AndryJohn
.
.
.
.
.Satu bulan setelah kematian Sehun, Irene menjadi lebih banyak diam dalam menjalani seluruh aktivitasnya. Irene yang dulu biasanya akan selalu ramah pada siapa saja, menjadi Irene cuek dan jarang tersenyum membuat orang yang tadinya nyaman akan sikap ramah Irene menjadi sedikit canggung menghadapi sikap cuek Irene.
Perubahan sikap Irene yang drastis ini, di pengaruhi juga oleh gangguan mental yang di alami oleh sang mertua. Sikap lembut dan penuh wibawa milik sang mertua kini telah hilang, menjadikan sang mertua di cap buruk oleh para tetangga. Kalimat-kalimat lembut yang biasanya di keluarkan untuk Irene, kini hanya ada kalimat kasar yang di tujukan pada Irene kala Irene melakukan kesalahan. Sebenarnya salah satu dari kesalahan itu sangat sepele, namun entah kenapa mertua Irene ini selalu memancing keributan yang membuat para tetangga berdatangan berusaha melindungi Irene.
Malam yang biasanya indah kini menjadi malam yang sunyi beserta dingin, tidak ada lagi yang memeluknya di kala ia terlelap menjelajahi mimpi. Irene akan tertidur pada pukul 9 malam dan juga ia akan terbangun kembali pada pukul 2 pagi untuk menghabiskan waktu menatap bingkai yang berisi foto pernikahan mereka.
Uang santunan yang di berikan oleh perusahaan Mahendra, tidaklah cukup untuk melunasi hutang yang di miliki Sehun pada para rentenir yang selalu menolong Sehun. Sehun di setiap bulannya, akan selalu mencari pinjaman kala orang tua Irene yang berada di kampung meminta uang untuk menghidupi adik-adik Irene.
Gaji seorang guru tidak seperti gaji pekerjaan lain yang akan selalu di berikan pada setiap bulan. Mengetahui hal itu, Sehun langsung menawarkan dirinya pada Irene agar Irene cukup mengandalkan Sehun karena itu memang sudah menjadi tugas seorang suami. Mau tidak mau Irene harus setuju karena jujur, dia pun tidak sanggup jika harus bekerja di dua tempat.
Hutang masih menumpuk dan Irene bingung harus mencari uang kemana, Irene tidak mau jika harus berhutang lagi untuk menutupi sebuah hutang.
Berbicara soal uang, Irene jadi teringat pada sosok lelaki kaya yang memberikannya ketenangan. Irene selalu bertanya pada dirinya sendiri akan siapa lelaki kaya itu? Aneh jika dia bersedia menenangkannya hingga dia dengan suka rela memberikan dadanya untuk menjadi wadah air mata Irene. Irene bukan tidak mempercayai jika di dunia ini banyak orang baik, tapi Irene seperti itu karena Irene percaya dengan ungkapan tidak ada yang gratis di dunia ini. Benar bukan?.
Irene saat ini sedang fokus mengkoreksi tugas anak muridnya, hingga dia berusaha menghiraukan ulah anak muridnya yang sedang sibuk bercanda membuat seisi kelas menjadi ramai akan berbagai suara. oh ya, Irene mengajar di salah satu sekolah menengah swasta dan disana Irene adalah guru yang menjadi guru favorit karena Irene memang masih cukup muda dengan paras yang sangat cantik. Mau dong jadi murid Bu Irene.
"BU!." Irene seketika langsung mendongak menatap murid laki-laki yang tadi berteriak kencang memanggilnya.
"ya? Kenapa?."
"mau daftar bu." Irene seketika mengernyit bingung dengan maksud dari perkataan murid laki-laki itu.
"daftar apa? Kamu belum masuk ekstra kulikuler?." seketika satu kelas langsung hening dan fokus pada Irene beserta murid laki-laki itu.
"bukan Bu, mau daftar jadi masa depan Ibu maksudnya." refleks satu kelas langsung kembali ramai di penuhi oleh sorakan yang di dominasi oleh murid perempuan.
"jangan di terima Bu! Banyak ceweknya dia Bu!"
"jangan mau, Bu. Dia masih suka nonton Spongebob Bu!!"
"dia kalo pipis masih suka banyak tingkah Bu, jangan mau Bu!"
Irene hanya tersenyum lembut mendengar kalimat-kalimat yang terus di lontarkan oleh anak murinya, suasana ramai kelas memang selalu mampu membuat Irene merasa terhibur hingga dia tidak lagi merasa kesepian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Misfortune | LM x BJH |
Fanfiction"Irene, jadilah istriku. Setidaknya jika kamu menyandang nama Mahendra dariku, kamu tidak akan lagi di pandang remeh oleh semuanya yang pernah menyakitimu. Jangan menolak dengan alasan kamu tidak mencintaiku karena cinta akan datang dengan sendiriny...