-Chapter 4-

364 63 6
                                    

"Yuri-ah, ternyata disini kamu"

Yuri menoleh mendapati seorang wanita berdiri di depan pintu.

"Nah kan, lagi-lagi sama Yena. Kan udah ibu bilang Yena, jangan sembunyiin Yuri terus"

Yena mengeratkan genggamannya pada tangan Yuri.

"Ga boleh, Yuri ga boleh dibawa pergi. Pokoknya Yena ga izinin"

Ibu hanya tersenyum mendengar kata-kata Yena. Beliau tau betapa dekatnya kedua anak itu.

"Ibu ngerti kalo Yena sayang banget sama Yuri, tapi Yena ga boleh egois begini. Pada akhirnya pasti Yena dan Yuri kan akan pisah"

Yena menyembunyikan Yuri dibelakangnya.

"Engga, siapa bilang ibu bisa pisahin Yena sama Yuri? Pokoknya ga boleh. Yena sama Yuri itu satu, ga boleh dipisahin"

Ibu hanya bisa menghela nafas panjang. Beliau benar-benar ga tau lagi harus melakukan apa. Terhitung sudah kelima kalinya hal ini terjadi.

Setiap ada calon orang tua angkat yang datang, Yena selalu bersembunyi dengan Yuri.

Alasannya juga selalu sama.

Yena tidak mau berpisah dengan Yuri.

Memang sejak bayi, kedua anak itu selalu ditempatkan bersebelahan. Dan hal itu sudah menjadi peraturan tersendiri bagi mereka.

Namun saat mereka beranjak dewasa, kebersamaan mereka harus terhalang jenis kelamin.

Yena dan Yuri ga bisa lagi tidur dalam satu kasur yang sama.

Belum lagi karena tubuh mereka yang memang sudah cukup besar, tidak memungkinkan mereka tidur dalam satu tempat tidur.

Tetapi walaupun begitu, kedekatan mereka tidak berkurang.

Justru semakin kuat.

Buktinya ya seperti sekarang, lagi-lagi Yena menyembunyikan Yuri saat ada calon orang tua angkat yang menginginkan anak perempuan.

Jujur rasanya ibu panti mau menyerah mencarikan kedua anak itu orang tua angkat, karena mereka berdua juga tidak pernah terlihat menginginkan hal itu.

Kedua anak manis itu hanya membutuhkan satu sama lain. Dengan Yena yang umurnya lebih tua dari Yuri, membuat mereka melengkapi satu sama lain.

Semakin bertumbuhnya dua anak itu, ibu panti semakin bertanya-tanya,

Apakah kasih sayang antara mereka adalah saudara, atau- lebih dari itu?

Dan pertanyaan itu pun terjawab saat beliau tidak sengaja mendengar percakapan mereka.
Percakapan dimana Yena berjanji kepada Yuri, bahwa saat dewasa nanti mereka akan menikah.

Sejak saat itu, ibu panti hanya mengabaikan Yena dan Yuri saat keduanya menghindar dari pertemuan dengan calon orang tua angkat.

Yuri merasa hidupnya sangat bahagia dengan oppa-nya itu.

Sangat bahagia, rasanya tidak nyata. Rasanya terlalu indah untuk jadi nyata.

Sampai akhirnya, Yuri menghadapi kenyataan yang sebenarnya. Kenyataan yang sangat pahit, dan sialnya itu nyata.

Di umur Yuri yang ketiga belas tahun, Yena kabur dari panti. Meninggalkan Yuri tanpa mengucapkan apapun.

Janji?

Itu semua hanya kata-kata kosong.

~~~~~

"Choi Yena, kamu secara resmi dibebastugaskan dari misi ini"

Between Us • YenyulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang