2

2K 193 5
                                    

Typo(s) bertebaran sepertinya (╥﹏╥)

.....

Haechan memandang tenang wajah Jaehyun, pria yang sudah beberapa jam yang lalu mengubah status sebagai suaminya. Pernikahan mereka tadi, tidaklah banyak yang menghadiri karena mereka hanya mengundang kerabat dekat dan beberapa orang undangan Jaehyun.

Jaehyun yang sedari tadi memejamkan matanya lelah kini membuka matanya dan menatap balik istrinya. "Kenapa hm?"

"Jika hyung sudah lelah. Lebih baik hyung pergi ke kamar sekarang lalu melanjutkan tidur. Kalau hyung tidur di sofa, takutnya badan hyung malah sakit besok," saran Haechan.

Jaehyun menaikkan alisnya, lalu tersenyum aneh. Pria itu mendekati si manis yang duduk disebelahnya dan mengungkungnya. Haechan yang mendapati gerakan tiba-tiba tersebut sontak gugup. Tangannya yang mungil refleks mencegah Jaehyun untuk semakin dekat dengannya. Tolong ingatkan suami barunya ini jika mereka masih di luar kamar. Bagiamana jika Mark melihat mereka nanti?

"H-hyung, a-ada apa?" Tanya Haechan tergugu.

Alih-alih menjawab, Jaehyun malah melahap bibir plum Haechan. Melumatnya dengan pelan, ingin membuat istrinya turut hanyut dalam tempo yang ia berikan. Haechan yang sudah terbuai, membalas balik ciuman Jaehyun.

"Mphh..."

Haechan melenguh ketika benda lunak milik Jaehyun masuk dan mengobrak-abrik mulutnya. Tangan Jaehyun tidak tinggal diam, ia menelusupkan tangannya ke dalam pakaian Haechan; mengelus sensual membuat Haechan mendesah tertahan.

"Akh.. hyungh!"

"Oh shit! Dad!" Umpat seorang pemuda yang baru saja turun dari tangga yang harus melihat kegiatan panas pasangan baru itu. Hatinya berdenyut sakit, melihat orang yang ia cintai akan melakukan hal yang seharusnya ia lakukan pada Haechan.

Jaehyun memutuskan tautan bibir tersebut dan menatap anaknya heran.

"Ma-maksud Mark, kalau kalian ingin melakukannya, lakukan di dalam kamar. Oh god, mataku ternodai," kata Mark agak melebay-lebaykan ucapnya. Membuat Jaehyun terkekeh.

Jaehyun berbalik menatap Haechan yang wajahnya memerah sempurna entah karena terbawa nafsu atau malu kegiatannya tadi dipergoki Mark. Bibirnya membengkak, dan wajah sayunya membuat Jaehyun semakin bergairah. Tanpa mau membuang waktu, dia segera menggendong Haechan ke kamar mereka untuk melanjutkan kegiatan tadi.

Mark memandang lamat kamar Daddynya dengan tatapan yang tak bisa diartikan siapapun.

•••

Haechan terbangun dari tidurnya, tubuhnya terasa remuk, pegal, dan sakit dibagian tertentu terutama di bagian bawahnya. Dilihatnya wajah suaminya yang masih tertidur damai setelah kegiatan panas mereka tadi. Pipinya bersemu merah kala mengingat kembali kejadian itu. Dia menggelengkan kepala. Ia menyibakkan selimutnya pelan agar tidak menganggu tidur Jaehyun.

Dilihatnya tubuhnya yang terutama dibagian dada yang dipenuhi ruam merah buatan Jaehyun dari arah cermin. Ia bergidik ngeri melihatnya. Dengan pelan ia mengambil pakaian terdekatnya, diraihnya kemeja kebesaran milik Jaehyun dan pakaian dalam miliknya.

Haechan tidak mengambil celana atau apapun itu karena rasanya tidak nyaman dan sakit dibagian bawah sana. Setelah pakaian tersebut melekat pada tubuhnya, Haechan berjalan keluar kamar menuju dapur untuk memasak sarapan. Ia benar-benar melupakan jika dirumah ini tidak hanya ada dirinya dan suaminya, tetapi Mark juga ada disana.

Haechan menuruni anak tangga perlahan, sesekali ia meringis merasakan perih dan nyeri pada bagian bawahnya ketika ia bergerak berjalan turun. Sesampainya ia didapur, ia langsung menyiapkan sarapan untuk mereka.

Saat sedang asyik bergutat dengan peralatan memasaknya tiba-tiba Haechan merasakan sepasang tangan melingkar di pinggangnya membuat dirinya terdiam menegang. Tetapi setelah ia mencium bau parfum yang diciumnya saat malam kemarin membuat dia kembali tenang.

"Sudah bangun hyung?"

Pria itu mengangguk dan meletakkan kepalanya pada bahu istri manisnya. Haechan menggelinjang geli ketika merasakan deru nafas suaminnya dileher jenjangnya.

"Hyung, aku sedang memasak.." lirih Haechan.

"Hm?"

"Hyung membuatku sulit bergerak," rengek Haechan sambil mengerucutkan bibirnya.

Jaehyun tertawa gemas akan tingkah laku Haechan. Pria tampan itu menjulurkan tangannya untuk mematikan kompor. Melihat perbuatan Jaehyun membuat Haechan mengumpat didalam hatinya.

"Hyung, ken- Ohh... Ya ampunhh hyunghh.." Secara tiba-tiba Haechan mendesah disaat dia merasakan tangan nakal Jaehyun tepat berada di lubangnya. Bermain dipinggiran area sana. Haechan meringis kesakitan dalam diam.

Jaehyun menghentikan aksinya tersebut, "Apa kau berniat untuk menggoda hyung, sayang?" Bisik Jaehyun.

Haechan mengernyit heran. "No!" tungkas Haechan cepat.

"Lalu... kenapa kau berpakaian seperti ini, hm? Tidak memakai celana dan hanya memakai pakaian dalammu saja?"

Ah, sekarang si manis mengerti kenapa sang suami menanyakan tentang dia sedang menggodanya atau bagaimana. Tapi tolong jelaskan pada Jaehyun dia menggunakan itu karena dibawah sana masihlah terasa perih saat bergesekan dengan kain tersebut apalagi jika ditambah kain lain.

"Hyung dengar, aku tidak ada maksud buat mengoda dirimu. Dan kenapa aku tidak memakai celana lagi itu karena rasanya sangat tidak nyaman hyung. Sakit... hyung mestinya paham maksud ku, kan?" Jelas Haechan pada sang suami. Jaehyun terdiam lalu mengangguk mengerti.

Pria tampan itu mengeluarkan tangannya dan langsung memeluk Haechan dari belakang. Mengecupi leher jenjang istrinya. Membuat sang istri mengerang tak tenang.

"Ya ampun, Haechan! Kenapa kau berpakaian seperti itu?" Tanya Mark panik.

"Mom, Mommy, Mark," Jaehyun mengoreksi perkataan Mark tadi.

"Okay, kenapa kau berpakaian seperti itu M-mom?" Ulang Mark sedikit gugup.

Haechan merasakan pipinya memanas ketika mendengar panggilan Mom terlontar begitu saja dari mulut Mark.

"Biasalah," jawab Jaehyun.

Mark menaikkan sebelah alisnya lalu mengangguk paham. Tidak bisa dipungkiri, hatinya terasa tercubit. Huh, lagi-lagi membahas masalah hatinya. Benar! Mark harus segera melepaskan Haechan dan menghapus perasaannya pada Haechan yang sekarang sudah menjadi ibu tirinya sendiri. Tapi dari dalam lubuk hatinya, merasakan jika itu tidak akan bisa terjadi. Sangat sulit rasanya untuk melepaskan begitu saja sang pujaan hati.

"Eum, kalian berdua duduklah dulu di meja makan. Biar aku menyiapkan sarapan kalian secepatnya."

Para lelaki tampan tersebut mengikuti perintah lelaki manis untuk duduk duluan dan menunggu sarapan untuk mereka nanti.

TBC

Next? Gak tau kapan...

Be Your MommyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang