balcony 16

271 28 7
                                    

"Paman"

"Yoongi"

Yoongi meneguk air liurnya susah payah, namun ini sudah keputusannya untuk membukakan pintu. Ia pikir tidak masalah asal tidak membiarkan pria itu masuk kedalam, dan ia juga merasa bahwa pria itu tahu dirinya ketakutan padanya. Pria itu nampak santai, berbanding terbalik dengan Yoongi yang terlihat gemetar.

"Kau baik-baik saja? Dimana kekasihmu?"

Gadis itu mengangguk cepat dan memasang senyum kikuk, "Ya, aku baik-baik saja, dan—uhm Jungkook sedang mandi". Yoongi harus berbohong mengatakan kekasihnya masih disini bersamanya agar setidaknya tetangganya itu berpikir dua kali untuk menggangunya. Yoongi bisa melihat Taehyung nampak santai dan percaya dengan apa yang ia katakan, hal itu membuatnya sedikit lega meski sejak tadi tangannya tak bisa berhenti saling meremat satu sama lain.

"Aku hanya mengkhawatirkanmu, jadi aku melihatmu. Tapi melihatmu baik-baik saja, aku senang"

Terus terang saja Yoongi mulai merasa muak dengan semua ini. Ia tidak tahu apa ini wajah asli Taehyung atau ini hanyalah topeng agar Yoongi luluh dan masuk ke dalam perangkapnya, namun walau bagaimanapun Yoongi harus tetap bermain aman. Mungkin setelah Jungkook kembali satu minggu lagi, dirinya akan mulai mencari tempat tinggal baru. "Aku baik", gumam Yoongi dengan senyum tipisnya. Sedikit banyak berharap agar Taehyung kembali saja ke apartemennya.

Taehyung mengernyitkan keningnya melihat gelagat Yoongi. "Ada apa Yoongi? Kau terlihat tidak nyaman, apa karena diriku?"

"Ah tidak, aku hanya sedang lelah. Ya, sangat lelah", sangkal Yoongi dengan cepat. Kemudian reaksi yang sungguh tidak Yoongi sangka adalah Taehyung yang tertawa. Jenis tawa yang belum pernah Yoongi dengar sebelumnya. Taehyung terdiam sesaat setelah tertawa. Wajahnya tak lagi sama, tak ada lagi Taehyung yang ramah. Pria itu hanya diam dengan wajah datar, terus menatap Yoongi yang mulai gemetar ketakutan.

"Aku juga sudah lelah. Lelah berpura-pura", Taehyung mengangguk seraya mengamati Yoongi dari atas hingga bawah, membuat tangan Yoongi diam-diam mengepal erat. Entah apa yang sedang terjadi saat ini, namun ingin sekali rasanya Yoongi membanting pintu di depan wajah pria itu.

"Aku sudah membuang banyak waktuku. Cepat atau lambat, kau akan jatuh ke tanganku Yoongi. Selamat beristirahat", tetangganya itu bahkan melambaikan tangannya sebelum akhirnya keluar dan menutup pintu apartemen Yoongi, menyisakan tuan rumah yang terduduk jatuh dengan jantung berdebar tak karuan.

Dugaannya benar, selama ini Taehyung hanya menunjukkan topeng. Ini adalah wajah aslinya, wajah yang Yoongi sendiri tidak siap melihatnya. Sungguh aktor yang hebat, atau Yoongi yang bodoh, terlalu cepat menerima orang baru dalam hidupnya. Seketika air mata jatuh membasahi wajahnya. Entah dosa apa yang ia lakukan di masa lalu, mengapa hidupnya seolah terus menerus diberi cobaan.

Dengan pikiran dan perasaan yang masih bercampur aduk, Yoongi kembali ke kamarnya. Yang ingin ia lakukan saat ini hanya beristirahat. Dengan jantung yang masih berdebar, Yoongi berusaha memejamkan matanya, berusaha mencerna apa yang terjadi padanya selama ini. Apa ini sebuah kebetulan?

Taehyung menjadi tetangganya, dengan wanita yang ia yakin bergonta-ganti, dan perempuan yang sempat ia temui, mengatakan bahwa selama ini yang ia lihat hanya topeng Taehyung, apakah hal itu dilakukan agar Yoongi masuk ke dalam perangkapnya?. Perempuan-perempuan yang berbeda setiap harinya, namun belakangan ini Yoongi sudah tidak mendengar sesuatu yang aneh dari unit milik Taehyung. Pertanyaan terbesarnya adalah, mengapa dirinya?

Yoongi berusaha menggali memorinya mengenai apakah dirinya pernah mengenal atau setidaknya bertemu dengan Taehyung sebelumnya, namun nihil. Yoongi yakin, ini kali pertama mereka bertemu. Dengan jantung yang masih berdegup, Yoongi mencoba berdiri dengan berpegangan dinding. Kini yang harus ia pikirkan adalah keselamatannya sendiri, karena Jungkook sudah pergi, dan Taehyung sudah mulai terang-terangan.

Balcony // ON GOINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang