Maaf, kemarin percakapan mereka sempet berantakan dari baku ke non baku terus balik lagi ke baku. Yah, nyatanya aku lebih nyaman makai bahasa baku di cerita ini.
...
Jeno mengumpat di dalam hati, ingin rasanya dia menenggelamkan teman se-apartemen-nya ini ke sungai Han. Ingin sekali malahan, namun sayang hatinya terlalu baik jadi ia mengurungkan niatnya.
Berbalik dengan teman yang duduk di depannya, Mark sedang mengomelinya habis-habisan. Dan yang menjadikan masalah adalah Mark masih betah mengomelinya walau sudah satu jam berlalu semenjak laki-laki bertampang bule itu tiba di apartemen mereka.
Sebenarnya Mark memarahi Jeno karena pemuda pemilik eyes smile itu tidak memberitahu Mark jika dia mengganti password apartemen mereka.
"—lo tuh seharusnya kasih tau gue!"
"Stop Mark!"
"Ok! Sebelumnya gue mau minta maaf. Kemarin gue mau ngasih tau lo tapi gue lupa gara-gara lo ngusir kemarin," jelas Jeno.
"Jadi tenangin diri Lo, oke?" Pinta Jeno.
Jeno berharap penjelasannya itu bisa menenangkan kekesalan Mark.
Bagaimana tidak kesal, lelaki Leo itu bahkan harus menunggu sekitar 20 menit di depan pintu apart.
"Lebih baik lo istirahat. Lagian ya Mark ngapain coba lo dateng pagi-pagi begini."
Mark mendengus mendengarnya.
•••
Haechan melangkah keluar dari kamar mandi dengan piyama tidurnya yang sudah melekat di tubuh berisinya. Dia mengerutkan keningnya, melihat suaminya sedang termenung sembari menatapi bingkai di tangannya.
Dengan pelan Haechan menghampiri tempat tidurnya dan duduk disamping Jaehyun.
"Hyung?" Panggil Haechan.
Jaehyun menoleh ke samping lalu tersenyum lembut ketika tahu Haechan-nya sudah ada disampingnya. "Sudah selesai ya?"
"Um! Eh, siapa itu hyung? Cantik sekali," tanya Haechan sambil menunjuk foto seorang lelaki cantik yang berpose anggun di dalam bingkai foto tersebut.
Jaehyun tersenyum sendu, pria itu terus mengelus-elus foto tersebut membuat Haechan kebingungan.
"Hyung... tidak selingkuh, kan?" Tuduh Haechan.
Jaehyun terkekeh pelan, ia mengusak rambut Haechan. "Tidak baby, hyung tidak selingkuh kok."
"Lalu, dia siapa?" Tanya Haechan sembari menunjuk foto di tangan Jaehyun
"Lee Taeyong, mendiang istri hyung...." Lirih Jaehyun.
"Mendiang istri? Lalu siapa Bubu?" Batin Haechan.
"Kalau begitu siapa Bubu? Hyung pernah mendua ya waktu dulu?" Haechan sekali lagi menunduh Jaehyun. Bahkan matanya sedikit berani untuk memberikan tatapan tajamnya.
Jaehyung menghela, "Mereka orang yang sama. Bubu adalah panggilan kesayangan kami."
"Hyung.. kalau boleh tahu, dia meninggal karena apa? Aku sempat bertanya pada Mark, tapi sepertinya Mark enggan untuk menjawab jadi aku tidak bisa memaksanya."
"Yongie, dia meninggal dalam kecelakaan 13 tahun silam. Mobilnya terbakar saat itu. Sayangnya, mayatnya tidak ditemukan. Polisi bilang, jika mayat Taeyong ikut terbakar."
Haechan terdiam, tiba-tiba ia terpikirkan sesuatu.
"Hyung, bagaimana jika dia masih hidup? Bagaimana jika dia kembali lagi padamu?"
"Apa yang akan hyung lakukan?"
"Apa hyung akan mencampakanku setelah ia kembali nanti?"
• to be continued •
Ini beneran sampe segini dulu,
Aku butuh banget pendapat kalian tentang gaya percakapan mereka.
Kalian nyaman gak sama gaya percakapan mereka saat ini, ngerasa aneh gak?
Atau mau di baku-in semuanya aja, lo-gue yang dipake sama Mark dkk diilangin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Be Your Mommy
FanfictionDemi apapun Haechan tidak pernah membayangkan jika dirinya akan menikahi si duda tampan. Ayah dari sahabatnya sendiri, hanya karena permintaan dari mendiang ayahnya. Tapi satu hal yang perlu kalian tahu, Haechan mencintai calon anak tirinya. Warn: b...