WYB 18

2.6K 289 57
                                    

"Jadi Christ yang berkata seperti itu padamu?"

Yang ditanya mengangguk pelan, membuat Minho menghela nafasnya dengan kedua mata yang terpejam menahan emosi.




"Kalau aku bilang aku tak memiliki kekasih, apa kau akan percaya padaku?"

Jisung mengalihkan pandangan, menghindari tatapan intens Minho yang membuatnya sedikit gugup.

Haruskah ia mempercayai Minho? Entahlah, ia merasa Minho hanya sedang mengasihaninya.

"Hey Ji, jawab pertanyaanku."

Si manis tertawa remeh, "kau bahkan tak menjawab pertanyaanku sebelumnya, jadi untuk apa aku menjawab pertanyaanmu?"

Lagi-lagi Minho menghela nafas; berusaha tetap tenang dalam menghadapi Jisung yang kembali mengutamakan ego.

"Felix yang memberi tahu ku tentang keberadaan dan keadaanmu. Dan tentu saja aku kesini untuk menjengukmu, kata Felix keadaanmu sedang sangat mengkhawatirkan."












"Pulanglah."

Si pemuda Lee tersentak, apa ada yang salah dengan ucapannya? Ia menjawab semua pertanyaan itu dengan jujur, tapi mengapa Jisung justru membelakanginya dengan selimut yang kembali menutup keseluruhan tubuh?

"Pulang Lee, kau tak perlu mengasihani ku. Aku bisa melalui semua ini sendiri."

Punggung kecil berbalut selimut itu kembali bergetar pelan, dengan empunya yang berusaha mati-matian menahan isakan. Perasaan miris melingkupinya. Tentu saja Minho hanya datang karena keadaannya yang sedang tak baik-baik saja, tapi dengan bodohnya Jisung justru berharap lebih pada lelaki itu.

Berharap untuk lelaki itu kembali ke pelukannya dengan perasaan yang tetap sama seperti saat pertama kali mereka bertemu.

Meski pada akhirnya Jisung sadar, bahwa harapan itu hanya memiliki kemungkinan yang sangat kecil untuk terjadi.


Tetapi, tiba-tiba ia dapat merasakan sesuatu melingkari pinggang rampingnya, disertai dengan hembusan nafas hangat yang terasa menggelitik area sensitif Jisung. Tubuh mungilnya tenggelam dalam dekapan hangat Minho, membuat Jisung terdiam kaku dengan jantung yang berdebar hebat.

Sang dominan berusaha membalikan posisi; membuat si manis berbalik menghadap kearahnya. Dengan keadaan Jisung yang bisa dibilang sedang melemah, membuat Minho dapat dengan mudah mengubah posisi sesuai keinginannya.

Tubuh mungil itu ia dekap erat, mengabaikan pemikiran-pemikiran buruk yang mengatakan bahwa tingkahnya akan membuat Jisung kembali risih seperti dulu.

Sedangkan si manis masih dalam keadaan diam; membiarkan tubuhnya didekap erat oleh Minho yang memberi perasaan nyaman untuknya.

Deg

Deg

Deg


"Kau mendengarnya Ji?"

Perlahan, Jisung mengangguk pelan ketika indera pendengarannya menangkap suara debaran Minho yang terdengar lebih keras darinya. Mata bulat itu mengerjap lucu; yang berada dihadapannya saat ini adalah dada bidang milik Minho yang dibalut kaos hitam, dengan wangi khas pemuda itu yang menenangkan, dan itu berhasil membuat pipi gembilnya merona hebat.

"Apa menurutmu debaran sekencang ini akan hadir hanya karena mengasihani mu?"

Si mungil tetap bungkam, lidahnya terasa kelu untuk sekedar mengucapkan sepatah kata. Yang bisa ia lakukan hanya ikut membalas pelukan Minho secara perlahan; melingkarkan lengannya di leher sang dominan.

Wish You Back ; Minsung (end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang