"Eumh~ kau siapa?"
Minho terkesiap, kepalanya spontan terangkat dan langsung mendapati Jisung yang kini membulatkan mata.
Setelah mengenali sosok asing yang tiba-tiba berada di kamarnya, dengan segera Jisung menarik tangannya dari genggaman pemuda itu. Badan mungil itu beringsut mundur, yang malah membuat kepalanya berdenyut sakit.
"Argh!"
Minho terkejut, tubuhnya spontan beranjak dengan tangan yang berusaha meraih tubuh Jisung yang tetap menjauhinya meski dalam keadaan menahan pening.
"Hey Ji? Kau tak apa?"
Pertanyaan bodoh. Sudah jelas adik kelas manisnya itu sedang tak baik-baik saja.
"Ini, minumlah dulu."
Jisung menurut; menerima gelas berisi air mineral yang Minho berikan, lalu meminumnya secara perlahan.
Setelah merasa lebih baik, tangan mungilnya kembali menaruh gelas bening itu diatas nakas. Membuat Minho kembali menarik tangan yang sebelumnya berniat membantu.
Pemuda Han itu kembali merebahkan tubuh mungilnya, lalu memejamkan mata guna mengurangi kemungkinan bahwa netranya akan kembali bersitubruk dengan netra legam Minho.
"Ji?"
Bukannya menjawab, si pemilik nama justru menarik selimut; menutupi keseluruhan tubuhnya hingga pucuk kepala.
Jisung tak siap dengan kehadiran Minho yang sangat mendadak.
"Apakah aku masih bermimpi? Bagaimana bisa dia berada dikamarku?"
Terlalu sibuk menetralkan degup jantung, membuat Jisung tak menyadari bahwa selimut yang kini menjadi tameng untuk menutupi diri dari Minho justru sedang ditarik pelan oleh pemuda itu.
"Ji? Kenapa sembunyi?"
Sungguh, rasanya Jisung ingin menghilang dari hadapan Minho saat ini juga. Tapi bagaimana bisa?
Lagipula kan ini kamarnya, jadi yang seharusnya pergi bukanlah dia— melainkan seseorang yang masih setia menarik-narik pelan selimutnya.
"Jisung kau tak merindukanku?"
Yang ditanya menggeleng ribut; membuat selimut yang menutupinya ikut bergerak acak.
Minho menghela nafas, "baiklah, kalau begitu aku akan pulang."
Dengan cepat selimut putih itu menurun; memperlihatkan sebagian kepala Jisung yang menyembul, diikuti dengan mata bulat yang menatap sedih kearah Minho.
"Hm? Kenapa?"
Surai kecoklatan yang menyembul itu diusak lembut oleh Minho. Iris legamnya menatap lurus kearah Jisung yang terlihat mati kutu.
"Aku pulang ya?"
Si manis menggeleng ribut, membuat kening Minho mengernyit samar.
"Aku tak boleh pulang?"
Kini, pemuda Han yang masih setia menutupi hampir keseluruhan tubuhnya dengan selimut putih itu mengangguk lucu.
"Jiji ingin tetap ditemani?"
Lagi, Jisung kembali mengangguk kecil, membuat Minho terkekeh gemas.
Tangan yang sedari tadi mengusak surai Jisung beralih kearah selimut; mencoba untuk menurunkan selimut itu dengan sabar.
"Tak mau menurunkan selimutmu Ji? Aku merindukan wajahmu, ingin lihat."
Berbanding terbalik dengan keinginan Minho, si manis justru kembali menaikan selimutnya; menutup keseluruhan tubuh dan membuat tangan Minho ikut tenggelam dibalik selimut.
![](https://img.wattpad.com/cover/250918407-288-k329446.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Wish You Back ; Minsung (end)
Fanfiction[ sequel On Track ] Jisung hanya ingin Minhonya kembali, tidak peduli kalau pada akhirnya ia harus melanggar prinsip hidupnya sendiri. Notes ! • baca on track dulu baru ini ya, biar kamu ngerti • book ini gabakal panjang" banget ( short ff ) • bahas...