8

419 61 2
                                    

AndryJohn
.
.
.
.
.

Hari ini adalah hari terakhir Irene berada di Rumahsakit untuk menemani Ayah mertuanya karena beradaan mereka di Rumahsakit, sudah hampir menginjak satu minggu. Selama satu minggu itu, Irene tidak sama sekali pulang kerumah karena pakaian beserta semua kebutuhannya, sudah di siapkan oleh Lisa yang tidak pernah absen menemaninya menghadapi ini semua.

Selama satu minggu juga, Irene tidak sama sekali pergi kesekolah untuk melakukan pekerjaannya sebagai pendidik. Saat hari ketiga mereka berada di Rumahsakit, Irene sempat marah kepada Lisa karena Lisa menyuruhnya untuk berhenti menjadi pendidik dan beralih menjadi ibu rumah tangga sesuai keinginan Lisa. Namun akhirnya, Lisa berhasil membujuk Irene dengan di bantu oleh Rosé sehingga hubungan mereka kembali membaik dengan Irene yang sudah sepakat untuk berhenti dari pekerjaannya.

"sudah selesai sayang?." tanya Lisa yang baru saja masuk kedalam ruang rawat sambil mendorong kursi roda yang akan di gunakan untuk membawa Ayah mertua Irene menuju mobil miliknya.

Irene yang sedang sibuk memasukkan beberapa pakaian kedalam tas, sontak mendongak menatap wajah Lisa sembil menampilkan senyum tipisnya setelah mendengar pertanyaan manis dari Lisa. Senyum balasan untuk senyum miliknya di tampilkan oleh Lisa, membuat Irene malu sendiri saat menatap senyum itu.

"dikit lagi, Mas." Lisa mengangguk mendengar balasan Irene, melanjutkan langkahnya mendekat kearah ranjang Ayah mertua Irene setelah menyimpan kursi roda yang ia bawa.

"bagaimana perasaan anda? Sudah lebih baik?." tanya Lisa dengan senyum datar yang masih di tunjukkannya.

Albert tersenyum sopan menanggapi pertanyaan Lisa. Baginya, Lisa adalah orang yang sangat baik karena telah bersedia menolong kesusahan dirinya beserta menantunya.

"saya sudah cukup baik, Tuan. Terimakasih banyak karena telah menanggung seluruh biaya Rumahsakit dan juga telah menjaga menantu saya. Saya janji jika saya sudah lebih sehat, saya akan mengembalikan seluruh biaya atas fasilitas yang anda berikan ini." balas Albert dengan nada dan juga intonasi suara yang sedikit sungkan.

Albert adalah salah satu orang baik yang nasibnya, di permainkan oleh Tuhan. Hidupnya hancur, setelah kehilangan sang istri di kala waktu bahagianya mendapatkan sang putra. 26 tahun hidup dengan mengurus putranya seorang diri, dia lagi-lagi harus menelan kekecewaan saat putranya pergi menyusul sang istri. Albert sosok lelaki sejati yang menganut prinsip satu seumur hidup sehingga dirinya saat ini, hanya memiliki Irene yang dapat di andalkan.

"jangan membuang tenaga anda, pak. Cukup berikan saja restu anda pada saya, maka saya akan menganggap semuanya beres." sahut Lisa yang otomatis membuat Albert bingung. Restu apa yang lelaki itu maksud? Kira-kira itulah yang berada di pikiran Albert.

"permisi?." bingung Albert yang di balas kekehan kecil dari seorang Lisa. Perlahan Lisa mendudukkan bokongnya di atas kursi yang tersedia samping brangkar, pandangannya mulai menatap serius pada Albert yang makin kebingungan.

"singkatnya, saya ingin menikahi menantu anda dan saya membutuhkan restu dari anda sebagai Ayah dari mendiang suaminya yang terdahulu. Setidaknya, jika anda memberikan restu itu, saya bisa membuatnya bahagia. Anda tahu? Ternyata pepatan perempuan yang baik adalah perempuan yang rela di ajak susah oleh laki-lakinya itu tidaklah benar karena...seharusnya seorang perempuan di bahagiakan bukan untuk di susahkan. Untuk apa seorang ayah menjaga anak perempuannya dengan teramat hati-hati dan di bahagiakan sedemi kian rupa, jikalau akhirnya perempuan itu akan menjalani hidup susah? Jika memang brnar seperti itu kedepannya, lebih baik sedari dini di ajarkan tata cara mencari uang yang benar, bukan?." ucap Lisa menjelaskan tujuannya pada Albert dengan gaya bahasa yang mungkin sedikit menohok bagi seseorang yang mendengarnya. 

Misfortune | LM x BJH |Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang