Part 2

42 8 9
                                    

SMA Androcles di gemparkan dengan berita yang kata nya ada murid baru pindahan dari luar negeri.

Banyak dari kamu hawa yang bergosip tentang kabar itu karena diketahui bahwa murid baru berjenis kelamin laki-laki.

Kelima inti Mevlator berjalan di tengah-tengah koridor tanpa mau tau bisik-bisik dari murid Androcles. Mereka berlima berjalan dengan raut ekspresi masing-masing.

Samudera dengan tatapan datarnya. David dengan tampang sok angkuh. Alresca yang cool dan terkadang tersenyum bila ada yang menyapa, dan terakhir Dipsah serta Tara dengan muka genit yang selalu menggoda siswa-siswi yang lewat.

"Hai cantik" sapa Dipsah pada adik kelas yang melewatinya.

Adik kelas itu berhenti bersama temannya."A-apa kak?" Tanya riya dengan malu-malu.

Dipsah tersenyum genit. "Boleh minta nomor WhatsAppnya gak?" Jawab Dipsah dengan kerlingan matanya.

"Buaya nya mulai aktif ya, bund." Sindir David.

"Iri? Bilang bos." Ledek Dipsah yang membuat David memutar bola matanya.

Samudera menatap kedua adik kelasnya itu yang membuat mereka salting. "Mendingan Lo berdua pergi." Adik kelas itu mengangguk dan pergi.

"Bangsat, kok Lo malah ngusir mereka sih?! Kan gue belum dapat nomornya." Sungut Dipsah membuat teman-temannya tertawa.

"HAHAHA kasian gagal PDKT." Tawa Tara menggema di koridor.

Alresca terkekeh pelan namun dia merasa kepalanya mendadak pusing. Dia memijat keningnya pelan.

Jangan sekarang-batin Alresca

Wajah Alresca pucat pasi. David yang tak sengaja melihat ke arah temanya itu langsung memegang lengan Alresca yang akan ambruk. "Eh, Res. Lo kenapa?!" Ucapnya panik yang membuat atensi teman-temannya menatap dirinya dan Alresca.

"Gue gak papa."

"Astaga pucet gini dibilang gak papa?!" Seru David.

"Ayo ke UKS." Kata Tara sambil ingin membopong Alresca. Namun langsung di tilak oleng sang empu. "Gak usah kita ke kelas aja." Tolak Alresca.

"Lo bisa nurut gak." Kali ini Sam angkat bicara. "Bawa ke UKS kalau gak mau seret aja." Lanjutnya. Dan dengan terpaksa Resca mau di bawa ke UKS. Sesampainya di UKS ruangan itu kosong belum ada penjaga PMR dan guru UKS yang ada didalam.

Alresca berjalan menuju brankrar dan duduk disana. Kemudian meminum air mineral yang di sodorkan Dipsah. "Minum." Suruh Dipsah.

"Thanks." Alresca menatap teman-temannya satu persatu. "Kalian ke kelas aja gue gak papa. Nanti juga mendingan."

"Bener gak mau ditemenin?" Tanya Tara dibalas gelengan kepala oleh Resca.

"Oke kita keluar. Kalau ada apa-apa Lo hubungin kita." Celetuk Sam yang hanya dibalas anggukan kepala.

Teman-temannya pun pergi dari UKS. Alresca memegang dadanya yang berdenyut. Tak terasa air mata kolor begitu saja.

Jujur dia sama sekali tidak tahan dengan rasa sakitnya. Tapi dia harus apa selain merasakan dan menikmati rasa sakit ini?

*****

Xll IPS 3 adalah kelas kumpulan anak yang berandal, serta didalamnya terdapat inti Mevlator dan beberapa anak Mevlator yang lain.

Suasana yang ramai seketika hening karena masuknya walas dan dibelakangnya terdapat murid laki-laki yang setia mengekor.

Para inti Mevlator saling tatap mereka merasa familiar dengan Murid laki-laki itu. Namun, mereka memilih diam.

"Anak-anak kalian kedatangan teman baru." Beritahu Bu Rita kepada anak didiknya. Yang langsung disambut heboh apalagi kaum hawa. Karena melihat betapa tanpa siswa didepan.

OMG ganteng bangetttttt

Fix harus jadi pacar gue

Jiwa jombloku meronta-ronta

Masyaallah jodoh kuuuuu

"Diam." Seru Bu Rita membuat mereka langsung terdiam. "Ayo nak perkenalkan namamu."

"Gue Leander Rafeel Androcles, pangil Lean. Pindahan dari Jerman."

1 detik

2 detik

3 detik

4 detik

"Lean!" Seru inti Mevlator yang membuat siswa-siswi terkejut. Mereka langsung berpelukan erat karena saking lamanya tidak bertemu. Bu Rita dan siswa lainnya menatap mereka cengo.

"Ekhm." Dehem Bu Rita membuat acara peluk-pelulan itu selesai. "Lean, kalu bisa duduk dengan Resca karena dia duduk sendiri. Oh iya hari ini kalian free class karena Pak Bondang sedang sakit, ibu keluar dulu."

Saat mendengar free class membuat kelas heboh. Para murid membentuk kelompok mereka sendiri-sendiri. Dan ada yang main game, ghibah, ngerusuh dan lain sebagainya.

Tapi lain hanya dengan Lean dan keempat inti Mevlator, mereka duduk dibangku pojok belakang tepatnya bangku milik Resca dan mereka juga menggabungkan bangku-bangku yang lain.

"Oh ya, yang namanya Resca mana?" Tanya Lean membuat perhatian teman-temannya ke padanya.

"Resca di UKS, lagi sakit wajahnya pucet banget tadi." Celetuk Dipsah.

Lean langsung menegang. " Te-terus gimana keadaannya?"

"Kita belum tau, kitanya aja disuruh balik ke kelas sama tu anak." Tara mengedikkan bahu.

Raut wajah Lean mendadak gelisah. Sebenarnya dia khawatir dengan keadan  adiknya. Gimana kalau adiknya kenapa-napa?

"Lean, Lo kenapa gelisah gitu?" Tanya David.

"O-oh gak papa. Gue ke toilet bentar kebelet." Lean langsung ngancir begitu saja tanpa menunggu jawaban teman-temannya.

Aneh

*****

Jangan jadi silent reader.

Makasih ya udah baca:)
Jangan lupa follow akun ini. Oh iya jangan lupa vote dan komenya. Kasih tau kalau ada typo.
Ya udah cuma kasih tau itu aja.

See you...

ALRESCATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang