.
.
.
Tidak ada yang bisa menggambarkan betapa bahagianya Naya saat ini. Hari ini, baby Fael akhirnya bisa mereka bawa pulang. Mark mengatakan kalau Fael akan sehat-sehat saja, asal dia bisa menjalankan pola hidup yang sehat dan teratur. Tapi, ada juga hal yang membuat sedih, akibat dimasukkan ke dalam tabung beberapa waktu lalu, kini baby Fael jadi mengalami autoimun. Imunnya akan sangat lemah, sehingga harus dijaga dengan ekstra. Mark juga mengatakan kalau Fael mengidap asma, penyakit ini adalah bawaan sejak dulu.
Sambil mengusap punggung Fael, kini Naya dan Xam sedang menuju perjalanan pulang. Fael sendiri kini tengah bersandar manja di dada sang ibu, sebuah pacifier dia hisap dengan cepat. Memang benar, Fael bersikap layaknya seorang balita. Fael juga menaruh telapak tangannya yang mungil di genggaman Xam, sejak tadi tidak mau dilepas, mungkin dia merasa nyaman dengan kehadiran keluarga barunya ini.
Ingat !!! Ini adalah ingatan pertamanya.
"Mamah..." ujar Fael dengan pelan. Mata indahnya pun melirik pada sang ibu.
"Kenapa baby? Merasa lelah ya? Sebentar lagi kita akan sampai, sayang." Naya mencium sekilas kening anaknya.
"Mama, lambut Mama cantik. Fael lambutnya dak ada?" Fael sejak tadi merasa geli dengan rambut Naya yang kadang mengenai wajahnya. Saat dia meraba kepalanya sendiri, dia tidak mendapatkan rambut seperti ibunya itu. Malahan, terdapat duri-duri kecil yang meraba telapak tangannya.
"Rambut Fael bukan tidak ada, sayang. Tapi belum tumbuh saja, lihat nih... Ada rambut-rambut kecil, nanti ini akan panjang juga seperti rambut Papa," balas Xam. Rambut si bayi belum tumbuh sempurna juga setelah dicukur botak.
"Papa, Fael mau centuh lambut Papa juga..." Fael lantas mendongak, dia angkat tangannya untuk menyentuh rambut sang ayah. Xam pun sedikit menunduk, membiarkan sang anak untuk menyentuh rambutnya yang tertata rapi.
"Ihh... lambut Papa jelek. Mama, lambut Papa jelek." Fael langsung menjauhkan tangannya saat menyentuh rambut Xam yang terasa lengket akibat gel rambut. Dia merasakan perbedaan, rambut Mamanya sangat lembut, sementara rambut ayahnya agak keras.
"Hahhaa... Iya, sayang. Rambut Papa jelek ya?"
"Mama, tangan Fael bau, hiks..." Fael menaruh tangannya ke dekat hidung Naya, aroma gel rambut membuat dia merasa tak nyaman.
"Sini Mama bersihkan, Papa memang kebanyakan pakai minyak rambut. Tangan baby jadi ikut bau ya..." Naya mengambil tisu basah dan membersihkan tangan itu.
Sementara Xam juga menyentuh rambutnya sendiri, memang betul, dia terlalu banyak memakai gel. Sepertinya mulai saat ini, pria dewasa itu harus menjauhkan gel rambut, jika masih ingin bermain dengan anaknya.
...
"Mamah..."
"Ma... hiks... hiks..."
"Mama..." Fael menangis kuat kala dia merasa jika dia berada di tempat yang asing baginya. Fael baru bangun tidur, dan dia terbangun di sebuah kamar yang benar-benar asing.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Experiment Son [HIATUS]
General FictionKehilangan anak satu-satunya untuk selamanya membuat Xam dan Naya sangat terpuruk. Naya tidak lagi memiliki semangat hidup dan hampir terkena depresi. Karena tidak ingin sang istri terus bersedih, Xam membuat eksperimen untuk menciptakan seseorang y...