Go! if you wanna go.

2.1K 99 1
                                    

"Aku pulang"

"Ra?"

Tak ada jawaban apapun.
Reyna memasuki kamarnya, tak disangka Dara langsung memeluknya dan membuat Reyna sedikit terkejut.

"Hey, ada apa?"

"Biarkan, sebentar saja. Aku ingin seperti ini" ucapnya dan Reyna pun membalas pelukannya.

"Kau rindu padaku nona manis?"Reyna meraih wajah Dara dan anak manis itu mengangguk manja.

"Rey, aku tak ingin pulang"

"Bagaimana dengan Ibumu? Kau harus pulang. Jika tidak, dia akan khawatir."

"hmmm... Baiklah" Dara menghela nafas sedikit kesal.

Reyna pun mengantar Dara pulang.

Esoknya.
Dara berpapasan dengan Jessica di toilet sekolah. Jesica kembali menggertaknya dan membuat Dara sedikit ketakutan.

"Bagaimana? Kau tidak bisa melakukannya dengan Reyna bukan?"ucapnya lalu tertawa.

"Apa maumu?"tanya Dara yang gemetaran.

Jessica menunjukan ponselnya dan terdapat foto dirinya dengan Reyna sedang berciuman.

"Asal kau tau, Reyna sudah jadi milikku sekarang"Dara kembali menegaskan pada Jessica

"Lihat saja siapa yang akan Reyna pilih"ucap Jessica.

Dara menatapnya tajam. Dan berlalu dari hadapan Jessica.

Tap
Tap
Tap

Malam pun tiba, sejak usai sekolah Dara tak bisa menghubungi kekasihnya.

Rasa khawatir mulai menghantui dirinya, akhirnya Dara memutuskan untuk pergi ke Rumah Reyna. Namun tak ada hasil apapun.

Esoknya disekolah, Dara mendengar rumor bahwa Jessica mengalami kecelakaan. Dan seusai sekolah dia pergi untuk menemui Jessica.

Dara bertanya kamar Jessica ke bagian informasi. Dan ketika menemukan kamar itu, belum sempat Dara membuka pintu, ternyata Reyna berada disana dan tertidur di dekat Jessica.

Dara mengurungkan niatnya untuk menemui jessica.

"ah begitu rupanya" batin Dara lalu tersenyum.

Dara pulang dengan gontai dan banyak melamun, hampir dia menubruk beberapa orang.

"Daraaaa makanannya sudah siap" teriak ibunya.

"Dara tidak ingin makan"

"Buka dulu pintunya sayang"

Dara enggan membukakan pintu dan kembali melamun.

"Rey? Apa kau masih mencintai wanita itu?"

"Kenapa harus selalu aku yang tersakiti?"

"Kenapa aku merasa bahwa dia lebih penting dariku?"

Pertanyaan-pertanyaan itu melayang di kepala Dara.

Drrttt...

📞Girlfriend

Dara kembali meletakkan ponselnya dan tak menjawab panggilan itu.

Lagi-lagi ponsel itu bergetar, Dara memutuskan untuk mematikan benda itu.

Tak lama kemudian.

"Dara sayang temanmu datang cepat temui dia. Mama akan pergi ke butiq"

"Dara sedang tak ingin menerima tamu!"

"Dara! Cepat keluar! Mama sudah terlambat"bentak mamanya yang sepertinya kesal.

Dara bangkit dari tidurnya tanpa membenarkan rambutnya yang berantakan.

Ia terkejut melihat Reyna yang terduduk di sofa.

"Baiklah, Mama akan pergi"ucap ibu Dara dan berlalu dari hadapan mereka berdua.

"Kenapa kau tak menjawab telfonku?"Tanya Reyna.

"Hah? Bukannya kau yang dari awal tak bisa dihubungi? Kau kemana saja dua hari ini?"

"Akuuu..." jawab Reyna kaku dan tak mampu menjawab.

"Sebaiknya Kau pergi, aku sedang ingin sendiri"ucap Dara dingin.

"Ra dengarkan aku dulu"

"Harus berapa kali aku mendengarkanmu? Pergilah! Aku tak ingin melihatmu lagi"

Suasana hening sejenak.

"Baiklah, jika itu maumu. Aku akan pergi"

Dara tak memandang Reyna yang pergi dari hadapannya.

"Rey mengapa kau menuruti ucapanku? Aku sangat tidak ingin kau pergi" batin Dara. Pandangannya berpaling dan meneteskan air mata.

***

Haloo...😊
Apa kabar😁

#Aihara

She's Mine (On Going S2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang