.
.
.
Seminggu kemudian adalah acara awal tahun, di acara tersebutlah Baekhyun di kontrak untuk tampil bernyanyi dengan lagunya. Diakhir penampilan sebelum turun dari panggung Baekhyun memberikan beberapa kata sambutan.
“Selamat malam semua. Lagu Mirracle in December yang baru saja saya bawakan merupakan kisah nyata hidup saya bersama adik saya. Dimana kami kehilangan Kedua Orang Tua pada bulan Desember, dan hanya adik sayalah kini harta paling berharga yang mereka titipkan sebagai mirracle. Semoga semua hadirin yang datang disini memiliki keajaiban yang indah di tahun ini.” Senyum manis Baekhyun menutup kata sambutannya sebelum ia pun turun dari atas panggung.
Jongin Prov…
“December? Adik? Apakah dia???” Gumam Jongin dalam hati.“Tapi kurasa tidak mungkin, lagipula banyak orang kehilangan setiap harinya. Mungkin hanya kebetulan.”
Puk…
Tangan besar berjari panjang bertengger dibahu Jongin.“Bagaimana penampila istriku? Tidak mengecewakan bukan?” Chanyeol yang lalu duduk di kursi kosong samping Jongin.
“Ya ya ya… Aku justru kasihan pada istrimu, wanita bersuara merdu bisa sial mendapatkan kau sebagai suaminya. Hahahahaha…” Jongin mengejek Chanyeol.
“Ya memang aku beruntung mendapatkannya. Kau akan terkejut jika mengetahui perjuangan hidupnya dengan adik semata wayangnya. Ah… atau kau mau ku kenalkan dengan adik iparku itu? Dia tidak kalah cantik loh…” Alih membalas ejekan Jongin Chanyeol berkata dengan serius.
“Apakah segitu istimewanya ia bagimu?” Jongin jadi pensaran dengan sosok yang bisa mengubah sahabatnya yang ia ketahui dulu cukup terbilang Playboy dan tidak pernah serius dengan wanita.
“Sangat, mereka berdua wanita hebat yang pernah ku temui. Hatiku lebih terikat pada Baekyun, tapi aku juga sangat menyayangi Kyungsoo sebagai adikku. Dan aku bersumpah siapa saja yang menyakiti mereka akan berhadapan denganku.” Mimik muka Chanyeol benar-benar sangat serius.
“Hey..hey.. Serius sekali. Jadi penasaran dengan mereka yang sudah membuat kau seperti ini.” Jongin mencoba mencairkan suasana kembali.
“Akan ku kenalkan kau, tetapi aku punya firasat kau dan Sehun akan bersaing.”
“Apa maksudmu?” Jongin bingung.
“Kemarin adik iparku sakit dan aku membawanya periksa ke RS tempat sehun bekerja, dan aku melihat tatapan tertarik Sehun pada Kyungsoo.” Jelas Chanyeol.
“Aku semakin penasaran, bolehlah kau kenalkan juga temanmu ini.” Jongin.
“Pasti, dan kita lihat siapa yang akan memenangkan hati adik ipar cantikku.” Tantang Chanyeol.
.
.
Ucapan Chanyeol tidak main-main. Untuk mengenalkan Kyungsoo pada para sahabatnya Chanyeol mengadakan acara makan malam.
Sekaligus menyampaikan bahwa ia dan Baekhyun harus segera berangkat kembali melakukan promosi Single Lagu terbaru Baekhyun di Jepang.
Acara tersebut dihadiri Chanyeol, Baekhyun, Jongin, Sehun, Kyungsoo dan Luhan. Di apartemen hanya makan malam sederhana dengan perbincangan ringan.
Tapi Chanyeol dan Baekhyun memang menyadari kalau Sehun dan Jongin menatap Kyungsoo. Akhirnya Chanyeol membuka suara.
“Nanti jika aku dan Baekhyun pergi, kau tidak boleh melupakan jadwal makanmu jika tidak mau membuat kakakmu merengek minta pulang saat itu juga. Memangnya Jepang itu dekat.” Peringat Chanyeol.
“Chanie benar Kyung. Jika sampai ku dengar kau melupakan jadwalmu lagi, maka aku tidak akan pernah lagi mau jadi penyanyi dan tour meninggalkanmu. Paham!” Peringat Baekhyun.
“Lu, aku titip Kyungsoo. Pukul saja kepalanya jika dia keras kepala.” Lanjut Baek pada Luhan.
“Siap Baek, jika sudah mendapat restu akan ku pukul ia tiap hari. Karena keras kepalanya memang setiap hari.” Balas Luhan sambil menatap Kyungsoo penuh kemenangan.
“Aish… Apa-apaaan sih kalian. Aku kan malu. Memangnya aku anak kecil. Sudahlah aku mau mencari angin, silahkan lanjutkan percakapan kalian.” Kyungsoo bangkit dari duduk dan membungkukkan badan untuk menghormati tamu kakaknya.
Melihat Jongin dan Sehun tidak melepaskan pandangan mereka pada Kyungsoo, membuat Chanyeol dan Baekhyun tergelitik.
Luhan? Luhan hanya melanjutkan pelan makannya tanpa memperdulikan situasi yang ada.
Setelah acara makan malam selesai Sehun, Luhan, Baekhyun dan Chanyeol melanjutkan acara dengan menonton film di ruang tengah.
Kyungsoo keluar mencari angin di taman apartemen. Dan Jongin di balkon apartemen.
Yang tidak mereka sadari Jongin dapat melihat Kyungsoo dari atas lantai 3.Ia melihat Kyungsoo memegang selembar foto dan pita biru kecil, tidak begitu jelas foto siapa yang Kyungsoo lihat, tetapi Jongin melihat dengan jelas bahu Kyungsoo bergetar. “Apakah ia menangis?”.
Kyungsoo Prov…
“Eomma, Appa. Kyung rindu… Baek eonni sekarang sudah menjadi penyanyi terkenal. Apa kalian melihatnya? Sudah 18 Tahun, apa aku bisa mengungkapkannya? Beri Kyung kekuatan eomma, appa. Jika bukan karena Baek eonni, Kyung ingin menyusul kalian saja. Hiks…Hiks…” Kyungsoo menahan tangisnya tidak ingin ada yang mendengar isakannya.
“Pakai ini.” Jongin menyodorkan sapu tangan miliknya pada Kyungsoo.
“Terima Kasih Kim Jongin-si.”
“Apakah ada suatu masalah?” Tanya Jongin perlahan takut menyinggung wanita dihadapannya.
“Bukan masalah apa-apa. Ah ya saya permisi takut Baekyun dan Chanyeol Oppa mencariku.” Kyungsoo berusaha mengindar.
Sepeninggalnya Kyungsoo Jongin bergumam “Kenapa tiba-tiba aku merasa ingin sekali melindunginya? Apa yang terjadi padaku?”
.
.
.
Bersambung....