2

360 47 17
                                    

Suasana keluarga jung di pagi hari seramai biasanya,jaemin sedang memakai sepatunya di tangga terakhir saat tiba tiba jeno mengacak ngacak rambutnya dari belakang.

"JENO BANGSAT!INI UDAH RAPIIIH"
Teriak jaemin sambil melemparkan sepatu yang tadi hendak di pakainya, jeno berlari menghindar sambil tertawa.

"Jelek lo!"

Jaemin cemberut kesal,sambil bersungut sungut dia merapihkan kembali rambutnya,mark yang baru saja turun dari tangga hanya terkekeh maklum."mau abang bantu?"

"Nggak usah"jaemin menjawab jutek.

Mark mengangguk,mengambil sepatu jaemin yang di lempar tadi kembali ke anaknya,merapihkan anak rambut jaemin yang berhamburan sambil tersenyum tenang"buruan,takut kesiangan"

Ya memang,di kelurga ini yang paling waras emang cuman kakak pertamanya,gyu yang sebenarnya anak paling manis juga seringkali ikut mengerjainya,emang cuma mark yang baik.

"Gitu aja ngambek"jeno langsung mecibir begitu jaemin tiba di ruang makan dengan muka cemberut.

Jaemin mendekati jeno dan menjambak kencang rambutnya, meluapkan semua kekesalanya di tarikan tanganya.

Jeno berteriak kesakitan,mencoba menarik balik kepalanya,tapi sungchan justru ikut memegangi tangan jeno, membiarkan jaemin menarik kembali rambut jeno.

"Gitu aja teriak,banci lo"jaemin balik mencibir,jaehyun langsung tertawa, dan taeyong bertepuk tangan"udah udah,rumahnya udah kayak kebun binatang aja".

"Kan isinya emang binatang semua"
Gyu menyaut dengan polos,yang mendapat teguran dari jaehyun langsung seperti biasa.

Setelah selesai makan,jaemin langsung berlari keluar rumah,seharusnya dia berangkat sekolah bersama jeno,tapi karna masih sangat kesal dengan manusia itu,begitu melihat mark keluar dari bagasi bersama mobilnya jaemin langsung menghampirinya.

"Bang nebeng"

Mark mengangguk bahkan membukakan pintu untuknya,sudah jaemin bilang,memang cuman mark yang baik.

"Tas nya mana?"

"Nggak butuh"

Mark mengangguk lagi dan menjalankan mobilnya,btw,bang mark udah kuliah semeter 6,dan karna mereka masih satu lingkungan,dia masih bisa nebeng tanpa perlu ngerepotin.

Jadi sekolahnya itu udah lengkap ada Jhs,Hs,dan univ langsung (smp,sma,- universitas),cuma beda beda gedung aja,tapi masih satu paket,dan percaya nggak percaya,tempat sekolahnya adalah salah satu gedung pendidikan terbesar dan termahal di dunia,karna itu juga siswanya tidak hanya dari satu negara saja.

Fasilitasnya juga menjamin,langsung ada minimarket,kafetarian,fasilitas pembelajaran lengkap,gedung berbagai jenis bidang olah raga,sekolahnya juga menyediakan asrama untuk murid,dan sudah pasti menggunakan lift juga gedung ber Ac,intinya ada harga ada barang.

"Kelas kamu kan sebelahan sama sungchan,kalo ada apa apa ke dia aja ya?,gedung jeno ada di lantai 3,kalo mesti kesana justru lebih repot,kalo nggak,langsung telfon abang aja"mark berbicara sambil meliriknya,karna masih harus fokus pada jalanan,dia tidak bisa langsung menghadap adiknya,sebenarnya sangat di sayangkan gedungnya berada lumayan jauh dari tempat jaemin.

Jaemin menunduk sambil bermain ponsel,mendengar perkataan mark,alis jaemin berkedut"aku bisa sendiri".

"abang percaya"mark mengusak surai jaemin tanpa menoleh,dia hampir lupa jika adik adiknya yang dulu selalu gelendotan di kakinya,sudah tumbuh hampir melewatinya"tapi bakal ada hal hal yang nggak bisa kamu tanganin sendiri,seenggaknya kamu masih punya abang abang kamu buat bantu".

"Nggak usah ngomongin hal hal nyeremin kayak gitu"

Mark terkekeh"Kamu ituu,seenggaknya senyum sedikit"

Jaemin hanya mengrucutkan bibirnya, mark tersenyum tipis,memberhentikan mobilnya tepat di hadapan sekolah, tempat palkir Sma dan univ jelas di pisah,dan itu lumayan jauh,mark tidak tega jika harus membiarkan jaemin jalan sejauh itu di hari pertamanya sekolah.

"Mau abang anterin ke kelas?"

"Apaan si,jaemin bukan anak kecil!"

"Oke"

Jaemin mencondongkan badanya ke pada mark,alis mark berkerut bingung,  jaemin tersenyum manis,mengecup pipi kanan mark cepat"makasih abang" ucap jaemin sebelum turun dari mobil dan berjalan ke dalam sekolah cepat cepat.

Mark terkekeh sambil memegang pipinya,memutar stir menuju univ nya, sebenarnya dia sudah telat dari beberapa menit yang lalu,tapi dia nggak mungkin bilang ke jaemin karna itu cuma bakal bikin anak itu merasa bersalah,karna apa?,karna emang cuman mark yang baik,lagian adiknya terlalu manis,kelasnya jadi terasa tidak penting lagi.

Sesuai instruksi teman barunya lewat ponsel,dia menyusuri lorong lorong kelas mencari lift,menuju gedung dua, saat sampai di sana,kebetulan saja hanya ada dirinya,jadi dia tidak perlu repot repot menjaga sikap.

Dia melanjutkan jalan,tersenyum lebar saat menemukan jisung telah berdiri sambil bersandar di tembok dengan kaki satu terangkat kebelakang menekan tebok,ada beberapa siswi perempuan yang mengerubunginya.

Tapi begitu melihatnya,jisung langsung memisahkan diri dan menghampirinya dengan senyum lebar"lo itu emang nggak bisa buat nggak narik perhatian ya?".

Perkataan jisung jelas membuatnya bingung"apaan?"

Jisung menunjuk ke arah belakang dan sekelilingnya,mau tidak mau,jaemin mengikuti jari telunjuk jisung,dan benar saja,dia memang menjadi pusat perhatian,padahal dia berfikir tidak telalu mencolok dengan warna gelap?.

"Tapi nggak usah di pikirin"dia merangkul bahu jaemin,hampir sepenuhnya memeluk ketimbang di katakan merangkul"ayo kita ke kelas".

"Gue pengin nyemil"jaemin justru terlihat tidak perduli,menjadi pusat perhatian hampir sudah menjadi makanan sehari harinya,dia cukup sadar,walaupun laki laki,parasnya memiliki wajah cantik yang tidak manusiawi,untung saja dia masih tetap terlihat tampan.

"Oke,sekarang kita ke kelas dulu,btw,di mana buku lo?"

***
Sungchan langsung menyandarkan kepalanya ke meja begitu sampai di kelas,percaya nggak percaya,dia lebih leluasa tertidur di dalam kelas dari pada di rumah.

Jika di sekolah teman temanya akan memaklumi dan berhenti mengajaknya bicara jika melihat gerak geriknya yang ingin tertidur,tapi saat di rumah,ingin duduk santai saja,rasanya terlalu susah,bisa saja jaemin,atau saudara saudaranya yang lain menaruh paku di atas sofa yang hendak di dudukinya.

Terkadang percandaan mereka memang semengerikan itu,dan parahnya lagi,si biang masalahnya justru seringkali berkelit dan lolos, karna itu dia menjadi terobsesi mengalahkan jaemin,bodoamat dengan statusnya sebagai kakak,tapi jaemin itu terlalu licik,dia sangat menyebalkan,terutama saat sedang merajuk,di setiap kerusuhan mereka, biasanya jaemin yang akan pertama memulai,tapi saat dia kewalahan dan merasa terpojok,dia akan merajuk dan mendiaminya seharian dengan muka berlipat lipat.

Itu sangat menyebalkan karna dia terkadang dia menjadi merasa bersalah tanpa alasan.

Sungchan langsung menajamkan pendengaranya begitu kelasnya berubah tenang,teramat sunyi sampai dia bisa mendengar deru nafasnya sendiri.

Terdengar suara ketukan langkah kaki yang dia yakini lebih dari satu orang, begitu suara itu berhenti tepat di sebelahnya,sungchan langsung mendongak.

Ada 4 orang yang berdiri di depanya, salah satu dari mereka yang berdiri paling depan tersenyum paling lebar.

Sungchan langsung mendengus,tidak heran jika kelasnya menjadi sesunyi ini
"Apa?"

"Sungchan,kak mark beneran punya pacar?"

Mendengar itu jelas keningnya langsung berkerut,menurutnya itu terlalu mustahil,jika di tanyai siapa yang paling dekat dengan kakaknya, mungkin dia akan menjawab dengan cepat,buku dan laptop,jika memang dia sedikit kaku dan sedikit bicara,maka kakaknya lebih parah darinya.

"Tadi mereka berangkat bareng,gue cuman denger sih,tapi nggak mungkin kan?"Haechan tertawa di akhir kalimatnya sendiri,dia juga merasa tidak mungkin,jika denganya saja mark jarang melirik,apalagi orang lain kan?.

RoundTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang