-kemarin keduanya tidak seperti itu. Numben, pikir Eloura.
"Telfon gak ya?" monolognya. Setelah beberapa saat menimang-nimang, Eloura pun memutuskan untuk menghubungi Adit.
Panggilan terhubung, namun sedetik kemudian... di-reject??
Eloura mengernyit bingung. Oh. Mungkin Adit sedang di jalan, oleh karena itu panggilannya di tolak. Begitu pikir Eloura.
Ia kemudian melirik jam yang tertera di layar atas handphonenya, yang kini sudah menunjukkan pukul 06:45 am.
KAMU SEDANG MEMBACA
ELOURA [Proses Revisi]
Roman pour Adolescents------------------------------------------------------------------- "Anjir!" Eloura tersentak kaget ketika merasakan bahunya ditabrak dengan kuat oleh seseorang dari belakang. Untung saja ia hanya oleng, tidak sampai terjatuh. "Sorry sengaja, lain k...