Mark membuka pelan pintu rumahnya dan berjalan masuk kedalam rumah tersebut. Samar-samar terdengar suara keran air dari arah dapur. Mark terhenti sejenak tampak memikirkan sesuatu, lelaki kelahiran Kanada tersebut menggelengkan kepalanya dan tersenyum kecil.
Ia kembali melanjutkan langkahnya menuju dapur, dilihatnya punggung mungil dari ibu tirinya sendiri yang sedang mencuci piring.
Entah apa yang merasuki otak lelaki itu, Mark secara tidak sadar menghampiri sosok didepannya itu lalu memeluknya dari belakang. Ia langsung membenamkan wajahnya di ceruk leher orang didekapnya, menghirup dalam-dalam bau khas milik ibu tirinya yang begitu membuat Mark merasa candu.
Sedangkan orang yang sedang dipeluknya, tubuhnya tersentak akibat terkejut karena ada seseorang yang memeluknya secara tiba-tiba.
Haechan, sesosok lelaki manis yang sedang dipeluk mark menggelinjang geli karena Mark masih mengendus leher jenjang miliknya itu.
"Mark, apa yang kau lakukan?" Tanya Haechan.
Mark tidak menjawab pertanyaan Haechan melainkan semakin mengeratkan pelukan tersebut.
"Mworkk..."
"Diamlah dulu, bear. Aku benar-benar merindukanmu."
Decakan halus keluar dari bibir merah muda milik Haechan. "Kalo Markeu ingin memeluk Haechanie kek gini kayak waktu kita dulu. Please, lepasin dulu ya? Nanti Mark bisa melanjutkannya sepuas Markeu tapi setelah aku selesai mencuci piring."
Mark melepaskan tangannya dari tubuh Haechan, mematuhi permintaan lelaki manis tersebut. Dia berbalik berjalan menuju ruang tv sembari menunggu Haechan selesai dengan urusannya sendiri.
Haechan sendiri yang sudah tuntas dengan urusannya segera menghampiri Mark dan langsung memberikan pelukan hangat untuk anak tirinya.
"Mark, kenapa? Apa kau sedang bertengkar dengan gebetanmu, si Mina-Mina itu?"
"Atau malah dengan wanita lain yang bernama, siapa itu.. Ye-yeri?" Tebaknya ragu-ragu.
Mark berdecak mendengarkan tebakkan dari lelaki manis itu. Padahal dirinya hanya merasakan kerinduan pada sosok manis yang sedang memeluknya.
Berbicara mengenai gebetan Mark, sebenarnya Mark melakukan itu hanya untuk menghilangkan rasa cintanya pada Haechan. Pernah suatu hari, saat dia ingin menjadikan Haechan menjadi miliknya. Namun sialnya pikiran-pikiran Mark mengacaukan segalanya.
Rasa takut akan kehilangan orang dicintainya itu membuat dia tidak berani untuk menjadikan Haechan miliknya. Maksudnya, ia merasakan rasa takut jika disaat dirinya dan Haechan putus. Malah hubungan yang sebelumnya terlihat begitu dekat malah menjadi renggang hanya karena status mereka sebagai "mantan".
Kemungkinan setelahnya, mereka akan saling canggung sama lain. Dan banyak lagi yang ada dipikiran Mark waktu dulu.
Jika ditanya apakah sekarang Mark menyesal? Tentu Mark akan menjawab ya. Sekarang orang yang ia cintai sudah menaikkan statusnya dalam hubungan mereka. Sekarang Haechan malah menjadi ibu tirinya sendiri.
Sudah tidak ada harapan lagi untuknya untuk memiliki Haechan seutuhnya.
Karena saat ini dan mungkin seterusnya Haechan adalah milik Jung Jaehyun.
Benar, kan?
"Markeu-ya... Kenapa diam saja?" Haechan melepaskan pelukannya dengan Mark dan menatap khawatir Mark yang begitu lesu.
"Calm down, Chan. I'm fine, you don't have to worry like that," ujar Mark.
"But, Mark? I- I can't help but worry about you," cicit Haechan. Tangannya mengelus pipi tirus milik Mark.
KAMU SEDANG MEMBACA
Be Your Mommy
FanfictionDemi apapun Haechan tidak pernah membayangkan jika dirinya akan menikahi si duda tampan. Ayah dari sahabatnya sendiri, hanya karena permintaan dari mendiang ayahnya. Tapi satu hal yang perlu kalian tahu, Haechan mencintai calon anak tirinya. Warn: b...