Mark memainkan ponselnya sembari mencuri-curi pandang pada lelaki manis di sampingnya. Sedangkan lelaki yang sejak tadi ia curi-curi pandang hanya terfokus menonton drama yang sedang ditayangkan di TV. Jangan lupakan tangan mungilnya yang selalu memasukkan camilan kedalam mulutnya.
"Ck, dasar bodoh! Apa susahnya sih mengungkapkan cinta!" Cibir Haechan. Membuat orang yang berada di sampingnya tertawa geli.
"Kenapa tertawa! Kau sedang menertawakanku ya?!" Tuduh Haechan pada Mark.
Mark menghentikan tawanya dan menggelengkan kepalanya kuat.
"Tidak M-mom?" Ledek si lelaki beralis camar itu.
Haechan mengerucutkan bibirnya kesal, agak sedikit merasa tidak terima dirinya dipanggil seperti itu oleh Mark. Tapi dirinya sadar jika statusnya kini berubah, tapi tetap saja dia merasa keberatan dengan panggilan itu apalagi melihat Mark yang kini meledeknya.
"Markk, bisakah kau memanggilku seperti biasanya jika sedang tidak ada Jaehyun hyung?" Pinta Haechan.
"Eh?" Mark menaikkan sebelah alisnya bingung.
"Aku agak kurang nyaman itu saja Mark. Jadi, please..." Mark menghela nafasnya, terdiam memikirkan permintaan sahabatnya. Lalu sebuah ide jahil muncul di otak jeniusnya.
"Tidak bisa, Mommy," ledek Mark lagi.
"Mommy Haechan, Haechan Mom! Haha! Menyenangkan juga memanggilmu Mommy." Mark terus saja menggoda Haechan, yang membuat orang yang digodanya mulai merasa kesal.
"Apa yang kau katakan tadi!" Ketus Haechan.
"Apa?"
"Ish, dasar sialan!" Haechan mengambil bantal di sebelahnya dan memukul kuat badan sahabat sialannya yang sangat ia cintai itu. Sedangkan sang korban terus saja mengaduh. Mark mencoba menarik bantal yang sedang digunakan Haechan untuk memukulinya.
Dan karena Mark mencoba menarik bantal tersebut terjadilah aksi tarik menarik bantal. Mark menarik kuat bantal itu hingga membuat Haechan oleng dan lantas ikut tertarik. Tubuh mungilnya itu menabrak dada bidang anak tirinya.
Refleks, Mark memegang lengan Haechan agar tidak jatuh. Wajahnya terlihat amat terkejut karena wajah mereka hanya terpaut beberapa cm. Tanpa diduga oleh Mark sendiri, sosok manis didekapnya malah semakin mendekatkan wajah mereka.
Deru nafas mereka saling beradu saking dekatnya. Manik matanya menelusuri setiap inci wajah manis yang terpampang jelas didepannya. Jika boleh jujur, Mark amat sangat terpesona dibuatnya.
Entah siapa yang memulai tetapi bibir mereka mulai saling menempel. Haechan memejamkan wajahnya dikala Mark melumat bibir manisnya dengan pelan dan lembut. Dirinya pun membalas lumatan tersebut dan membuat sedikit mulutnya, membiarkan Mark masuk dan beradu lidah bersamanya.
"Hmphh~"
Mark menarik tengkuk Haechan untuk memperdalam ciuman mereka. Tak lama kemudian, Haechan merasa pasokan udaranya mulai menipis, ia langsung memukul pelan dada bidang Mark. Mark yang mengerti segera memutus tautan bibirnya dengan bibir tebal nan manis milik Haechan.
Keduanya sama-sama terengah-engah dan saling menatap satu sama lain.
"Haechan?"
"Ah.. ma-maafkan aku. A-aku... Seharusnya tidak seperti ini."
Mark tersenyum, ia mengelus kepala Haechan dengan sangat amat lembut. "Seharusnya aku yang minta maaf, bear."
Wajah Haechan merah merona, membuat dirinya menjadi jauh lebih manis dari sebelumnya. Haechan menundukkan kepalanya malu. Karena menyaksikan a tingkahnya, Mark tertawa gemas dan mencubit pipi tembam miliknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Be Your Mommy
FanfictionDemi apapun Haechan tidak pernah membayangkan jika dirinya akan menikahi si duda tampan. Ayah dari sahabatnya sendiri, hanya karena permintaan dari mendiang ayahnya. Tapi satu hal yang perlu kalian tahu, Haechan mencintai calon anak tirinya. Warn: b...