balcony 9

315 58 53
                                    

"Jungkook hentikan! Aw", yoongi terus terkikik bersamaan dengan tubuhnya yang bergerak menggelinjang dibawah kungkungan jungkook. Berusaha menghentikan tangan kekasihnya yang terus bergerak acak di pinggangnya. Jungkook sangat tahu dimana titik sensitifnya sehingga laki-laki dengan hoodie hijau tua itu semakin mempermainkannya.

Terlampau lelah karena terus tertawa dan bergerak tak karuan, yoongi akhirnya memutuskan menyerah setelah dirinya menggigit pipi jungkook hingga laki-laki itu mengaduh kesakitan. Keduanya berbaring di sofa sempit berdesakan dengan jungkook yang memeluk dan menghimpit erat tubuh yoongi.

"Hey, aku bisa merasakan punggungku berkeringat", ucap yoongi di sela tawanya. Yoongi lantas menghela nafasnya lelah dan menyandarkan kepalanya di dada jungkook yang senantiasa mengusap rambutnya.

"Aku ingin mengajakmu makan malam di luar, kau mau?"

"Tentu saja aku mau"

Sekarang jam masih menunjukkan pukul 11 siang dan sejak pagi jungkook sudah datang ke apartemennya karena ingin menghabiskan waktu bersama, mengingat beberapa hari ke belakang dirinya disibukkan dengan pekerjaan sampingannya. Ya, selain menjadi mahasiswa, jungkook juga memiliki studio foto yang dikelola langsung oleh dirinya dan sebuah cafe sederhana peninggalan ibunya yang kini diserahkan padanya namun ia percayakan pada salah satu karyawan yang juga merupakan sahabatnya.

Karena jam makan malam yang masih sangat lama, keduanya memutuskan untuk menonton serial netflix kesukaan mereka seraya memakan popcorn buatan mereka yang membuat dapur yoongi kacau berantakan. Yoongi duduk di lantai yang dilapisi karpet tebal berbulu sementara jungkook duduk di sofa tepat dibelakang yoongi sehingga tubuh yoongi diapit dua kaki jungkook.

"Sayang?"

"Ya kook?", tanya yoongi seraya mendongakkan kepalanya sehingga jungkook mengangkat tubuh yoongi agar duduk disampingnya dan tak merasa lelah mendongak terlalu lama. Yoongi mengernyitkan keningnya kala melihat raut serius kekasihnya, "Kau membuatku takut", gumamnya dengan senyum kecil yang nampak canggung.

Jungkook meraih kedua tangan yoongi dan menggenggamnya erat. Membuat jantung yoongi kian berdebar dengan kencang, bukan dalam artian baik. Sedetik kemudian tawa jungkook pecah dan sukses membuat kerutan di dahi yoongi bertambah dalam. "Are you OK?", tanyanya khawatir. Namun jungkook masih belum juga dapat menghentikan tawanya. "Beri aku waktu", ucapnya susah payah di sela tawanya.

Yoongi hanya bisa menghela nafas dan memutar bola matanya malas. Kekasihnya memang aneh, pun meski begitu yoongi mencintai laki-laki itu dengan sepenuh hatinya. Tak yoongi biarkan seseorang masuk kedalam hatinya karena yoongi tak membiarkan sedikitpun celah terbuka untuk orang selain jungkook. Dan yoongi yakin jungkook juga merasakan dan melakukan hal yang sama.

Setelah tawa jungkook mereda, laki-laki itu bergerak untuk mengusap air mata di sudut matanya. Yoongi menatap jungkook seraya menggelengkan kepalanya heran, "Sebenarnya apa yang sangat lucu hingga kau menangis?"

"Tidak-tidak, wajahmu serius sekali", ucapnya kembali diselingi tawa kecil. Yoongi mencibir, "Jadi ada apa?"

Jungkook menggenggam tangan yoongi dan mengecup punggung tangannya berkali-kali, "Aku mencintaimu". Ucapan jungkook justru mengundang kerutan di dahi yoongi, "Ada apa ini? Kenapa perasaanku tidak enak?".

Jungkook tersenyum tipis dan bergerak mengusap rambut sang kekasih dengan sayang, "Sebenarnya besok aku akan pergi ke New York—"

"Apa?!"

"—selama dua minggu"

Yoongi membelalakkan matanya dan membuka mulutnya lebar-lebar hingga jungkook terkekeh dan mendorong dagu yoongi agar mulutnya tertutup. "Kenapa terkejut sekali? Bukankah sudah biasa aku pergi? Kali ini aku benar-benar tidak bisa meninggalkannya karena ini adalah event besar"

Yoongi menggeleng dan menggenggam tangan jungkook. "Kau tahu bukan bahwa aku tidak pernah dan tidak akan melarangmu, karena itu mimpimu dan pekerjaanmu, aku akan terus mendukungmu. Hanya saja aku terkejut, harusnya kau memberitahuku dari jauh-jauh hari"

"Aku hanya ingin memberi kejutan"

"Dan kau berhasil, aku benar-benar terkejut"

Jungkook kembali terkekeh dan menarik yoongi untuk masuk kedalam pelukannya. "Jangan khawatir, aku tidak akan macam-macam, kau tahu itu"

"Aku tidak khawatir akan hal itu, aku percaya sepenuhnya padamu. Aku hanya takut merindukanmu", ucapnya dengan sedikit berbisik di akhir kalimat.

Begitu saja. Keduanya menghabiskan waktu bersama sebelum malam menjemput. Sesuai janji, jungkook, ketika jam sudah menunjukkan pukul 7 malam, keduanya pergi menggunakan mobil jungkook menuju restoran favorit mereka yang biasa mereka datangi ketika merayakan hari jadi hubungan mereka karena kebetulan pertemuan pertama mereka terjadi disana.

Yoongi dengan mini dress merahnya dan jungkook dengan kemeja maroon yang nampak serasi dengan gadisnya. Keduanya berjalan dengan anggun menuju meja private yang sudah dipesan jungkook beberapa hari sebelumnya. Keduanya memesan makanan yang sama, salah satu hal yang membuat keduanya terlihat berkali-kali lipat lebih cocok karena memiliki banyak sekali kemiripan. Malam yang membahagiakan sebelum besok jungkook akan meninggalkannya sebentar. Yoongi mencebik dalam hati, dua minggu bukan waktu yang sebentar.

Setelah berpelukan cukup lama diimbuhi dengan ciuman manis di labium yang tak kalah manis. Menahan bibir gadisnya lebih lama dari biasanya sebelum memberikan kecupan selamat malam dan sampai jumpa di kening dan membiarkan gadisnya masuk dan beristirahat sementara jungkook harus kembali dan bersiap karena ia mendapatkan jadwal penerbangan pagi.

Sepeninggal jungkook, yoongi membersihkan diri dan berniat tidur namun teringat kotak kecil berwarna merah muda yang diberikan jungkook sebagai hadiah. Dengan setelan piyama satin maroon nya, yoongi duduk bersila diatas ranjang dan mengambil bingkisan cantik itu diatas meja. Dengan senyum menghiasi wajahnya, yoongi membuka kotak tersebut dengan perlahan. Matanya melebar ketika mendapati sebuah kalung cantik berhias rubi kecil yang berkilau.

Yoongi mengeluarkannya dari kotak dan mengenakannya di lehernya kemudian melompat turun dari ranjang menuju cermin besar di sudut kamarnya. Butuh beberapa saat untuk mengagumi keindahan kalung yang diberikan kekasihnya sebelum akhirnya yoongi tertidur dengan memegang ponselnya yang masih menunjukkan roomchatnya dengan jungkook.

Yoongi adalah tipe orang yang sangat mencintai tidur, rela menghabiskan waktunya diatas ranjang sembari bermain dengan ponselnya atau dengan kata lain orang yang hobi bermalas-malasan. Cintanya dengan tidur membuatnya tidak mudah terbangun meski badai menerpa dan gempa mengguncang, namun dapat dengan mudah terbangun jika memang tubuhnya merasa bahwa hari sudah terang. Kebiasaannya ini mendatangkan keuntungan dan kerugian. Keuntungan karena dirinya dapat tetap tidur dengan pulas tanpa terganggu, dan dampak negatif karena yoongi tidak akan tahu jika sewaktu-waktu ada bahaya yang mengintai ditengah malam.

Dan seharusnya yoongi tetap bisa memejamkan mata dengan tenang, namun suara suara berisik yang berasal dari balkonnya membuat yoongi tak dapat tidur dengan tenang. Berusaha menutup telinga dengan selimut dan bantal dan berusaha mengabaikannya karena tak memiliki keberanian untuk memeriksa.

Beberapa saat kemudian yoongi menyibak selimutnya dengan gerakan tiba-tiba dan berteriak saat melihat bayangan hitam di balkonnya. Yoongi menutup mulutnya yang ingin kembali berteriak. Tangannya bergetar ketakutan. Bukan perihal makhluk halus namun orang yang berniat jahat. Yoongi dengan segera mengambil ponselnya dan keluar dari kamarnya yang gelap. Tak hanya keluar dari kamar, gadis itu juga keluar dari unitnya.

Yoongi menekan bel apartemen taehyung dengan brutal. Tak peduli jika tindakannya akan mengganggu taehyung yang mungkin tengah beristirahat. Setelah belasan dering bel, pintu dihadapannya akhirnya terbuka dan yoongi segera melengos masuk degan mendorong sedikit tubuh taehyung agar menyingkir dari pintu. Setelahnya yoongi baru dapat bernafas lega ketika dirasanya sudah aman.

"Ada apa yoongi?"

Yoongi mendongak dan mendapati taehyung dengan raut khawatir. Yoongi meringis, "Maaf mengganggu paman tengah malam begini. Tapi tadi saat aku tidur aku melihat bayangan orang di balkon ku jadi aku langsung berlari kemari"





:: ::

part kepanjangan, jadi dipotong di next chap
perasaan nulis kepanjangan mulu dah
kalo penasaran hayu ramein

qotd: gimana kalo jahefree buka cabang di twt?

Balcony // ON GOINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang