Setelah beberapa menit, Yena tersadar dan segera menjauh dari Seonghwa dan memandangnya dengan pandangan tidak suka dan datar.
"Gak usah sok mau bantu aku" ucapnya ketus
"Maksudmu Yen?" heran dengan ucapannya
"Gak usah sok kenal denganku, aku gak butuh yang namanya bantuanmu, kenapa harus kau bantu hah kau pikir dengan cara kau bantu aku kau bisa" terputus
"Kenapa kau bicara seperti itu aku gak manfaatin ini untuk dekat denganmu jujur aku ngelakuin ini supaya kau tidak jatuh itukan bahaya, apa salah aku membantumu aku gak ada niatan yang lain kok"
"Sangat salah, kau gak perlu bantuanmu mengerti terserah mau kau mempunyai alasan atau gak itu bukan urusanku, aku ingetin lagi gak perlu urusin masalahku urus aja masalahmu sendiri"
"Sebenci itukah kamu denganku Yen?"
"Hah masih kau tanyakan lagi, atau kau emang gak peka sama sekali hal apa yang kau lakuin terhadapku?"
"Aku tau apa yang kulakukan terhadapmu pasti membuat kau sangat kecewa, aku tau pasti sangat berat bagimu melupakan masalah itu dan sangat membenci diriku ini"
"Kalau kau tau kenapa kau harus kembali dan membuka luka itu, apa kau tak kasian lihat diriku, kau sungguh aku membenci dirimu. dan sekali lagi jangan berani manggil namaku dengan mulutmu itu permisi" pergi meninggalkannya sendiri dengan tatapan kosong yang sedang ia pikirkan ucapan Yena terhadapnya SeonghwaDari percakapan mereka di akhir-akhir, ada seseorang yang sedang mendengarkan pembicaraan mereka karna saat itu ia melewati toilet yang mengambil alih perhatiannya dengan Yena dan Seonghwa sedang berdebat. ia memutuskan untuk keluar dari persembunyiannya dan menghampiri Seonghwa dan mengejutkannya.
"Baa, eh melamun aja"
"Apasih ngagetin aja kamu Sakura"
"Haha lucunya kamu tuh kagak gitu"
"Udahlah aku mau kekelas"
"Eitss tunggu dulu, aku mau nanya bolehkan?" tanyanya dan menahan tangannya agar tidak pergi meninggalkannya
"Apa, penting banget ya?"
"Iya, jadi gini tadi aku gak sengaja denger pembicaraan kalian"
"Aku dan Yena maksudmu?"
"Iya maaf ya bukan maksudnya aku mau kepo tapi nih aku penasaran aja kenapa Yena bisa bicara seperti itu" ucapnya penasaran
"Gak ada kok, mungkin kamu salah dengar aja tuh lagian aku dengan Yena gak terlalu akrab juga"
"Masa sih kamu gak lagi bohongkan?
"Iya Sakura kepo, udah ah bentar lagi masuk aku duluan ya"
"Eh tunggu. pasti ada sesuatu gak mungkin tuh Yena sampai bisa bicara seperti itu apalagi dengan murid baru" teriaknya dan juga gumamnya sambil mengejar SeonghwaSesampainya di kelas pertama kali yang di lihatnya adalah Yena yang sedang bicara dengan Yeonjun sambil berpelukan. ada rasa kecewa di hati Seonghwa dengan pemandanga seperti itu, ia tau kesalahan yang di perbuatnya tetapi kenapa sesakit ini di balas apa tidak ada cara lain.
"Hai Seonghwa kenapa melamun aja ayo masuk bentar lagi guru masuk lo nanti kamu di hukum baru tau"
"Iya maaf, makasih udah beri tau aku"
"Loh Sakura dari mana ngos-ngosan kamu habis lari maraton ya?, padahal nih kita gak ada pelajaran olahraga lah"
"aku mau lari aja sibuk aja kamu Sana"
"Ih ngegas banget"
"Udah jangan berantem ayok kembali ke tempat duduk masing-masing"
"Iyah Seonghwa"Mereka bubar dan kembali ke tempat duduk masing-masing, Seonghwa melewati meja Yena dengan rasa kecewa melihat mereka. Yena sengaja memeluk Yeonjun tiba-tiba untuk mendapatkan ketenangan sebentar guna hilangkan rasa amarah tersebut tanpa berbicara sepatah kata pun yang membuat Yeonjun terkejut perlakuannya. hingga Yeonjun melepaskan pelukan mereka dan membicarakannya nanti setelah pulang sekolah tiba.
Setelah pulang sekolah, mereka berdua memutuskan untuk keluar dari kelas dan mencari taksi untuk kendaraan pulang. di dalam taksi Yena masih enggan untuk bicara karna terlalu menyakitkan baginya tetapi Yeonjun dengan perlahan-lahan untuk membujuknya agar mau bicara akhirnya ada rasa lega sedikit pada diri Yena dan membuatnya mau bicara.
KAMU SEDANG MEMBACA
WAVE ( Park Seonghwa )
FanfictionGaram akan terurai dan pasir akan mengikis. Tapi, kenangan itu bertahan selamanya Ombak yang datang serasa menakutkan akan menyapu seluruh dasar pantai tetapi indah untuk di pandang Seperti itulah kenangan berharga dahulu bersama seseorang yang sela...