Twelve

15 4 0
                                    

.

.

.

Acara makan malam telah selesai, beberapa rekan kerja Chanyeol dan Baekhyun telah pamit pulang. Kini hanya tersisa Kyungsoo, Luhan dan juga Sehun dirumah Chanyeol dan Baekhyun.

Luhan adalah teman dekat Kyungsoo yang pasti juga adalah teman Baekhyun, dan kemana Jongin? Ia telah pamit dengan alasan masih ada deadline pekerjaan yang harus diselesaikan.

Alasan sesungguhnya adalah ia tidak tahan melihat keceriaan Kyungsoo dan Sehun yang mereka tunjukkan, tanpa Jongin tau alasan bahwa Sehun telah mencoba berdamai dengan perasaannya dan akan serius menganggap Kyungsoo sebagai adiknya. (Jongin salah paham nih)

“Lu, aku akan menginap di sini karena eoni memintanya. Kau tau dia menggunakan calon keponakanku untuk mengancam jika aku tidak menurutinya.” Kyungsoo.

“It’s Ok Kyung, kau memang harus menurutinya jika tidak mau ada drama panjang malam ini. Kkk” Luhan meledek Bumil yang sedari tadi asyik menyemili buah-buahan segar.

“Tapi bagaimana denganmu? Apa tidak bahaya jika kau pulang sendirian ini kan sudah larut malam, atau kau ikut menginap juga saja disini?” Kyungsoo tidak enak hati dengan sahabatnya.

“Aku mau Kyung, tapi aku tidak bisa. Besok pagi-pagi sekali aku ada janji dengan beberapa supplier obat sedangakan aku belum terlalu mempelajari perusahaan mereka. Kau tau zaman sekarang kita tidak bisa sembarang menerima pemasok obat.” Luhan.

“Kau benar, tapi bagaimana ini sudah larut. Ah ya! Sehun Oppa, bukankah besok hari liburmu? Bisakah kau mengantar sahabatku Oppa??” Kyungsoo memohon dengan wajah polosnya yang jelas tidak dapat ditolak oleh Sehun.

“Berhenti menunjukkan muka seperti itu Kyung, kau membuatku goyah. Iya aku akan mengantarkan nona Luhan.” Sehun.

“Terima kasih Oppa, Sehun Oppa Jang!!” Kyungsoo sambil mengacungkan kedua jempol tangannya.

“Baiklah kalau begitu kami pamit sekarang, sekali lagi selamat untuk kalian Chan-Baek. Semoga calon ponakanku tidak mirip dengan ayahnya. Pai Kyungsoo.” Pamit Sehun yang dibalas tatapan tajam oleh Chanyeol.

Luhan segera mengikuti Sehun setelah melambaikan tangannya pada Kyungsoo dan Baekhyun.


Sehun – Luhan Pov.

“Sejak kapan kau mengenal Kyungsoo dan Baekhyun?” Sehun memulai pembicaraan terlebih dulu.

“Aku dan Kyungsoo kenal sejak SHS, aku 1 tingkat di atasnya. Tapi kami berada di ekstrakulikuler yang sama. Sejak saat itu kami bersahabat walaupun saat kuliah kami memiliki kampus berbeda.” Jelas Luhan.

“Hemmmm, berarti kalian cukup dekat. Apakah kau tau masa lalu dan kondisinya?” Tanya Sehun penasaran.

“Tentu, kami sudah hampir 7 Tahun berbagi kamar yang sama. Setelah Baekhyun, bisa dibilang aku lah yang paling mengenal Kyungsoo. Tapi apakah anda memiliki ketertarikan pada Kyungsoo Sehun-sii?” Tembak Luhan yang terlihat jelas Sehun sangat perduli dengan Kyungsoo.

“…….” Hening,

“Aaah, maaf jika pertanyaanku terlalu menyinggung privasimu. Kau bisa mengabaikannya.” Luhan segera menambahkan setelah ia sadar pertanyaannya terlalu berani.

“Ah tidak masalah nona Lu, Aku akan menjawabnya. Hari ini memang aku menyatakan perasaanku padanya. Tapi sayang sekali aku ditolak.”
Suasana kembali hening sesaat.

“Gadis itu menjanjikanku hal yang lebih berarti sebagai gantinya. Ia berkata, ia mau aku menggantikan posisi ayahnya. Ku rasa itu pilihan yang lebih berarti karena berarti aku bisa menjadi tempat ia untuk pulang.” Sehun menjawab sambil tersenyum tulus.

“Kau luar biasa Sehun-sii, setauku laki-laki pada umumnya jika ditolak maka akan langsung menjauh.” Luhan berkata jujur, ia kagum dengan sikap Sehun yang begitu dewasa.

“Kau memiliki Apotek sendiri nona Lu?” Sehun lalu mengalihkan pembicaraan dengan topik lainnya.

“Ya, hanya apotek kecil di tengah kota besar Sehun-sii.” Jawab Luhan rendah hati.

“Panggil aku Sehun saja, terlalu tidak nyaman dengan panggilan formal itu. Biarpun apotek kecil tapi itu milikmu. Aku bahkan memiliki cita-cita untuk membuka klinikku sendiri.” Sehun mulai merasa nyambung dengan Luhan.

“Kenapa tidak bukalah Klinikmu sendiri, sepertinya kau dokter yang dapat diandalkan.” Balas Luhan.

“Tentu saja, mungkin suatu saat nanti akan ku coba. Saat ini rumah sakit tempatku bekerja masih membutuhkan Dokter sepertiku.” Sehun menjawab dengan sengaja membanggakan diri sebagai bentuk candaannya.

“Percaya diri sekali kau, tapi ya aku percaya. Semoga semua sesuai dengan harapanmu.” Luhan.

Obrolan terus berlanjut, segala hal mereka bicarakan. Padahal tidak biasanya Luhan banyak bicara dengan orang yang tidak terlalu dekat, mungkin Luhan merasa nyaman dengan Sehun dan begitupun sebaliknya. Kini mobil Sehun tiba di depan flat Luhan dan Kyungsoo.

“Mau mampir?” Luhan menawarkan Sehun yang sedetik kemudian ia sadar ajakannya terlalu menantang, karena jika Sehun menerimanya maka mereka akan berduaan di dalam kamar di jam yang sanngat larut ini.

“Mungkin lain kali, bukankah besok kau memiliki jadwal pertemuan.” Tolak Sehun secara halus.

Luhan melepas nafas lega, dan Sehun menyadarinya hanya tersenyum melihatnya.
“Ah kau benar, kalau begitu aku akan masuk. Hati-hati dalam perjalanan pulangmu, jika lelah dan mengantuk mampirlah sebentar di minimarket dan minum sesuat…” Sadar terlalu cerewet Luhan tidak melanjutkan perkataannya dan langsung memberi salam dan berlari ke dalam. Sepertinya Luhan salah tingkah.

“Kyeopta.” Gumam Sehun sambil tersenyum melihat Luhan berlari memasuki gedung.

.

.

Bersambung...

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 17, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

I Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang