part 4

36 4 9
                                    

Bel pulang sekolah berbunyi semua murid SMA Androcles berhamburan keluar. ada yang bergegas pulang karena pengen rebahan, nongkrong-nongkrong di kafe dan masih banyak lagi.

Kedua gadis cantik berjalan santai menyusuri koridor dengan mengobrol ala-ala wanita, dan mereka juga sesekali tertawa bila ada pembahasan yang lucu.

"Vale, hari ini dijemput?" Tanya gadis dengan bandana biru yang melekat di kepalanya.

Gadis yang dipanggil Vale itu menoleh. "Enggak, aku mau naik angkot aja."

"Tumben."

"Penen aja, Gis." Dan gadis yang dipanggil Gis itu hanya mengangguk. Lebih tepatnya Giska Adinda Putri.

Iya dua gadis cantik yang sedang berbicara di koridor sambil berjalan ini adalah Stella valerie dan Giska Adinda Putri. mereka berdua sudah menjalani persahabatan dari masa  tiga SMP, dan Giska merupakan pacar Samudera Bramasta sang leader Mevlator.

Mereka berpisah di parkiran karena valerie yang harus menuju halte guna menunggu angkutan umum, sementara Giska? Dia selalu pulang bersama Sam.

"Giska, aku duluan ya. Kamu hati-hati." Pamit Valerie.

"Lo juga. Kalau ada apa-apa kabari gue." Pesan Giska.

"Iya."

"Bye Valerie sayang." Setelahnya Giska berjalan menuju Sam sedangkan Valerie menuju halte bus.

*****

selebum lanjut baca, aku mau ngucapin selamat hari raya idul Fitri. Mohon maaf lahir dan batin, meskipun hari raya tahun ini lagi-lagi harus virtual kalian tetep semangat yaaaaa, semoga di hari raya selanjutnya bisa kumpul gak virtual lagi.

"Kan capek kalau virtual Mulu, Canda capek"

Hujan tiba-tiba turun membuat pemuda yang sedang menancap gas motornya berdecak, pasalnya jika dia terkenal setetes air hujan pasti keluarganya akan ceramah panjang lebar.

Terutama sang kakak. entah ada angin apa tiba-tiba kakaknya berubah menjadi posesif padahal dia bukan anak gadis.

Pemuda itu pulang tidak bersama kakaknya karena tadi dia dipanggil Bu Rita, untuk pengisian formulir lomba olimpiade matematika. Atensi pemuda itu melihat seorang gadis yang sedang memeluk dirinya sendiri di halte bus dekat sekolah lantas pemuda itu menancap gasnya guna menghampiri gadis tersebut.

Sesampainya di sana pemuda itu langsung mematikan mesin motor dan turun berjalan santai menghampiri gadis yang kedinginan itu.

"Lo ngapain masih disini, hmm?" Gadis itu tersentak oleh perkataan pemuda itu. Dia menengokkan kepalanya dan terkejut melihat pemuda dihadapannya.

"Ka-kak Resca." Cicitnya pelan.

"Bagus kalau Lo tau nama gue, jadinya gak perlu ngenalin diri." Ucapnya diselingi kekehan. Sementara gadis itu hanya tersenyum kecil.

"Emm, kak Resca ngapain disini?"

"Neduh." Jawab Resca singkat. "Dan Lo ngapain belum pulang?"

"Aku nunggu angkutan umum tapi gak ada yang lewat. Hp aku juga mati jadinya gak bisa hubungin supir buat jemput." Jelas gadis itu.

Resca hanya mengangguk dia melihat sekitar dan kebetulan hujan sudah mulai reda. Dia menatap gadis itu kembali. " Pulang sama gue."

"H-ha?" Beo gadis itu.

"Ck. Pulang sama gue." Ulangnya.

"Ng-ngak usah kak. Nanti ngerepotin." Tolak halus gadis itu.

Decakan dari mulut Resca terdengar. "Ck. Lo mau Sampe malem disini? Lagian gak ada angkutan umum yang lewat, Ini juga udah magrib."

"Tap--"

"Lama Lo." Resca langsung menarik pelan lengan gadis itu dan menggeretnya menuju motornya berada. sebelum menaiki motor, resca mencopot jaketnya dan melingkarkan di pinggang gadis itu agar pahanya tidak terlihat karena dia sedang memakai motor sport sekarang.

"Ma-makasih kak." Ucap gadis itu dengan gugup.

Resca tidak menjawab malah menyuruh gadis itu naik. " Naik, nih pegangan tangan gue."

Setelah gadis itu naik Resca langsung menarik tangan gadis itu dan melingkarkan diperutnya. Gadis itu terkejut hendak melepaskan namun langsung di tahan oleh Resca. "Entar jatuh."

Resca menancap gasnya membelah jalanan kota jakarta yang selalu ramai, tapi untungnya hari ini tidak macet. keheningan menyelimuti keduanya, resca hanya menanyai alamat gadis itu dan setelahnya hening kembali.

Akhirnya mereka sampai di rumah minimalis namun terkesan modern. gadis itu turun dari motor dengan bantuan dari Resca.

"Makasih kak." Ucapnya pelan yang dibalas anggukan kepala oleh Resca. Resca langsung pergi meninggalkan gadis itu tanpa mengucapkan sepatah kata pun.

"Astaga. Ini jaketnya lupa balikin." Gumam gadis itu.

*****

Resca sampai di pekarangan rumahnya, oh lebih tepatnya mension. dia langsung memasuki mension itu dengan santai. banyak bodyguard dan maid yang berpapasan dengannya menunduk hormat yang hanya dibalas dengan senyum oleh Alresca.

Sampainya di ruang keluarga lantai bawah Alresca melihat mommynya sedang santai menonton tv ditemani secangkir teh dan kue brownis. Resca langsung duduk di sebelah mommynya dan memeluknya erat.

"Yaallah dek, kamu bikin mommy kaget." pekik mommy nya sambil mengelus dada. Tapi Alresca hanya menyengir.

Alresca melepas pelukannya dan mengecup pipi mommy nya singkat. "Aku ke atas dulu mom, mau mandi." Pamit Alresca.

"Mandi air hangat Lo dek, cuacanya lagi dingin." Jawab Annandya selaku mommy dari Alresca dan Lean.

"Iya."

*****

Jangan lupa vote.

Jangan jadi pembaca gelap:)
See you:)

ALRESCATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang