"Kak Jisungg~!"
Sang pemilik nama terkekeh melihat kelakuan gadis yang lebih muda empat tahun darinya itu. Keduanya memang kerap bertemu diwaktu istirahat seperti ini. Menghabiskan waktu istirahat Jisung untuk memakan bekal sambil saling bertukar cerita dipinggir lapangan sebelah kantin.
"Aku dengar kakak sudah menemukan solusinya?"
Ammy bertanya dengan semangat, membuat senyum Jisung mengembang secara otomatis. Pemuda yang baru saja mendapatkan pertanyaan itu mengangguk kecil membuat Ammy memekik kegirangan.
"Tapi aku belum tahu apakah ini bisa meyakinkan papa untuk memberikan izin."
"Tenang, aku sebagai adik yang baik akan ikut mendoakan agar papanya kakak berubah pikiran."
Jisung mengangguk, setidaknya dengan dukungan kedua sahabat plus Changbin sudah lebih dari cukup.
"Oiya, tentang rencana sekolahmu tahun depan, kau akan masuk sekolah ini?"
"Iya, aku akan masuk di SMP ini."
Jisung mengusak surai kepirangan gadis yang sudah ia anggap sebagai adiknya itu, jujur saja Jisung merasa bangga karena akhirnya Ammy bisa bangkit dari trauma masa lalu yang membuatnya menjadi pribadi yang sangat tertutup dan bahkan takut dengan orang asing.
Itulah alasan dirinya menerima ajakan berteman dari gadis itu, Jisung mengerti bagaimana rasanya kesepian karena dirimu yang tertutup tapi sebenarnya ini semua bukan keinginanmu sendiri. Ketika dirimu ingin menerima orang baru tetapi karena kejadian dimasa lalu membuatmu harus berpikir beribu-ribu kali untuk melakukan itu.
Jisung sendiri memang memiliki trust issue yang terjadi beberapa tahun silam, membuat dirinya yang sudah tertutup semakin menjadi-jadi.
Berbeda lagi dengan Ammy, gadis itu pernah ditipu dan hampir diculik oleh orang asing yang membuatnya menjadi trauma. Itulah alasan mengapa sang mama; bu Irene memutuskan untuk mendaftarkan Ammy ke homeschooling.
Setidaknya, ini adalah tahun terakhir Ammy melakukan itu, karena trauma yang perlahan membaik itu membuatnya kembali diizinkan untuk memasuki sekolah umum.
"Tapi saat aku masuk sekolah nanti, kak Jisung sudah tidak bersekolah disini lagi."
Ammy merengut, memikirkan fakta bahwa satu-satunya teman yang sudah ia anggap sebagai kakaknya sendiri harus berpisah jauh darinya.
"Itu tandanya kau harus menemukan teman baru."
Wajah Ammy menampilkan raut tidak yakinnya, traumanya memang sudah hilang, tapi rasanya masih terasa sulit untuknya memulai interaksi dengan seseorang.
"Kau pasti bisa Ammy, percaya padaku."
- Wish You Back -
Jisung membuka pintu utama rumahnya dan langsung mendapati Felix dan Changbin yang memang memiliki janji dengannya.
Atau lebih tepatnya dengan sang papa.
"Tuan Han ada?"
"Ya, dia menunggu kalian."
Keduanya mengangguk lalu masuk kedalam rumah sederhana Jisung setelah membuka sepatunya masing-masing.
Rencananya hari ini Jisung, Felix, dan Changbin akan bernegosiasi dengan tuan Han perihal rencana Jisung untuk pergi merantau. Tuan Han yang berkali-kali didesak oleh Jisung mau tak mau menyetujui untuk bertemu dengan kedua teman dari anaknya itu.
Jisung yang pertama kali memasuki ruang keluarga langsung mendudukkan dirinya disofa yang berada disebelah sang papa. Tuan Han yang melihat kecanggungan kedua teman dari anaknya itu akhirnya mempersilahkan mereka untuk duduk disofa yang berada diseberang nya.
"Seo Changbin, benar?"
Pria paruh baya itu menebak salah satu diantara kedua pemuda dihadapannya sebagai orang yang katanya ingin bernegosiasi dengannya. Walau sebenarnya, dirinya sudah kenal dengan wajah Felix yang membuat tebakannya otomatis benar.
"Ya, benar."
"Jadi?"
Jujur saja, sebenarnya Jisung khawatir kalau semua ini akan berakhir sia-sia. Karena dirinya sudah tahu seberapa keras kepalanya sang papa.
Tapi mau bagaimanapun mereka harus tetap mencoba kan?
"Jadi begini, saya dengar alasan tuan tidak mengizinkan Jisung untuk berkuliah di kampus tujuannya adalah karena khawatir akan keselamatannya bukan?"
Tuan Han mengangguk singkat, kini fokusnya benar-benar tertuju kepada seseorang yang ia ketahui bernama Seo Changbin itu.
"Bagaimana kalau saya menawarkan anak tuan untuk tinggal bersama dirumah saya? Kebetulan, papa saya baru membeli rumah itu atas nama saya begitu mengetahui kalau saya ingin berkuliah dikota itu. Tentunya tidak hanya kami berdua disana, ada Felix yang juga melanjutkan kuliahnya dikota itu, dan beberapa asisten rumah tangga kepercayaan keluarga saya disana. Jadi, untuk soal keamanan Jisung dan Felix biar menjadi tanggung jawab saya."
Tuan Han memicing, "Saya bahkan baru mengenalmu beberapa menit yang lalu, bagaimana bisa saya mempercayakan anak saya padamu?"
Changbin memberikan sebuah map berisi beberapa lembar yang membuat tuan Han semakin memicing.
"Disitu anda bisa menemukan bagaimana latar belakang saya, latar belakang keluarga saya, dan bahkan semua kontak pribadi saya yang bisa anda hubungi kalau pada akhirnya anda membutuhkan laporan mengenai anak anda."
Pemuda bermarga Seo itu melanjutkan kalimatnya yang mulai mempengaruhi pikiran sang lawan bicara.
"Saya harap anda bisa mengubah keputusan anda. Karena pada kenyataannya, kebahagiaan anak anda sedang berada dikota itu."
Tbc
Kita beri tepuk tangan dulu kepada yth seo changbin sebagai kapten utama minsung. Wkwkwkwk
-141220-
KAMU SEDANG MEMBACA
Wish You Back ; Minsung (end)
Fanfic[ sequel On Track ] Jisung hanya ingin Minhonya kembali, tidak peduli kalau pada akhirnya ia harus melanggar prinsip hidupnya sendiri. Notes ! • baca on track dulu baru ini ya, biar kamu ngerti • book ini gabakal panjang" banget ( short ff ) • bahas...