balcony 17

178 21 22
                                    

Yoongi merasakan kepalanya teramat berat. Pagi ini, pukul 7 pagi, Yoongi terbangun karena alarm dari ponselnya, karena ia memiliki jadwal kuliah yang cukup padat hari ini. Sedikit merasa senang, karena ia tidak akan menghabiskan banyak waktu di gedung ini, bersama Taehyung. Namun, bukan berarti Yoongi bisa merasa tenang. Semalam, ketika Taehyung mendatangi kamarnya, pria itu tidak segan mengatakan bahwa ia memiliki banyak orang yang bekerja padanya untuk mengawasi setiap gerak-gerik Yoongi. Taehyung juga menekankan pada Yoongi, bahwa Yoongi tak akan bisa lari kemanapun.

Yoongi merasa sangat ketakutan, terlebih ketika ia tidak bisa menghubungi kekasihnya. Hanya menangis yang bisa ia lakukan. Dengan keadaan seperti ini, Yoongi merindukan keluarganya. Yoongi membayangkan, apabila keadaannya tidak seperti ini, maka Yoongi tidak perlu bertemu dengan Taehyung, atau orang tuanya akan khawatir pada Yoongi saat ini. Yoongi menyadari bahwa ia hanya seorang diri. Mengharapkan kedatangan Jungkook pun terasa mendebarkan, entah apa yang datang padanya nanti.

Sudah lima belas menit, ia habiskan untuk memandang langit-langit kamarnya sembari menangis, mau tidak mau Yoongi harus bangkit dari ranjangnya untuk bersiap-siap. Yoongi tahu pasti masih banyak kamera tersembunyi di apartemennya, maka dari itu sejak tadi Yoongi tidak nyaman dalam melakukan apapun, terlebih ketika mandi. Tidak banyak waktu yang ia habiskan di dalam kamar mandi, sesegera mungkin ia mengenakan pakaiannya dan mengambil tasnya. Yoongi berencana sarapan diluar, apapun ia lakukan agar tak berlama-lama di apartemennya, meski ia tahu ia tak bisa kabur begitu saja dari jangkauan Taehyung.

Baru saja Yoongi menutup pintu apartemennya, ia sudah dikejutkan dengan Taehyung yang juga baru saja melakukan hal yang sama. Semenjak kejadian semalam, rasanya Yoongi semakin mudah terkejut akan hal-hal kecil. Dengan gemetar, Yoongi berbalik, berniat segera masuk ke dalam lift, jika saja Taehyung tidak menahan lengannya yang terbalut kemeja berlengan panjang. Genggaman tangannya tidak begitu kuat, dalam sekali sentakan, Yoongi yakin bisa kabur, namun aura mengintimidasi milik Taehyung yang membuat Yoongi tak berani melakukan hal itu. Yoongi hanya diam, menunggu Taehyung mengatakan apa maunya.

Melihat hal itu, Taehyung tersenyum, "Belajarlah dengan baik", ucapnya seraya mengusap kepala Yoongi, bak seorang Paman pada keponakannya. Bukannya menghangat, Yoongi justru merasa kepalanya akan ditarik hingga lepas. Dengan secepat kilat, Yoongi berlari meninggalkan Taehyung dan menutup lift dengan terburu-buru. Beberapa kali ia tekan, namun pintu tak kunjung menutup. Yoongi harus melihat Taehyung yang juga tengah menatapnya dari depan pintu apartemennya, hingga pintu lift tertutup sempurna. Barulah Yoongi dapat bernafas lega. "Sialan", umpatnya pelan.

Ia segera menekan lantai 1 dan kembali bersandar seraya menetralkan nafasnya, namun kala ia merasakan lift ini justru bergerak naik, ia merasakan panik luar biasa. Mencoba tenang, Yoongi kembali menekan angka satu, namun angka di layar itu tidak berubah, tetap menunjukkan angka 20, dimana sejauh yang ia tahu, itu adalah penthouse yang entah siapa pemiliknya. Yoongi mencoba berpikir positif, bahwa mungkin ada penghuni lain yang menggunakan lift.

Sisi lain dirinya kemudian menyalakan alarm tanda bahaya. Ia ingat bahwa penghuni penthouse memiliki lift mereka sendiri. Jantungnya berdegup semakin kencang. Sedikit ia melirik jam tangan yang melingkar di pergelangan tangan kirinya. Yoongi memutuskan untuk menunggu hingga lift tiba di lantai 20, baru ia akan kembali menekan angka 1. Gadis itu menunggu dengan tidak sabar di dalam lift, hingga benda besi persegi itu berdenting, tanda bahwa ia telah tiba. Pintu lift terbuka, dan Yoongi sedikit bernafas lega. Ia sudah berpikir bahwa lift yang ia tumpangi ini macet, dan dirinya harus terkurung di dalam sini.

Namun, perasaan lega itu menguap begitu saja ketika ia melihat Taehyung di hadapannya. Perasaan bingung menyergapnya. Bagaimana pria itu dengan cepat berada disini, dan mengapa pula Yoongi berada disini. Gadis itu tertawa muak, "Tolong kembalikan aku ke lantai 1. Aku harus segera berangkat"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 25 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Balcony // ON GOINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang