[A/N]: Sekiranya ada typo tolong tag biar Azka benerin lagi.
~~~
Semilir angin memasuki jendela kamar yang terbuka, menghantarkan dinginnya cuaca. Suara gemericik air hujan seolah menjadi melodi keheningan malam itu.
Lagi lagi desahan kasar keluar dari mulut sang gadis, matanya menatap sinar bulan membuat sang iris bersinar. Selimut membalut tubuhnya, melindungi tubuh mungilnya agar tak menggigil karena dingin.
Pikirannya kalut memikirkan permasalahan kali ini. "Argh sial" ia melempar bantal ke arah pintu. Tepat pada saat itu, pintu kamar terbuka. Alhasil bantal tersebut mengenai tubuh sang pelaku pembuka pintu.
Mata (name) membulat, "i-ibu?"
Jessi menatap sinis (name). Badannya membungkuk hendak mengambil bantal tersebut. "Apa yang kau lakukan?"
"Aku.. tidak sengaja, Bu"
Jessi melempar bantal mengenai wajah (name), "besok malam pergilah ke pesta denganku, ingat! Jangan mempermalukan ku"
(Name) mengangguk saja.
"Kau paham tidak? Jangan buat aku marah"
"Iya aku mengerti"
Jessi berbalik lalu menutup pintu kamar (name). (Name) menghela nafas, setidaknya ia tak perlu repot repot mengambil bantal itu, Bersyukurlah pada Jessi.
(Name) menutup pintu jendela rapat rapat, ia menata bantal sekiranya agar terasa nyaman kala ia tidur. Selimut ia naikkan sampai dada lalu ia mematikan lampu kamar.
Ia rasa, dengan tidur ia akan melupakan semua beban pikirannya, meskipun hanya sementara.
~~~
"(Name)! tuna!" Inumaki hendak mengejar (name) yang berada di depannya. Jika biasanya (name) akan langsung berhenti lalu memberi senyuman hangat, maka kali ini tidak. (Name) semakin mempercepat langkahnya.
Entahlah, (name) hanya tidak ingin bertemu dengan inumaki, itu saja. Ia akan teringat pada nobara jika ia melihat inumaki.
Perasaannya campur aduk.
Tapi tentu saja inumaki tetap dapat menggapai tangan (name), karena tinggi badannya yang jauh lebih tinggi daripada (name), membuat ia dapat lebih mempercepat langkah nya.
"(Name)hh.. takanahh?" ((Name) kau kenapa?) Ujarnya ngos ngos an. Dadanya naik turun, napasnya memburu.
(Name) menunduk tak berani menatap lawan bicara nya. "A-aku baik baik saja" ia mencoba melepas cengkraman inumaki. Namun inumaki lebih mengeratkan nya.
"Tunamayo!" (Kau bohong!)
"Aku bersungguh sungguh, senpai"
Dalam balik kerahnya inumaki menggertakkan giginya. Kenapa (name) tak mau jujur padanya, tiba tiba menjauh pada nya seolah ia melakukan kesalahan, Inumaki bingung harus berbuat apa.
KAMU SEDANG MEMBACA
With You || Inumaki Toge
FantasyKisah seorang (name), gadis muda yang selalu tersiksa secara fisik maupun batin, oleh ibu tirinya, bahkan ayahnya pun enggan meliriknya akibat beberapa kalimat pencuci otak yang di keluarkan ibu tirinya. Tak hanya itu, (name) pun kerap menjadi bahan...