Seven

13 4 0
                                    

.

.

.

“Dokter Park Ji-Sung adalah rekanku saat kita magang dulu. Ia adalah psikiatrer yang kompeten dan salah satu dokter andalan dari rumah sakit ini. Mengapa Kyungsoo perlu penangannya?” Tanya Sehun lebih pada dirinya sendiri karena Sehun tau pasien seperti apa yang memang betul-betul disarankan berkonsultasi dengannya.

“Aku juga tidak tau. Apa perlu kita menghubungi Chanyeol?” Jongin menjawab.

“Lebih baik memang menghubunginya. Sekarang bagaimana keadaannya?” Sehun.

“Dia dalam pengaruh obat penenang hingga besok.” Jongin terlihat putus asa.

Setelah Jongin berbicara dengan Sehun, ia pun segera menghubungi Chanyeol. Sayangnya tidaklah mudah menyampaikan berita ini pada Baekhyun, Chanyeol berkata Baek akan berada dalam masalah besar jika membatalkan Tournya ini secara sepihak lagipula hanya tinggal 3 hari Tour Jepangnya akan selesai dan masih 2 minggu kemudian jadwal Tour ke Negara lain. Sehingga mereka bisa menjenguk Kyungsoo tanpa konsekuensi saat itu.

Akhirnya Chanyeol memutuskan memberitahu Baekhyun 3 hari kemudian, meski dengan konsekuensi seminggu ia akan didiamkan oleh istrinya itu. Lagipula Chanyeol sudah menitipkan Kyungsoo pada Jongin dan Sehun dan meminta mereka jika terjadi sesuatu yang mendesak.

Keesokan hari Sehun memeriksa keadaan Kyungsoo yang masih dalam di bawah pengaruh penenangnya. Jongin sedang di kamar mandi membasuh dan menyegarkan diri karena semalaman ia bergadang.

 Jongin sedang di kamar mandi membasuh dan menyegarkan diri karena semalaman ia bergadang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jemari Kyungsoo bergerak dan perlahan matanya pun terbuka.

Sehun terkejut karena Kyungsoo yang tak lama dari membuka matanya langsung terisak pilu dengan samar Sehun mendengar bisikan yang Kyungsoo ucapkan.

“Eomma…Appa…Kyung mau ikut kalian…Hiks…” Isak Kyungsoo.

Melihat Kyungsoo seperti ini Sehun teringat sesuatu, gadis kecil dengan kulit putih halus seperti putri salju yang ia temui di rumah sakit ayahnya bekerja dulu di Desa Namwon. Gadis kecil itu sangat cantik tetapi terlihat sangat rapuh dengan mata yang masih berlinang air mata menunggu seorang Ajhumma yang Sehun yakini saat itu adalah ibu sang gadis kecil itu.

Flashback...

“Abeoji, kenapa gadis kecil itu terus menangis? Apakah dia sangat kesakitan?” Tanya Sehun pada ayahnya, saat itu sehun berusia 10 Tahun.

“Ne Sehunie, gadis itu sangat kesakitan di sini (Menunjuk bagian dada Sehun). Kelak jadilah seorang dokter agar Sehunie bisa menyembuhkan sakit gadis itu.” Kata sang ayah.

“Sehun mau menjadi dokter yang menyembuhkan gadis cantik itu Abeoji.” Sang ayah hanya tersenyum melihat anak bungsunya tertarik pada seorang gadis kecil.

Semenjak itu Sehun tidak main-main dengan perkataannya, Sehun menjadi giat belajar dan mulai tertarik dengan hal-hal dalam dunia medis. Sang ayah tidak menyangka gadis kecil itu memberi pengaruh besar untuk anaknya. Sampai saat Sehun akan masuk ke JHS ada kabar sang gadis kecilnya telah selesai dengan pengobatan di rumah sakit dan pindah dari Desa Namwon.

Flashback off...

“Hiks..Hiks… Eommaaaaa, Appa….” Isak Kyungsoo lama kelamaan pecah menjadi tangisan pilu.

“Kurasa aku menemukanmu gadis kecil.” Gumam Sehun dalam hati.

“Kyungsoo-sii? Kau mengenaliku?” Sehun bersuara perlahan.

Kyungsoo menoleh. “Ne, Sehun-sii. Hiks… Apiii…Api itu membawa Eomma dan Appaku. Tolong mereka Sehun-sii.” Rajuknya.

“Ne, Kyungsoo-sii. Aku akan berusaha menolong mereka. Sekarang kau tenang, dan minumlah sedikit air ini.” Sehun membantu Kyungsoo.

“Hiks…Hiks….Aku..Melihat mereka…Hiks…Mereka Hikss Tersenyum….” Kyungsoo semakin meracau tapi Sehun dengan sabar terus mendengarkan.

“Aku….rindu mereka Sehun-siii Hiks…Aku mau Hiks…ikut mereka…” Kyungsoo.

Jongin berdiri tepat dibelakang Sehun. Ia benar-benar merasa bersalah dan tidak sanggup menatap mata rapuh Kyungsoo saat ini. Sehun berusaha menenangkan Kyungsoo.

Entah efek penenang sebelumnya masih ada, atau tubuh Kyungsoo yang masih shock dan lelah dengan semua pemikirannya.

Matanya kembali terpejam dan nafasnya perlahan mulai tenang. Kyungsoo kembali tertidur.

Setelah beberapa hari di rumah sakit Kyungsoo sudah tidak meracau seperti kemarin, tetapi Kyungsoo menjadi lebih pendiam dan sering melamun. Kyungsoo hanya akan menjawab pertanyaan dengan singkat.

Dan benar dugaan Chanyeol, saat ia memberitahu istrinya mengenai keadaan Kyungsoo ia marah dan mendiami Chanyeol hingga saat ini mereka telah tiba di Korea kembali dan sedang dalam perjalanan ke rumah sakit.

“Ayolah Baek, aku minta maaf. Aku hanya tidak mau kau menerima konskuensi jika membatalkan kontrak secara sepihak. Lagipula setiap saat aku memantau Kyungsoo dan menitipkannya pada Sehun yang seorang Dokter dan Jongin. Mereka pasti menjaga uri Kyungsoo. Jadi jangan marah dan mendiamiku terus.” Bujuk Chanyeol.

“…………………” Tidak ada jawaban apapun dari Baekhyun.

Chanyeol pun kembali menyerah. Waktu sehari belum cukup untuk Baekhyun meredakan amarahnya. Maka CHanyeol berniat meminta pertolongan adik iparnya yang manis untuk membujuk Baekhyun.

“Memang tak ada jalan lain.” Gumam Chanyeol dan sedetik setelahnya suasana hening sempurna tanpa suara dari keduanya hingga mereka tiba di rumah sakit.

.

.

.


Bersambung....

I Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang