1

71 12 2
                                    

"Jadi ini tempatnya?"

Lelaki dengan koper besar di sebelah kanannya berdiri didepan pagar bangunan yang akan menjadi tempatnya tinggal mulai hari itu, kepalanya celingukan mencari orang untuk bertanya apakah alamat yang ia cari sudah benar atau belum. Tidak lama, matanya menangkap sepeda motor yang melaju ke arahnya, lalu berhenti tepat didepannya. Dibelakang motor tadi ada mobil yang ikut berhenti, sepertinya pemilik yang sama.
Orang yang mengendarai motor tadi melepas helmnya dan mengalihkan perhatiannya ke laki-laki yang daritadi masih setia berdiri.

"Punten Kang, disini teh bener Neozone House bukan ya?" Tanya lelaki tersebut masih duduk diatas motornya.

"Wah kirain orang sini ternyata sama toh" "mau kesitu juga ya ternyata, kayanya iya yang ini bangunannya, soalnya tadi saya sempet tanya-tanya ke orang sekitar" jawab lelaki satu lagi.

Laki-laki yang masih duduk diatas motor itu mengangguk, kemudian tersenyum sambil mengulurkan tangannya." Kalo diliat kayanya Akang mau pindah kesini juga ya? Kenalan dulu yuk Kang siapa tau jadi tetangga nanti hahaha, gue Lio Kang" ucap Lio. Tangannya masih mengulur menunggu dijabat oleh lelaki didepannya.

Melihat itu, laki-laki didepannya ikut tersenyum. Lalu membalas uluran tangan Lio. "Hahaha boleh boleh, saya Aji, panggil aja Kang Aji" balas Aji kemudian keduanya berjabat tangan.
Lio masih tetap tersenyum bahkan kedua lesung di pipinya ikut muncul.

"Bentar Kang"

Lio turun dari motornya lalu menghampiri mobil dibelakangnya, terlihat berbincang dengan orang yang menyetir. Orang yang tadi berbicara dengan Lio keluar dari mobil menuju bagasi belakang lalu mengeluarkan satu koper besar yang sepertinya milik Lio. Setelah koper diambil alih oleh Lio, orang itu pamit memasuki mobil dan kembali menjalankan mobilnya. Lio berjalan ke arah Aji sambil menggeret kopernya.

"Kenapa ga sekalian dianter pake mobil aja Li? Malah pake motor panas-panas gini" tanya Aji. Matahari saat itu memang sedang terik-teriknya.

"Males bolak balik Kang, dari rumah kesini lumayan jauh soalnya" Jawab Lio. Aji hanya ber-oh sambil mengangguk. "Mau masuk sekarang? Panas gila.. kayanya didalem adem" ajak Aji.

Lio mengangguk. "Hayuk Kang"

Ketika Aji akan buka pintu gerbang, klakson mobil mengagetkan mereka berdua, saat dilihat, mobil Avanza putih berhenti tepat dibelakang motor gede milik Lio. Dari dalam mobil, keluar seonggok lagi laki-laki yang tampilannya seperti anak kuliahan.
Sopir yang menyetir juga ikut keluar untuk mengeluarkan koper milik penumpangnya tersebut.

"Makasih ya Pak, udah saya bayar pake OV*" ucap lelaki tersebut.

" oh iya mas Terimakasih kembali, eh maaf, ini motor siapa ya? Bisa di kepinggirin dulu 'a? Saya agak susah mau puter baliknya" kata sopir mobil online tersebut ke arah Lio dan Aji.

"Eh iya Pak, maaf maaf, saya lupa tadi" Lio sebagai pemilik motor segera memindahkan motornya agar tidak menghalangi mobil.

Setelah mobil itu pergi, tersisa 3 orang yang saling diam memperhatikan satu sama lain. Aji yang merasakan kecanggungan segera memecah keheningan.
"Pindahan kesini juga ya?? Masuk bareng aja. Namamu siapa ngomong-ngomong?" Tanya Aji pada laki-laki yang diantar mobil tadi.

"Kara bang, yup seperti dilihat, gua bawa koper bang. Nama abang siapa? Punya ig bang?" Kara berjabat tangan dengan Aji.
"Panggil aja Kang Aji, gampangg ig ma nanti aja sekarang masuk dulu lah ini panas banget gosong lama lama berdiri disini. Ayo Li, motornya masukin aja kamu juga penghuni sini kan masa gadapet tempat parkir" Aji yang sudah tidak kuat ingin segera ngadem masuk duluan ke garasi bangunan yang bisa dibilang mirip kos-kosan, tapi ini versi lebih bagusnya.

From Home : BEGINNING | NCTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang