.
.
.
3 hari berlalu, Kyungsoo merasakan ada yang aneh dengan perutnya pagi ini.
“Kenapa sakit sekali? Bagaimana ini…” Kyungsoo meringkukan tubuhnya.
Dengan tertatih Kyungsoo berusaha bangun dan menelpon Baekhyun.“Ku harap dia tidak sibuk.” Tuuuuuut…..tuuuuut….tuuuut
Deringan ketiga Baekhyun baru mengantkatnya.“Ada apa?” Baekhyun
“Perutku sakit, sepertinya aku salah makan kemarin malam. Bisa datang? Aku tidak bisa bangun sendiri” Kyungsoo meringis.
“ASTAGA… Kata ku juga jangan makan sembarangan. Kau ini… Chanyeol sedang tidak ada. Tunggu aku 15 menit sampai. Bisakah menahannya?” Baekhyun panic. Ia tau sang adik memiliki masalah asam lambung yang cukup sering membuat Kyungsoo berurusan dengan rumah sakit tetapi anak itu masih saja makan sembarangan.
“Hemmm, mengomelnya nanti saja, cepatlah.” Tutup Kyungsoo.
Sesaat sebelum ke Flat, Baekhyun mampir di apotek milik Luhan dan meminta obat untuk adiknya.
“Ini obatnya, sepertinya Kyungsoo tidak makan semalam karena makan malamnya ia letakan dalam kulkas dan sudah aku panaskan sebelum berngkat tadi tapi sepertinya asam lambungnya sudah naik.” Luhan
“Baiklah lu, semoga bisa reda dengan ini. Memang anak itu suka sekali membuatku khawatir. Aku pergi dulu lu. Bye..”
Flat Kyungsoo….
“KYUNG…. DIMANA KAU?” Teriak baekhyun sesaat setelah membuka pintu depan.
“Kenapa aku teriak dia pasti masih dikamar.” Jawabnya sendiri.
“ASTAGA, ini cepat minum obatnya. Lihat keringatmu sudah banjir.” Baekhyun memberikan obat dan segelas air.
“sshhh, ja..jangan mengomel. Pe..perutku masih shakit.” Jawab Kyungsoo dengan tertatih menahan sakitnya.
“Yasudah istirahatlah, sebangunnya nanti kau harus segera makan sesuatu. Mengerti???” Omel Baekhyun yang hanya bisa dijawab Kyungsoo dengan anggukan kepala.
2 Jam kemudian Kyungsoo terbangun, merasa perutnya baikan ia bangun dari tempat tidur dan berniat mengisi perutnya sesuai permintaan kakaknya tadi.
“Kau sudah bangun? Bagaimana perutmu? Bersiaplah kita ke rumah sakit sekarang. Tidak ada bantahan!” Cerocos Baekhyun yang melihat adiknya keluar kamar.
“Kau saja tidak memberikku kesempatan berbicara, aku sudah lebih baik. Tidak perlu ke rumah sakit.” Jawab kyungsoo.
“Kau bukan dokter jadi jangan sok tau. Ini Cepat pakai dan kita berangkat.” Baekhyun memberikan mantel hangat untuk Kyungsoo dan mereka pun pergi ke rumah sakit dengan roti yang Baekhyun siapkan untuk Kyungsoo makan di jalan.
Setibanya di rumah sakit Kyungsoo didudukan menggunakan kursi roda dan dengan cepat masuk ke ruangan yang sudah diberitahu suaminya.
Jadi, sebelumnya Chanyeol lah yang mengurus pendaftaran dan administrasi Kyungsoo di RS.
Masuklah Kyungsoo dan Baekhyun ke dalam ruangan seorang yang mereka yakini adalah ruangan dokter.
Dengan dibantu Chanyeol menggendong adik iparnya menuju ranjang periksa sang dokter.
“Dia sakit bagian perut, sepertinya karena riwayat asam lambungnya kumat. Tolong periksa adik iparku ini, Hun." Chanyeol meminta sahabatnya Sehun yang memang merupakan salah satu dokter di rumah sakit ini.
“Oppa??” dengan nada lemah Kyungsoo bertanya pada kaka Iparnya lewat tatapan sayup mata bulatnya.
“Tidak apa Kyung, dia sahabatku. Baekhyun yang meminta.” Chanyeol menjelaskan.
Setelah memeriksa dan memberikan obat, Sehun pun kembali di mejanya untuk menjelaskan keadaan Kyungsoo.
“Sepertinya memang asam lambung adikmu naik tolong diperhatikan asupan makanannya jangan sampai telat, tetapi akan di observasi lebih lanjut. Saat ini sudah aku berikan obat untuk menurunkan gas asam pada lambung.” Sehun menjelaskan pada Chanyeol dan Baekhyun.
“Baiklah, kami akan lebih memperhatikannya. Terimkasih Hun. Untung saja ada kau.” Chanyeol.
“Tidak masalah, kalian bisa langsung membawanya pulang tapi ingat pesanku untuk menjaga jadwal makannya.” Sehun
“Dan jika besok sakitnya masih belum hilang silahkan kembali lagi.” Sehun menambahkan.
Setelah berpamitan Chanyeol mengantarkan istri dan adik iparnya kembali ke flat Kyungsoo.Di lain tempat…
“Bagaimana persiapan acara awal tahun? Apakah semuanya berjalan sesuai rencana?” Pria berjas yang duduk di meja kebesarannya.
“Sejauh ini masih aman, ada yang meleset tapi tidak terlalu masalah pak.” Jelas pria lain dihadapannya.
“Hyung panggil Jongin saja, kau kan kakak sepupuku dan lagi pula kita hanya berdua disini. Aku hanya menanyakannya." Jongin duduk di meja kebesaran sang ayah yang kini menjadi tanggung jawabnya.
“Hahaha, iya. Hanya masih belum percaya. Adik kecil yang dulu sering ku buat menangis kini sudah menjadi pemimpin bahkan menjadi atasanku. Dunia kadang memang tidak adil.” Junmyeon
“Jika bukan karena peninggalan ayah dan pesannya bahwa ini adalah perusahaan yang beliau rintis dari bawah bersama temannya, aku juga tidak mau hyung. Lagipula beban ini tidak mudah bagiku.” Jongin
“Kau pasti bisa, samchon adalah orang hebat maka berarti kau anaknya juga orang yang hebat. Aku akan selalu mendukungmu adik kecil. Hehehe” Goda Junmyeon
“Terima kasih hyung, ayah juga memberikan amanah lain sebenarnya. Semoga aku bisa menjalankan amanah lain itu.”
“Hubungi aku jika butuh bantuan. Selama masih dalam batas kemampuanku pasti akan ku bantu.”
“Terima kasih hyung, gajimu akan ku naikan bulan depan.” Jongin memberikan senyuman meledeknya.
“Terima kasih pak. Saya akan bekerja lebih keras.” Junmyeon membalas candaan adik sepupunya.
.
.
.
Bersambung...