Part 8 Geanina dan Senja

5 4 6
                                    

Zaen mengendarai motornya perlahan menyeimbangi jalan Gea yang berjalan di trotoar

"Ge ayo naik, bentar lagi gelap"

"Lo duluan aja sana"

"Lo nggak takut apa, ntar kalau ada preman lagi gimana?"

Gea tetap berjalan tanpa menghiraukan Zaen, walau perasaanya cukup was-was mendengar pernyataan Zaen barusan.

"Udahlah gue nggak peduli"

Gea terus berjalan, tak ada sahutan lagi dari Zaen yang membuat Gea merasa takut, bagaimana kalau Zaen sudah pergi dan ia bertemu preman?
Deru motor Zaen pun sudah tak terdengar lagi.

Bersamaan dengan sadarnya Gea dengan suara motor yang menghilang derap kaki terdengar mengikutinya. Gea berusaha tenang, belakangan ini memang banyak tampang-tampang preman yang menunjukkan diri di hadapan Gea, dari yang ganteng seperti Zaen sampai yang mengerikan seperti preman penuh tato di tangannya itu.

'Wait! Barusan gue bilang kalau Zaen ganteng? Ngak, ngak, maksudnya dari semua preman yang pernah gue temuin cuma Zaen yang lumayan dan tak ada bakat di wajahnya untuk menjadi preman sedikitpun'

Akui saja Gea kalau Zaen memang ganteng, cuma Gea yang tak mengakui ketampanan Zaen, sebenarnya lo tuh gengsi atau apa sih?

Tiba-tiba tubuhnya di angkat tanpa persetujuan, ia di gendong ala di culik, Gea yang takut terjatuh memejamkan matanya.

"Maaf om jangan culik saya, saya bukan orang kaya, saya juga nggak tertarik buat main saya masih punya banyak pr om buat di kerjain, belum lagi pr pacar saya juga belum saya kerjain satupun"

Ucap Gea memohon mencoba membuat alibi bodoh yang takkan pernah mungkin di hiraukan preman manapun.

"Makanya kalau mau cepat kerjain pr naik motor biar cepat sampai rumah dan kerjain pr pacar lo juga"

Mendengar jawaban itu membuat Gea memberanikan diri membuka mata, ia melihat punggung milik Zaen yang sekarang menggendongnya menuju motor, Gea memukul punggung cowok itu secara brutal

"Zaen lo apaan sih, turunin gue"

"Diam, lo mau jatoh? Lo tuh kayanya cari perhatian gue banget deh"

Gea berhenti, sebelum tubuhnya terhempas ke aspal yang Gea yakin mempu membuatnya kesusahan tidur.
"Siapa yang cari perhatian"

Zaen hanya diam dan mendudukkan Gea di jok penumpang dengan posisi miring, dan segera menaiki motornya, saat motor menyala saat itu juga Gea sudah kembali beranjak dan berjalan menjauh.

"Gea"

Panggil Zaen kesal, cewek itu berhenti dan menatap datar orang yang hampir ingin melahap dirinya hidup-hidup karena kelakuannya yang luar biasa itu.

"Sumpah ya lo tuh benar-benar cari perhatian, suka banget ya gue gendong? Lo mau gue gendong lagi, otot-otot gue udah pegel ya"

Gea menaikkan bibir atasnya sedikit mendengar pernyataan Zaen.

"Siapa juga suka di gendong, lo kira enak apa di gendong kaya di culik gitu, gue juga nggak mau pulang sama lo"

Zaen turun dari motor saat Gea lagi-lagi melangkahkan kakinya tanpa perduli, Zaen langsung memeluk cewek itu erat yang membuat Gea kaget dan berusaha melepaskan diri, namun nahas, Zaen terlalu kuat untuknya.

"Zaen lepasin, lo udah gila ya, hah"

"Naik ke motor atau tetap kaya gini. gue kedinginan Gea, gue pengen cepat-cepat pulang. Nggak ada waktu buat ngelakuin adegan-adegan romantis kaya di film dimana lo berjalan dan gue ngikutin elo pelan pakai motor, mending kaya gini aja gue merasa sedikit lebih hangat seenggaknya"

ZENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang