What else?

547 54 27
                                    

"Minggu depan, hari senin kami akan ikut camping" ucapku seraya meneguk secangkir kopi buatan Rey.

"Eh? Tidak biasanya" Rey terheran-heran.

"Aku sedang menerima tantangan dari Helen dan Yuki"

"Hmm begitu"

"Aku membutuhkan barista" sambungnya.

"Kau sudah dapat?"tanyaku.

"Sepertinya aku akan menghubungi temanku"

"Itu bagus. Rey, aku selalu mendukung apapun yang kamu lakukan"

Reyna tersenyum dengan tenang. Waktu terasa begitu singkat ketika aku sedang bersamanya, sekitar dua jam aku menghabiskan waktu di rumahnya yang menurutku sangat nyaman, aman dan damai. Hingga akhirnya Reyna mengantarku pulang.

Sesampainya, Ku lihat mobil papa yang sudah terparkir rapi di garasi. Aku pun langsung lari masuk ke dalam rumah setelah Reyna melambaikan tangannya.

Sempat aku mengajak Rey untuk bertemu papa, namun Rey sedang kondisi terburu-buru untuk menemui rekannya.

Author pov.

"Ah, begitu" ucap Reyna pelan, sedikit tersenyum, lalu pergi meninggalkan tempat itu.

*
*
*

Esoknya, Reyna tidak pergi mengantar Dara ke sekolah karna tidak enak badan.
Ia sedikit heran karena kemarin Rey terlihat sehat-sehat saja.

"Daraaa ganbatte!!"

Andara pov

Aku menjalani remedial usai nilaiku merosot kemarin dan yang paling parah adalah, hanya aku dan Helen saja yang nilainya dibawah rata-rata.

Sekitar 45 menit berlalu dan ujian ulang pun selesai. Tak disangka, tak di duga, nilaiku tak cukup membaik. Aku gagal.

"Sabar ya Ra, kau sepertinya memang bodoh" ejek Helen.

"Kau jangan begitu, lihatlah! Wajah Dara semakin depresot"

"Berisik kalian ini!"

Aku kembali menengok ponselku, tak ada satu notif-pun dari Rey. Aku semakin khawatir dengan keadaan Reyna.

"Pulang sekolah aku tidak bisa ikut dengan kalian"

"Eehh kenapa?"

"Aku harus menemui seseorang"

"Reyna?" tanya Yuki.

"Ya, dia sakit"

"Kalau gitu, aku akan mengantarmu" Serunya diiringi anggukan dari Helen.

"Kau kan ada les piano"

"Sudahlah, itu bisa ku atur"

"Ya sudah."

Sepulang sekolah kami bertiga pergi ke supermarket untuk membeli beberapa buah-buahan dan camilan.

Kami pergi dengan mobil Yuki. Sedikit memalukan, karna sepanjang jalan kami jadi pusat perhatian orang-orang.

Sampainya di kediaman Reyna, aku melihat motor Rey yang terparkir begitu saja.

"Rey?" loh di kunci? Kenapa? Aku mengambil kunci cadangan rumah Rey dari tas ku.

"Kenapa?"tanya Yuki.

*Terbuka

"Permisi Om, tante" celetuk Helen.

"Hei! Reyna tinggal sendiri!"

"Owh gomennasai"

Aku langsung menuju kamar Rey yang berada di lantai dua. Mereka mengekor dibelakangku.

Author pov

"Bau alkohol, kau mabuk?" tanya Dara, pandangannya mengalih kepada dua temannya. Reyna hanya terdiam.

"Kalian, bisa tinggalkan kami saja?" pinta Dara pada Yuki dan Helen. Mereka pun mengangguk dan meletakan dua kantong kresek itu di meja dan berlalu.

"Hei jawab aku. Ada apa? Kenapa sampai mabuk-mabukan begini? Kau kan sudah janji padaku tidak akan menyentuh alkohol lagi"

"Maafkan aku ya,"

Dara berjongkok di hadapan Rey, kedua tangannya memegangi pipi Rey.

"Tidak semuanya bisa diselesaikan dengan cara seperti ini kan, apa guna nya ada aku? Jika kau melarikan diri dengan alkohol"

"Ya aku mengerti" Ucap Rey tersenyum lalu memeluk kekasihnya itu.

*Ditempat lain

"Kira-kira Dara sedang apa ya sekarang?" tanya Yuki pada Helen.

"Mana ku tau"

"Coba pikirkan, sepasang kekasih berada dalam satu kamar. Dan apa yang mereka lakukan" Helen membulatkan matanya dan menjitak kepala Yuki.

"Hei kenapa kau suruh aku memikirkan itu"

"Sudahlah. Masih ada waktu untuk aku pergi les piano, kau turun disini oke" Helen pun turun dari mobil.

"Bye bye"lanjutnya dan pergi.

"Aish rumahku masih jauh tau!"

*
*
*

Hallo my dear👋
Semangat puasanya ya.
Mari vote dan komen:)
Terima kasih

#Aihara

She's Mine (On Going S2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang