A

770 89 15
                                    


.

.

Seringai genit Joy akhirnya tampak ketika netra itu menangkap sosok lelaki kesayangannya. Sedang duduk tenang membaca buku sendirian pada salah satu meja khusus membaca di perpustakaan.

Mengendap-endap, Joy mendekati tubuh pemuda itu. Buncahan rasa senang yang luar biasa tak bisa luput setiap kali ia menemui sang pangeran berkuda putihnya.

"Hai tampan!" Sapa Joy genit.

Terlihat wonwoo yang sedikit terperanjat karena ia yang duduk tiba-tiba di samping kursinya.

"O..oh, hai Joy park,"

Mereka sudah mulai dekat sejak tiga bulan lalu. Lebih tepatnya, Joy yang mepet mendekati wonwoo. Namun, lelaki itu masih saja bersikap sopan padanya. Sangat tidak menyenangkan.

"Joy! Jangan lupa lagi." Untuk kesekian kali, Joy mengatakan hal yang sama.

"Em.., iya, Joy Maaf.."

Walau ucapan wonwoo masih kikuk dan kaku, tapi cukup untuk membuat senyum lebar Joy kembali terbit.

"Nah, itu terdengar manis. Aku suka!" Joy berujar antusias kelewat senang.

Sementara wonwoo hanya menunduk untuk alasan tertentu.

"Kenapa? Senyumku aneh ya?!" Tanya Joy.

wonwoo tersentak, lantas menarik pandangannya. Sangat tidak benar. Jika pangeran sekolah saja bisa takluk oleh senyum itu, sudah tidak diragukan lagi seberapa hebatnya senyum manis Joy.

Tapi entah kenapa, selalu wonwoo sulit untuk menyanggah ucapan Joy. Yang ia lakukan hanya menggulirkan kesana kemari safirnya dengan resah. Seakan menyangkal perkataan Joy.

"Tapi tak apa deh. Meskipun aneh, tetap akan selalu hanya untukmu." Mata Joy mengerling genit. Namun tak membuat siratan suka menghilang dari sana.

wonwoo kembali menunduk, tapi Joy lebih gesit melihat semburat kemerahan di pipi putih itu. Aw! Betapa menggemaskannya wonwoo bagi Joy.

Rasa senang yang membuncah dalam hati, membuat Joy spontan mengecup pipi wonwoo kilat.

CUP!

"Hihihi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hihihi..." Joy hanya tertawa lucu ketika lagi-lagi wajah syok wonwoo memerah macam tomat.

"J..Joy," wonwoo yang masih ling-lung dengan kejadian barusan sangat terlihat konyol bersama wajah merahnya.

"Itu juga, hanya untukmu." Joy jelas sangat suka menggoda pemuda polos itu, bukan berarti ia hanya sekedar iseng dan ingin menganggu wonwoo. Joy benar-benar menyukai si tampan pemalu ini.

"Pulang sekolah, tunggu aku ya! Jangan kabur!" Peringatan tegas dari Joy nyatanya berhasil menaikan lagi pandangan wonwoo yang semula menunduk.

Sedikit bingung. Apakah Joy mengajaknya pulang bersama. Dan kemungkinan itu kembali menyentak hati wonwoo. Karena ini adalah yang pertama bagi mereka.

AmourTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang