balcony 5

393 60 38
                                    

Tok tok tok

Tok tok tok

"Astaga", pekik yoongi kemudian melemparkan bantal yang akhirnya mengenai pintu kamarnya. Meski sudah berkali-kali berusaha acuh pada ketukan di pintunya dan mencoba kembali tidur dengan tenang, nyatanya ketukan itu tak juga berhenti, justru semakin cepat dan kencang.

Yoongi berteriak kesal sekali lagi seraya menghempaskan selimutnya hingga tergeletak mengenaskan di lantai. Melirik jam di meja nakasnya, kepala yoongi semakin mendidih kala mengetahui bahwa saat ini adalah tengah malam, dimana orang menghabiskan waktunya untuk beristirahat, bukan bertamu.

Yoongi bersumpah akan memukul wajah siapapun yang ada dibalik pintunya saat ini. Yoongi berdiri dari ranjangnya diiringi sumpah serapah yang keluar dari mulutnya. Berjalan malas menuju pintunya dan segera membukanya dengan kasar.

"Kau tidak tahu saat ini jam—". Ucapan yoongi terhenti begitu melihat seorang wanita yang begitu asing di matanya. Wanita teramat cantik dengan rambut cokelat panjang bergelombang, hanya mengenakan sweater sebatas paha dan tanpa alas kaki. Wajahnya dipenuhi air mata, maskaranya luntur dan menimbulkan bekas hitam di bawah matanya, juga lipsticknya yang berantakan.

"Sepertinya anda salah kamar", cicitnya seraya menunjukkan senyum kikuk, mencoba berpikir positif bahwa wanita ini sedang mabuk dan tak dapat mengenali unitnya sendiri.

"Nona, tolong saya nona. Saya mohon tolong saya", pinta wanita itu dengan terus memohon pada yoongi dan menggenggam tangan yoongi, tak lupa air mata yang terus mengalir dari matanya. Membuat yoongi kebingungan dan serba salah.

"Sa—saya tidak paham"

"Nona, saya mohon. Tidak ada yang bisa menyelamatkan saya selain anda"

Yoongi ingin mengatakan sesuatu namun tertahan begitu saja di mulutnya. Tangannya juga seakan ingin menarik wanita itu masuk namun seperti ada suatu hal yang menghalanginya. Yoongi jelas bingung, ia tak pernah dihadapkan dengan situasi seperti ini. Dan bagaimana dirinya bisa tahu bahwa wanita ini memang benar-benar membutuhkan pertolongan. Apartemen ini memiliki sistem keamanan yang baik, jangan lupakan security yang berjajar di lantai dasar. Lantas mengapa wanita ini justru mendatanginya alih-alih meminta pertolongan pada security?

"Eh—kalau begitu silahkan—"

"Yoongi?"

Yoongi menoleh cepat begitu namanya dipanggil. Oleh siapa lagi jika bukan taehyung, satu-satunya tetangga yang ia kenal. "Paman?"

"Syukurlah aku menemukanmu sayang", ucap taehyung terdengar begitu lega pun dengan wajahnya kemudian memeluk erat wanita dihadapan taehyung yang semakin menangis dan seolah menolak pelukan taehyung.

Ingin bertanya namun enggan, maka yoongi hanya diam melihat drama didepannya, menunggu taehyung yang menjelaskannya.

"Dia istriku yoongi. Istriku ini memang sedikit istimewa. Malam ini dia mendapat halusinasinya lagi, dan keluar dari apartemen, dan aku begitu lega mengetahui dia bersamamu"

Yoongi mengerjapkan matanya lambat. Istri? Jadi tetangganya ini benar-benar sudah memiliki istri, padahal saat itu yoongi hanya mengatakannya dengan asal agar kekasihnya tak khawatir dan cemburu. Selama ini yoongi kira perempuan di apartemen taehyung itu adalah kekasihnya atau bahkan hanya wanita satu malam. Yoongi jadi merasa bersalah dengan pemikirannya.

"Ah, jadi ini istri paman? Maaf aku baru mengetahuinya dan tak sempat membantunya", ucap yoongi penuh sesal. Menatap tidak enak pada wanita yang masih berada dalam pelukan taehyung sembari menangis dan berusaha melepas pelukan.

"Tidak masalah yoongi, justru aku takut dia melukaimu. Beruntung aku cepat menemukannya. Dan maaf sudah mengganggu tidurmu—lagi"

Yoongi menggelengkan kepalanya cepat, "Kali ini tidak masalah paman, lebih baik paman ajak istri paman masuk kedalam"

Balcony // ON GOINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang