My Sugar Baby

Chapter VII

My Sugar Baby

.

.

.

.

.

.

.

Haruno Sakura, Uchiha Sasuke

Naruto © Masashi Kishimoto

.

.

.

.

.

.

©Aomine Sakura

.

.

.

.

.

JIKA TIDAK SUKA DENGAN CERITA YANG DIBUAT AUTHOR, SILAHKAN KLIK TOMBOL BACK! DILARANG COPAS DAN PLAGIAT DALAM BENTUK APAPUN!

DLDR!

Selamat Membaca!

"Ini pasti bercanda." Sakura menatap Sasuke. Suaranya bergetar menahan tangis. "Bajingan sepertimu, pasti menipuku dan kakakku. Kami hanyalah korban dari akal licik mu."

Sasuke menyerahkan sebuah map kepada Sakura. Dia sudah menduga jika hal ini akan terjadi. Melihat Sakura yang masih polos seperti itu, dia yakin jika Sakura akan percaya dengan kakaknya ketimbang dirinya.

Menerima map dari Sasuke, Sakura memandang pria dihadapannya dengan pandangan curiga sebelum membuka map yang di pegangnya. Napasnya terasa berhenti dan tubuhnya menegang.

Disana, dia bisa melihat semua percakapan chat di ponsel kakaknya bersama Shion. Sakura tidak tahu dari mana Sasuke mendapatkan semua ini, tetapi ia yakin, jika Sasuke tidak akan berbohong.

Tentu saja, dia mengenali gaya tulisan kakaknya saat berkirim pesan. Di kertas yang di pegang ya, terdapat tulisan chat kakaknya kepada Shion, bahwasanya kakaknya berjanji akan mengirimkan beberapa uang untuk Shion guna modal menjadi aktris.

Halaman terakhir di bukanya dan Sakura tidak bisa menahan emosinya yang meluap. Matanya memandang beberapa foto Shion sedang tidur bersama kakaknya, tidak hanya itu, bahkan terdapat beberapa foto Shion bersama lelaki hidung belang lainnya.

Pelacur sialan itu telah membutakan hati kakaknya. Mengangkat kepalanya, Sakura menatap Sasuke dengan pandangan penuh emosi. Sedangkan Sasuke tersenyum penuh kemenangan. Dia telah mendapatkan wanita itu seutuhnya.

"Bagaimana?" Sasuke tampak tenang. "Kakakmu ada di kamar sebelah, bicaralah dengannya, aku akan menunggu semua keputusanmu disini."

Dengan emosi yang menggebu-gebu, Sakura berjalan meninggalkan Sasuke dan menuju kamar yang di maksud oleh Sasuke. Membuka pintu kamar di hadapannya, Sakura melihat kakaknya sedang duduk dengan wajah penuh luka lebam.