[Sebelumnya berjudul The Lost Hero]
"Sampaikan salamku pada semua pendahulu One For All. Selamat tinggal Midoriya Izuku, namamu akan dikenal sebagai pahlawan yang tidak berguna dalam sejarah."
Izuku yang tewas karena serangan All For One, kembali ke...
[Halo semua, ini adalah chapter yang sudah diedit. Setelah saya kembali menulis setelah sekian lama, saya tahu bahwa chapter ini terlalu banyak memiliki kesalahan, misalnya TYPO, penggunaan –san di nama depan, dsb. Oleh karena ini saya menulis ulang. Ada juga tambahan—jika anda adalah pembaca sebelum chapter ini diedit dan tidak tertarik membaca ulang, aka silahkan scroll ke bagian paling bawah dari chapter ini. Terimakasih!]
[Saya menyarankan anda membaca ulang jika anda ingin bisa lebih mengerti, tapi tentunya saya tidak memaksa.]
<Jika ada kesalahan tata baca, TYPO, atau kesalahan penulisan nama atau quirk. Jangan ragu untuk memberi tahu saya. Saya sangat menghargai semua komentar anda. Terimakasih banyak.>
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Izuku pulang ke apartemennya dengan berjalan kaki, SMP Aldera tidak jauh dari rumahnya dan Izuku selalu bersyukur karena itu. Ketika dia menjadi korban penindasan Katsuki dan antek-anteknya, Izuku bisa dengan cepat berlari ke rumahnya dan mengurangi luka bakar yang disebabkan oleh quirk Katsuki.
Izuku memasukkan kata sandi dan membuka pintu apartemennya. Inko dengan cepat menyambutnya dengan senyuman lebar, yang membuat suasana hati Izuku membaik dengan cepat. Inko mendekat sambil membawa mangkuk panas yang dipenuhi dengan makanan kesukaan Izuku, katsudon.
"Halo Bu."
Inko tersenyum. "Aku telah menyiapkan makanan kesukaanmu. Ayo makan siang."
Izuku mengangguk dan tersenyum lebar. "Baik Bu! Tunggu aku." kata Izuku sebelum berlari kencang ke kamarnya, mengganti seragam sekolah menengahnya menjadi kaus hitam lengan pendek dengan celana berwarna sama berukuran selutut. Izuku dengan cepat duduk di meja makan, menatap katsudon dengan matanya yang bersinar.
Izuku bersiap memakan katsudon sebelum Ibunya mengatakan sesuatu dengan nada khawatir.
