balcony 11

351 57 37
                                    

Sejak terbangun di tengah malam, setelahnya yoongi memilih kembali tidur dengan harapan tak memimpikan apapun. Dan berakhir tidur terlampau nyenyak hingga baru berhasil membuka mata saat jam sudah menunjukkan pukul 10 pagi. Setelahnya yoongi segera keluar dari kamar dan berniat kembali ke unitnya karena tak ingin lebih merepotkan taehyung lagi. "Selamat pagi", sapanya pada taehyung yang ternyata sudah duduk di meja bar.

"Pagi, kau bangun siang hari ini, apa tidurmu nyenyak?". Setelah dilihat lagi, pria itu ternyata sedang menyantap kopi pagi nya dengan ipad di tangan. Pria itu tampak segar dengan rambut setengah basah dan kaos hijau tua dipadu celana pendek berwarna khaki, membuatnya tampak muda. Well, harus yoongi akui bahwa meskipun tetangganya itu sudah kepala tiga namun bagi yoongi pria itu nampak sama saja dengan teman-temannya di kampus.

"Ya cukup nyenyak". Yoongi tidak harus menceritakan mimpinya pada taehyung bukan?

"Tidak kuliah hari ini?"

Tanpa dipersilahkan, yoongi duduk di kursi kosong disamping taehyung dengan menenteng ponsel di tangannya. "Ya aku akan berangkat pukul 1 siang nanti"

"Karena masih memiliki banyak waktu, maukah kau sarapan bersamaku?"

Yoongi melirik takjub pada meja makan yang terletak tepat disamping meja bar. Banyak sekali makanan yang tampak mewah dan menggugah selera membuat cacing-cacing di perutnya berteriak tak tahu diri. "Wah, jadi paman bisa memasak? Bahkan paman memasak banyak sekali, aku jadi merasa tersanjung"

Taehyung berdiri dan beranjak menuju meja makan, diikuti oleh yoongi di belakangnya. "Kau meremehkanku"

"Ah tidak-tidak, hanya saja aku tidak pernah menduganya. Well, haruskah aku mencoba rasanya?"

"Coba dan rasakan, jika lebih baik dari masakanmu, kau harus mengakuinya"

"Baiklah paman, jangan sombong terlebih dulu"

Keduanya mulai makan dengan tenang, sesekali yoongi menjawab pertanyaan taehyung mengenai kehidupan perkuliahannya. Sudah lama sekali sejak yoongi bisa menyantap makanan rumahan yang mewah seperti ini. Membuat ingatan yoongi terlempar pada masakan ibunya setiap hari dirumah. Yoongi sadar bahwa dirinya terbuai dengan kasih sayang ibunya yang entah benar-benar menyayanginya sebagai seorang anak atau hanya kepalsuan semata.

Dan yoongi tak bisa menahan diri untuk tidak merindukan sosok ibunya. Tanpa sadar gerakan yoongi yang terhenti itu diperhatikan oleh taehyung. "Apa rasanya tidak enak?", tanyanya membuat gadis itu sontak menggeleng cepat dan kembali menyuapkan makanan kedalam mulutnya.

"Enak sekali hingga aku harus berpikir bahan apa saja yang paman masukkan kedalamnya"

Taehyung terkekeh, "Kau akan berangkat bersama kekasihmu?"

Yoongi menggumam tak jelas karena dimulutnya masih ada makanan yang harus ia kunyah. "Tidak, jungkook pergi ke NY selama dua minggu kedepan"

"Dia bekerja?"

Yoongi mengangguk, "Uh huh, dia fotografer. Dulu sekali, sebelum terkenal. Aku juga seringkali dimintanya untuk menjadi modelnya, namun karena sekarang sudah memiliki banyak model, aku berhenti karena jungkook sejujurnya tak ingin aku menjadi model. Dan paman tahu apa alasannya?"

Melihat taehyung yang hanya mengangkat satu alisnya mengasumsikan bahwa ia tak tahu maka yoongi dengan semangat melanjutkan, "Karena dia tidak ingin orang lain melihatku. Dia itu manis sekali paman. Pria-pria posesif sepertinya itu sangat menggemaskan. Posesif tapi tidak mengekang. Paman tahu maksudku kan?"

Taehyung terdiam sejenak sebelum melanjutkan, "Jadi itu tipe pria idamanmu?", tanyanya yang dijawab anggukan semangat dari yoongi yang tidak absen barang sebentar pun untuk menyuapkan makanan ke mulut kecilnya. Pemandangan seperti itu terus terang saja membuat sesuatu dalam diri taehyung tergerak.

Balcony // ON GOINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang