04 (Drama Krs-san)

1.5K 248 9
                                    


Buat yang udah mau mampir dan luangin waktunya buat baca cerita ini terima kasih 🥰

•••

Baik Hares, Nana, ataupun Juna melongo menatap layar laptop yang menampilkan laman portal milik Hares. Mereka bertiga saling memandang satu sama lain, seakan berbicara lewat pikiran, padahal kenyataannya mereka bertiga tengah kebingungan. Beberapa bulan yang lalu, setelah dinyatakan lulus sekolah menengah atas, mereka memilih mendaftar di universitas yang sama, Nana dan Hares memilih jurusan yang sama, sedangkan Juna memilih jurusan DKV. Jika Nana dan Hares di fakultas sosial dan politik, maka Juna di fakultas seni rupa dan desain. Jarak FSRD ke FISIP cukup jauh jika ditempuh dengan jalan kaki, berbeda cerita jika ditempuh dengan motor ataupun menggunakan mobil.

"Ngisi krs online gimana, sih? Terus ini biar bisa login gimana caranya?" tanya Hares menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

Kedua temannya menggeleng tidak tahu, salah sendiri tidak hadir dalam acara pengenalan kampus dan tutorial bagaimana cara login ataupun mengisi krs online lewat portal.

"Ribet idup lo, tinggal nanya kating apa susahnya?" tukas Nana seraya mengeluarkan smartphone dari saku celananya.

"Ya kenapa nggak dari tadi?" tanya Juna mulai tersulut emosi, dan Nana hanya tercengir kuda.

"Username sama paswordnya itu nim kita. Mana ktm lo? Keluarin buru."

Tak butuh waktu lama, Hares mengeluarkan dompet serta ktmnya dari dalam saku.

"Nomor nim tuh yang mana? Banyak nomornya ini," ujar Hares protes. Mau ngisi krs ribet amat.

"Yang ini bodoh, 180123341," cecar Juna seraya menunjuk nomor yang ada di bawah nama Hares.

"Santai dong, gue mana tau." 

Masalah login ke portal memang terselesaikan secara simpel, tetapi masalahnya lagi Hares malah bingung mau mengambil mata kuliah apa saja di semester satu.

"Nih matkul diambil semua?" tanya Hares melongo tak percaya. Sebab, banyak betul bro.

"Kata kak Nessa liat di buku panduan, di sana udah dijelasin mana matkul yang wajib diambil, dan mana yang enggak," tukas Nana memperlihatkan chatnya dengan salah satu kakak tingkat perempuan bernama Nessa.

"Widih, fast respon banget. Naksir lu keknya nih kating satu," kata Juna yang takjub melihat betapa fast responnya senior Nana yang satu itu. Biasanya yang namanya senior suka sok sibuk gitu anaknya.

"Nana ganteng, sih, pas awal pkkmb banyak kating cewek yang liatin dia, terus banyak yang minta nomor telponnya juga. Katanya sih penting untuk info kuliah, tapi nggak tau juga, sih. Kali aja cuma modus," balas Hares ikut menimpali ucapan Juna barusan.

"Hati-hati, Na, biasanya ada kating cowok cemburu karena merasa tersaingi ama lu. Salah-salah ntar lu bisa dibentak-bentak."

"Udah kena dia mah pas awal pkkmb sama kating cowok yang sok banget, mana sok cool lagi, padahal kalo diliat dari sisi mana pun masih kalah sama Nana dia mah."

"Lo berdua kenapa malah gibah, sih? Itu krs lo isi dulu," ujar Nana mulai jengah karena kedua temannya itu malah menggosipi dirinya yang jelas-jelas ada di sini.

"Sabar, ini kan lagi ngisi gue," balas Hares sibuk mencentang mata kuliah yang wajib diambil untuk semester satu.

"Terus Res gimana? Ada baku hantam nggak?" tanya Juna yang kelihatannya sangat penasaran dengan kisah pkkmb kedua temannya itu.

"Mana ada, si Nana diem doang."

"Yaah, nggak asyik," balas Juna terdengar kecewa.

"Lagian lo harepin apa, sih, dari si Nana?"

"Iya juga, ya."

Hares dan Nana sudah selesai mengisi krs mereka, dan beruntungnya juga sudah tersusun rapi sesuai jadwal di krs, jadi mereka tak perlu menyusun ulang kembali. Berbeda dengan Juna yang kelihatan kesulitan.

"Siapa suruh beda jurusan sama kita," ejek Hares puas.

"Diem dah lu," balas Juna malah ngamuk. 

🌻🌻

Hari ini adalah hari kelima jadwal dilakukannya pkkmb, yang mana artinya ini adalah hari terakhir. Biasanya di hari terakhir pkkmb para mahasiswa baru cuma seru-seruan sebagai acara penutupnya. Sebelumnya mereka dikumpulin dulu di aula yang merupakan gedung tempat di mana para mahasiswa baru fisipol dikumpulkan, tapi yang ini cuma untuk jurusan Nana dan Hares doang, kalau Juna beda lagi nama gedungnya, soalnya kan beda jurusan dan fakultas, makanya kalau pkkmb mereka bertiga tak bisa berkumpul kayak di SMA.

"Ada yang bisa main gitar nggak?" tanya salah satu teman cowok kala mereka semua berkumpul di dalam kelas.

Hares dan Nana saling menatap hingga akhirnya Hares mengangkat tangannya.

"Gue bisa," ujarnya percaya diri.

"Oke, kalo gitu lo yang mainin gitar, yang mau nyanyi siapa nih?" tanya anak cowok itu lagi.

"Nana aja, dia bisa nyanyi," balas Hares spontan.

Nana yang sebenarnya tak berniat untuk menunjukkan eksistensinya malah memelototi Hares kesal.

"Oke, kalo gitu sekarang yuk bubar, kita disuruh baris di lapangan sama senior."

Tak butuh beberapa lama, kelas yang tadinya hening seketika berisik, beberapa anak keluar kelas dengan heboh.

"Lo ngapain nunjuk gue, sih?" protes Nana ketika mereka berdua menuju lapangan.

"Ya nggak papa, lo kan emang bisa nyanyi?"

"Males tau Res, yang ada senior kita yang cowok tambah nggak suka sama gue."

"Ngapain sih mikirin mereka. Jiji pernah bilang, lakuin apa yang pengen lu lakuin, anjing menggonggong kafilah berlalu. Intinya mah bodo amat sama mereka, dia yang nggak suka, kok kita yang repot?"

"Baru kali ini omongan lo ada faedahnya, Res," balas Nana tertawa.

Mereka berdua akhirnya berjalan saling rangkul satu sama lain menuju lapangan yang mana ternyata mereka sudah ditunggu oleh teman-temannya yang lain.

Ma Bro JijiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang