"Mark lihat, bagus kan?" tanya Haechan sambil memamerkan hasil buatannya.
Mark mendekati Haechan untuk melihat makanan yang dimaksud Haechan.
"Lagi?"
Alih alih menjawab, Mark justru menanyakan balik.
Haechan mempoutkan bibir, "memangnya kenapa? Ayo coba!"
Mark mengambil sendok lalu menyoba makanan dari hasil resep baru yang baru saja Haechan buat.
Haechan menatap lamat lamat Mark, menanti bagaimana respon yang diberikan pemuda itu.
"Enak."
Mata Haechan berkedut sebelah mendengar ungkapan singkat padat dan jelas dari pemuda di hadapannya itu.
"Itu saja?" protes Haechan.
Dahi mark mengernyit bingung, "iyaa?"
"ish!"
dasar Mark tidak peka.
Haechan itu ingin dipuji masakannya, begitu saja tidak tahu!
Ah sudahlah, Haechan ingin merajuk pada Mark seharian ini!
Haechan mendengus, ia membawa cemilan hasil resep barunya menuju ruang keluarga untuk dicemilnya nanti.
Mark mengendikan bahu, ia berjalan mengikuti langkah Haechan. ia mendudukkan dirinya disebkah Haechan.
Ting tong
Haechan dan Mark saling tatap menatap.
"Buka pintu sana," perintah Haechan.
"Tidak mau."
"Mark!"
"Ck, mungkin itu Daddy."
Alis Haechan terangkat, "benarkah? jika itu Jaehyun hyung, kenapa tidak langsung masuk saja?"
tak mendapati jawaban dari Mark, Haechan memilih untuk membuka pintu.
Haechan mengerutkan dahinya sesaat membuka pintu. Ia menatap bingung pada dua orang didepannya.
"Hyung!"
Namun Haechan memilih abai, ia bergerak maju memeluk tubuh Jaehyun.
Jaehyun membalas pelukan haechan dengan erat. Seakan ini adalah kesempatan terakhirnya untuk memeluk tubuh mungil itu.
"Aku merindukanmu, kenapa tidak mengabariku?"
"Maaf ya. Hyung juga merindukanmu, Haechan."
"Ekhem!"
Haechan melepaskan pelukannya, ia menunjuk wanita yang berdiri disamping Jaehyun dengan sorot menuntut penjelasan.
"Siapa?"
Melihat bungkamnya Jaehyun membuat wanita itu geram sendiri.
Wanita itu memeluk lengan Jaehyun dan bersikap manja.
"Sayang, jadi dia suamimu?" tanya wanita itu dengan nada manja.
Wanita itu menatap Haechan dengan tatapan menyelidik. Memandang dari ujung kepala hingga ujung kaki Haechan.
"Hyung, apa maksudnya ini?!" tanya Haechan dengan nada yang cukup keras hingga membuat Mark menghampiri mereka.
Jaehyun mengalihkan wajahnya saat melihat tatapan Haechan yang membuatnya semakin merasa bersalah.
"Hyung! Jangan diam saja!"
"Daddy, Mom, ada apa ini?" tanya Mark yang baru datang.
"Sayang, ayo jelaskan. Apa kau mau aku yang menjelaskannya?"
Mendengar itu membuat Mark mengalihkan perhatiannya pada seorang wanita yang berdiri disamping daddy-nya.
Mata Mark membelalak, "Bu.. bu..," napas Mark tercekat saat melihat orang yang sangat mirip dengan bubunya.
"Bubu.." gumam Haechan.
Haechan menatap tidak percaya pada wanita itu. Ah, Haechan baru sadar jika wajah itu mirip sekali dengan wajah mendiang istri Jaehyun.
"Sayang, jangan diam saja!" Rajuk wanita itu.
"Hhh~ hai boy! kenalan aku Kim Rossie. Kekasih daddymu. Apa kau ingin menyapa calon adikmu?" tanya Rossie sambil mengelus perutnya sendiri.
Wanita itu menampilkan tersenyum cerahnya pada mereka semua.
Haechan terdiam mendengar itu semua, ia meremat bajunya gusar. Matanya bahkan sudah memanas. Haechan menatap Jaehyun dengan tatapan penuh kekecewaan.
Apa Jaehyun sudah lupa dengan apa yang mereka bicarakan sebelum menikah.
Apakah pernikahannya harus hancur secepat ini.
Ini sungguh gila, bahkan pernikahan mereka belum ada satu tahun.
"Hyung.."
"Kita bicarakan ini didalam," final Jaehyun.
***
"So?"
Mark yang sedari tadi diam mulai menuntut penjelasan.
"Son, bisakah kau pergi dulu?"
"Meninggalkan Haechan sendiri disini? Sorry dad, i can't."
Mark menggenggam tangan Haechan yang mendingin.
Jaehyun pun mulai menjelaskan, kenapa hal ini bisa terjadi.
Baik Haechan maupun Mark mereka sama sama menyimak dengan baik. Perasaan Haechan sudah campur aduk mendengar penjelasan Jaehyun.
"Hyung, kau benar benar gila! bahkan pernikahan kita belum ada setahun! kenapa... kenapa kau setega ini kepadaku? Apa salahku padamu hyung?" Haechan memelankan perkataannya diakhir.
Haechan menatap tajam Jaehyun yang juga sedang menatapnya dengan rasa bersalahnya.
"Apa kau tidak ingat dengan apa yang sudah kita bicarakan sebelum menikah?! Aku tidak suka diduakan, Hyung! Aku ingin kita bercerai!"
Jaehyun berdiri dari duduknya.
Melihat itu Haechan juga ikut berdiri, "APAA?!! hyung tidak terima? bukankah sudah kuperingatkan dari awal untuk tidak berselingkuh!"
"Tapi ini tidak sengaja, Haechan!"
"Lalu apa? hyung ingin aku dengan lapang dada menerima wanita jalang ini! Ya, mungkin aku akan menerimanya tapi disaat itu juga aku lebih baik memilih mundur."
"Haechan.."
"Bukankah ini lebih baik? aku memudahkan kalian untuk meraih kebahagiaan dan masa depan yang cerah untuk kalian terutama untuk calon anak kalian."
"Jadi lebih baik kita bercerai saja hyung."
Jaehyun menghembuskan nafasnya, ia meraih tangan Haechan. "Baik, kita akan bercerai sesuai keinginan kamu. Tapi nanti terima ya apa yang hyung berikan padamu nanti. Setidaknya hyung harus memastikan bahwa kamu hidup dengan layak setelah kita berpisah nanti."
"Jangan menolaknya Haechan, aku sudah berjanji pada ayahmu agar kau bisa hidup layak."
"Maafkan hyung atas semua yang sudah terjadi. Hyung minta maaf karena sudah melukai hati kecilmu. maafkan hyung karena tidak bisa membuat pernikahan ini dipenuhi rasa kebahagiaan seperti yang di harapkan kamu dulu."
Di saat itu pula tangisan Haechan meluruh, Jaehyun segera membawa Haechan kepelukannya.
Jaehyun menyesal karena sudah melukai hati istri mungilnya ini. Tapi ia tidak bisa menutup mata pada calon anaknya sendiri.
"Lihat, mudah sekali bukan menyingkirkan jalang kecil ini?" batin Rosie.
Wanita itu tersenyum licik, saat merasa rencananya kali ini berjalan dengan sangat baik.
yo what's up bro!
gimana chapter kali ini?
KAMU SEDANG MEMBACA
Be Your Mommy
FanfictionDemi apapun Haechan tidak pernah membayangkan jika dirinya akan menikahi si duda tampan. Ayah dari sahabatnya sendiri, hanya karena permintaan dari mendiang ayahnya. Tapi satu hal yang perlu kalian tahu, Haechan mencintai calon anak tirinya. Warn: b...