.
.
.
“Adik kecil… Kau sudah sadar?” Tanya seorang Ajhussi berseragam putih.
“Ne, Ajhussi… Kepalaku sakiiit…” Rengek Kyungsoo.
“Yang kuat ya adik manis… Berbaringlah dulu…”
“Eonni, Appa dan Eomma-ku dimana mereka?” Kyungsoo teringat akan keluarganya.
“Eonni sedang bersama Ajhussi yang lain sepertiku, dan Appa Eomma-mu….”Jeda sesaat…
“Mereka sedang beristirahat, kau tidak perlu khawatir.” Senyum manis sang dokter menenangkan.
“Tapi eomma… Aku melihatnya. Mobil itu Boom!! Meledak seperti kembang api.”
Kyungsoo mulai meracau, untuk gadis berumur 7 tahun Dokter Jung pasti sadar Kyungsoo belum bisa menerima kejadian yang begitu tiba-tiba.
“Iya manis, sekarang kamu istirahat nanti akan Ajhussi antarkan bertemu mereka. Ne?” Dokter Jung terus berusaha membuat Kyungsoo beristirahat.
Dan hanya dibalas dengan anggukan polos.
Baekhyun side…
“Aku bersalah…. Semua karenaku… Aku mau ikut EOMMA dan APPA!!!!!” Baekhyun histeris.
Ia merasa bersalah meninggalkan kedua orang tuanya, andaikan saat itu ia tidak ke toilet dan tetap bersama mereka semua akan tetap bersama.
“Tenangkan dirimu, semua sudah takdir. Setidaknya kau bisa menyelamatkan adikmu dan untuknya kau harus tetap kuat.” Dokter Lee memeluk Baekhyun untuk menenangkan.
Setelah kejadian tersebut Baekhyun dan Kyungsoo tidak mungkin hanya tinggal berdua karena mereka masih sangat muda, akhirnya merek tinggal dengan Bibi mereka dari sang Ibu di daerah perdesaan jauh dari kota untuk lebih membuat mereka nyaman dan cepat memulihkan keadaan karena sering mengalami mimpi buruk dan mereka selalu mengkonsumsi semacam obat penenang selama hampir 3 tahun.
Dimana keluarga Kim?
Keluarga Kim yang dalam keadaan panic karena anak mereka Kim Jongin (Kai) mengalami kecelakaan tidak ingat dengan keluarga Do. Sampai keesokan sore setelah Jongin dipindahkan dari UGD ke ruang rawat barulah mereka sadar.
“Yeobo, bukankan Tn.Do berjanji akan menukar mobil kita semalam?” Peringat Ny.Kim.
“Iya, tapi aku tidak mendapat kabar apapun dari mereka.” Sahut Tn.Kim.
“Apa mungkin mereka memutuskan pulang terlebih dulu?” Sambung Tn.Kim.
Tidak lama setelahnya Ponsel Tn.Kim bergetar tanda ada yang menelpon.
“Selamat sore Tuan.” Terdengar suara formal yang ternyata asisten pribadinya lah yang menelpon.
“Ya, bagaimana kau sudah menyelidiki kecelakaan Kai semalam?” Tanya serius Tn.Kim
“Ne tuan. Kecelakaan semalam memang sudah direncanakan. Pelaku sudah mengikuti Tuan muda sejak keluar dari tempat kelas tambahannya. Mereka menyerempet Tuan muda dengan sepeda motor saat akan menyebrang.” Jelas sang asisten.
“Kau sudah mencari tau siapa dan apa motif mereka?” Tn.Kim
“Sudah tuan. Mereka adalah suruhan dari lawan bisnis anda, saat ini sudah ditangkap oleh kepolisian dan sedang dimintai keterangan. Mereka juga mengaku bahwa bukan hanya Tuan muda saja incarannya tetapi anda dan Nyonya.” Hening sejenak.
“Mereka mensabotase mobil yang tuan gunakan semalam dengan bom waktu rakitan. Tapi saya bersyukur tuan baik-baik saja.”
Lanjut sang asisten yang sukses membuat Tn.Kim mematung.