Chapter 2 : Pertemuan pertama

1K 151 56
                                    

Hembusan angin sejuk pagi hari menerpa permukaan kulit halus sang gadis. Seragam sekolah sudah terpakai dengan rapi di tubuhnya tak lupa dengan tas yang digendong di belakang punggung.

Matanya menatap lurus jalan raya dari luar jendela yang nampak ramai oleh kendaraan, mengingat ini hari Senin yang merupakan hari sibuk.

Pikirannya sedari tidak bisa tenang. Ia terlalu memikirkan bagaimana nasibnya yang malang ketika memasuki sekolah mewah itu.

Bisakah ia mempunyai teman disana? Apakah ia akan menjadi bahan bully lagi? Entahlah.

Ia menghela nafas gusar, lalu mengalihkan pandangannya ke depan. Sepertinya sudah sampai. Mobil yang ia tumpangi berhenti tepat di depan gerbang sekolah. Nampak megah, pikirnya. Sang sopir menoleh ke belakang, "Kita sudah sampai, (name)-sama"

(Name) mengangguk, "Iya, terima kasih." Sang sopir hanya membalas dengan tersenyum.

(Name) turun dari mobilnya, membanting pintu lalu berjalan memasuki gerbang sekolah. Ia menarik nafas dalam sebelum melangkah.

"Tidak masalah (name). Kau sudah terbiasa bukan?" Gumannya. Kakinya terus melangkah, kepala ia tundukkan. Tak berani menatap lurus ke depan.

"Wah wahh lihat siapa yang datang", langkah (name) seketika terhenti. Cepat sekali mereka bertemu!. Ia mendongak, mendapati tiga orang gadis berseragam sama sepertinya berada di depan. Menghalangi jalannya. Wajah (name) memucat, "Y-yui?!".

Merasa terpanggil, salah seorang gadis disana yang berada paling depan bersedekap dada dan tersenyum miring. "Yo (name)! Apa kabar?"

(Name) tidak menjawab, dirinya menatap para gadis di depannya takut. Lebih baik ia cepat pergi dari sini! "B-biarkan aku lewat" Hampir saja (name) akan melangkah.

Namun Yui dan teman temannya lebih dulu menghalangi. "Kenapa begitu terburu buru? Sombong sekali"

"A-apa mau mu?"

"Tidak ada"

"K-kalau begitu p-permisi", lagi lagi mereka menghalangi. (Name).

"Sial sekali aku harus satu sekolah denganmu, lagi" Tidak! Seharusnya (name) yang mengatakan itu! (Name) diam saja.

Yui mendekatkan tubuhnya, "Bukankah sudah ku bilang jangan pernah muncul di hadapanku lagi?" Mimik wajahnya seketika berubah, dingin tak berperasaan.

"Karna kau sudah disini, jangan salahkan aku jika hidupmu tidak tenang disini." Sabung nya. Yui beserta temannya melewati (name). Mereka menyenggol bahu (name) hampir membuatnya jatuh.

"Sebenarnya apa salahku?". Langkah Yui terhenti saat (name) melontarkan sebuah pertanyaan padannya.

Ya! (Name) tak bisa terus diam. Ia harus bertanya dengan jelas apa yang membuat Yui tidak menyukainya.

Jika dia memang memiliki kesalahan yang tidak ia sadari maka ia harus meminta maaf dan berharap Yui bisa memaafkannya.

Yui menengok ke belakang, tampak (name) yang menatapnya dengan tatapan serius. "Kau bernafas saja itu suatu kesalahan. Mati saja kau!" Yui kembali melangkah meninggalkan (name) yang kebingungan dengan jawabannya.

(Name) menghela nafas. Ia tak puas dengan jawaban Yui. Dan, jawaban apa itu?. Memangnya bernafas itu hal yang salah?. Tak ingin ambil pusing. (Name) kembali melanjutkan perjalanan nya yang sempat terhentikan oleh adegan yang cukup mencekam tadi.

.

(Name) memasuki ruang kelasnya, sejenak matanya berkeliaran memastikan tidak ada Yui di dalamnya.

"Fiuhh syukurlah beda kelas" ucapnya sambil mengelus dadanya kala tidak melihat adanya sesosok Yui disana.

Kakinya melangkah masuk, kepalanya masih menunduk. Entah mengapa dirinya takut sekali jika berhadapan dengan orang lain.

With You || Inumaki TogeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang