Kening Rafael terasa pusing bukan main. Ia benar-benar berpikir keras untuk menyelesaikan masalah ini dengan cara meminjam beberapa uang pada teman kerjanya namun uang itu tidak sedikitpun cukup untuk bisa membayar denda.
Harus bagaimana ia mencari solusi terbaik dalam permasalahan ini. Satu-satunya harta yang ia punya adalah rumah ini. Rumah sederhana yang selama ini ia bangun untuk putrinya agar Kiara tidak kedinginan lagi ketika mereka di usir dari rumah kontrakan karena telat membayar biaya sewa.
Dan sekarang apa ia harus mengorbankan rumah ini untuk menolong Wanda wanita yang selama lima tahun ini menjadi istrinya. Wanita cantik itu sama berartinya seperti Kiara. Rafael sangat mencintai Wanda ia tidak mau istrinya dilibatkan dalam masalah ini padahal Wanda adalah korban dari rencana lelaki sialan itu.
Tidak ada pilihan. Dengan berbekal secarik kertas dengan tulisan angka yang tertera di sana. Rafael mulai menghubungi seseorang.
Dari rekomendasi temannya. Orang ini adalah pilihan terbaik untuk meminjam uang. Hanya perlu memberikan hal yang berharga sebagai jaminannya maka uang yang ia butuhkan akan langsung di dapatkan. Lelaki konglomerat ini lebih menyukai hal yang berhaga untuk dialihkan menjadi miliknya dibanding meminta uang. Rafael akan memberikan sertipikat rumah, harta satu-satunya yang ia miliki sebagai jaminan agar masalah ini bisa cepat selesai.
***
Rafael datang dengan keraguan yang menyelimuti hatinya. Ia kembali mencoba untuk berpikir positif bahwa dengan jalan ini ia akan bisa menemukan jalan keluar, dan istrinya tidak akan masuk penjara.
Kedua kaki Rafael masih melangkah. Mengikuti langkah tegap lelaki bernama Mahesa. Lalu mereka berakhir di ruangan yang Rafael sangat yakini begitu privasi terlihat dari ruangan yang hanya menyediakan empat kursi saja. Sedangkan jendela di depannya mengarah ke pemandangan luar. Terlihat awan cerah membingkai langit di atas gedung pencakar langit ini.
"Silahkan duduk," ujar Mahesa mempersilakan dengan sopan. Dan Rafael langsung mengangguk mendudukkan tubuhnya.
"Anda yakin akan meminjam uang pada Tuan Dirgan?"
Mendapat pertanyaan itu Rafael langsung terdiam namun detik selanjutnya mengangguk mantap. Ia tidak punya pilihan lain selain meminjam uang pada sosok kaya raya pemilik perusahaan besar ini.
"Saya sangat membutuhkan uang, saya harap Tuan Dirgan akan membantu kesulitan saya," jawabnya.
Mahesa terlihat menganggukkan kepalanya tanda mengerti.
"Anda tahu kan syarat untuk meminjam uang di sini harus dengan apa?"
"Saya harus memberikan hal yang berhaga untuk jadi jaminan hutang?"
Mahesa tersenyum. Lelaki itu kemudian memberikan sebuah map berisi surat perjanjian yang akan ditandatangani.
"Silahkan tanda tangan di sini. Dan uangnya akan langsung masuk ke rekening Anda."
Rafael menatap lembar kertas itu dengan perasaan ragu. Akankah ia bisa berhasil membayarnya? Ia sekarang hidup serba kesusahan karena harus memenuhi semua kebutuhan Wanda yang penuh glamour dan modis. Bahkan terkadang Rafael sangat menyayangkan karena itu pula Kiara harus putus sekolah dan membantunya bekerja membayar hutang-hutang yang istrinya hasilkan. Tetapi sekali lagi Rafael tidak bisa menolak jika itu keinginan Wanda, ia sudah terlanjur jatuh hati sampai mati pada wanita itu. Rafael tidak bisa jika Wanda berakhir di penjara. Tidak! Rafael tidak menginginkan hal itu terjadi.
Dengan mengembuskan napas pelan. Rafael segera menyambar berkas yang harus di tanda tangani. Menuliskan lekukan tanda tangannya di atas materai tersebut.
Sedangkan Mahesa hanya terdiam tenang sambil memperhatikan Rafael yang tengah serius dengan tanda tangan tanpa membaca dulu isi kontrak yang tentera.
Mahesa mendapatkan sodoran kertas dari tangan Rafael dan wajah lelaki itu terlihat senang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Devil Beside Me
Storie d'amoreKiara harus rela menjadi korban dari hasil kesalahan cinta buta ayahnya pada ibu tirinya. Dijadikan sebagai jaminan untuk membayar hutang pada lelaki dingin yang tak berperasaan. Keanu Dirgantara. Sosok lelaki kaya raya yang tidak tersentuh hatinya...