-Chapter 9-

371 59 6
                                    

Sure, sex is great. But do you know what's better?

It's that deep, passionate, soft, and sweet talk after that.

Unmatched.

Seperti yang Yena dan Yuri lakukan sekarang. Tapi uhm, mungkin kita harus hapus bagian soft dan sweet dari sana.

"Aku ga pernah bayangin kita akan ngelakuin ini. Emang sih aku mau punya anak sama kamu, but fuck Jo Yuri! how many times have you done this?!" Kata Yena yang terdengar agak ngegas diakhir kalimatnya.

"Emangnya hal itu penting?" Tanya Yuri sambil menggambar random pattern pada dada Yena.

Mereka akhirnya pindah ke kamar untuk cuddling, ehm sebenernya sebelum itu mereka tambah 2-3 ronde lagi sih but anyways..

"Ya jelas penting dong!" Gas Yena.

"Kalo gitu kasih tau aku dulu kamu udah pernah berapa kali!" Gas Yuri balik.

"Kamu gausah tau, lagian wajar kan aku cowok"

"Loh, kenapa kalo buat cowok wajar tapi buat cewek engga? Cewek juga boleh kok ngelakuin itu berkali-kali, asal hati-hati dan tetap higienis" jelas Yuri.

Mohon maklum, bagi Yuri kesetaraan gender itu penting.

"Ya emang boleh, ga ada yang larang kalo orang lain mah. Tapi kan kamu Jo Yuri, ya aku larang lah"

Sebenernya kenapa dua manusia ini bertengkar?

Alasannya adalah karena hubungan intim yang baru aja mereka lakukan terasa sangat memuaskan.

Yah walaupun awalnya mereka agak awkward, maklum mereka udah kenal satu sama lain dari kecil. Image kakak-adik sudah sangat melekat pada mereka, seperti apa yang dipikirkan oleh ibu panti sebelumnya.

Tapi aslinya, perlakuan Yena dan Yuri ke satu sama lain sangat jauh dari kata 'saudara'.

Alasan mereka tetap melakukan hubungan intim ya karena sama-sama kebelet nafsu.

Parah emang, ahli neraka dua orang ini.

Yang jadi permasalahannya, baik Yena maupun Yuri sangat paham langkah demi langkah dari kegiatan mereka tadi.

Dari foreplay sampai inti, mereka lakukan dengan sangat- yah hanya mereka berdua yang tau.

Yang pasti, tadi itu terasa luar biasa.

Hal itu berarti mereka berdua sama-sama berpengalaman. Dan oh, mereka tidak menginginkan hal itu untuk satu sama lain.

"Well, it's too late now"

"Belum terlambat, yang penting mulai sekarang kamu gausah aneh-aneh lagi sama Han"

"Udah dibilang, ada yang harus aku pastiin Yena"

"Yena? Yena doang? Oppa-nya kemana?"

Nah kan bener, ga ada soft-nya apalagi sweet.

"Udah lah, aku ga mau debat sama kamu. Kita ngomongin yang lain aja" kata Yuri sambil bangun lalu menjadikan tangannya sebagai tumpuan kepala.

"Hmm kalo gitu, tell me about yourself" kata Yena.

"Kamu mau tau apa?"

Yena mulai berpikir sambil menatap langit-langit kamarnya. Ada banyak hal yang ingin Yena tau dari Yuri.

Mereka punya banyak waktu, jadi Yena akan mulai pelan-pelan.

"Hm, coba dari hal simple. Mungkin hobi? Kamu masih suka baca?"

Between Us • YenyulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang