Sementara kakeknya senang,jaemin merasa gelisah di kamarnya,dia selalu bersikap seolah tidak pernah menghawatirkan apapun,terlebih lagi,dia dengan jeno memang hampir tidak pernah menunjukan kedekatan yang ambigu,jika tidak melihatnya dengan cermat,mereka sebenarnya seperti teman biasa.
Bagaimana kakeknya bisa bersikap begitu?, meskipun jung wei bukan kakek kandungnya, kakek selalu memanjakanya lebih dari siapapun, dia juga percaya bahwa kakeknya tidak akan menyakitinya, tapi kali ini dia menemukan bahwa kakeknya akan mengecewakannya pada akhirnya.
Kakeknya jelas tau tentang perasaanya lebih dari siapapun, tapi dia justru sengaja menghalanginya, jaemin selalu berfikir, selama dia dan jeno bersama seperti biasa, tidak perlu status, tidak perlu publikasi, selama mereka saling mengerti perasaan satu sama lain, itu sudah cukup, tapi sekarang dia menyesali ini semua.
Ini sudah terjadi, dia tau tentang kakeknya, kakek tidak akan pernah bercanda dengan kata katanya, dan sekali orang itu memiliki kemauan, bahkan mungkin seluruh negara tidak bisa merobohkan niatnya.
Di tengah kegelisahan, dia berjalan ke balkon, dari arahnya berdiri adalah belakang rumah, di situ ada taman yang menyejukan dan indah, beberapa kelinci berperut bulat juga bertebaran di sana, jaemin selalu meyukai pemandangan ini, itu membuatnya merasa rileks dan hangat, tapi kali ini di saat melihatnya, dia hanya merasa semakin gelisah, perasaanya melonjak lonjak hingga menjadi sakit, jeno duduk di ayunan gantung dengan perempuan yang dia lihat tadi, duduk bersebelahan.
Keduanya diam dengan ekspresi yang berbeda, perempuan itu jelas sudah menyukai jeno, dari tatapan berbinarnya saja sudah bisa di tebak, tatapan pengaguman dari wanita cantik tentu saja sangat menggerakan hati, benar benar bisa membuat orang luluh, jika bukan karna jeno yang masih bersikap acuh tak acuh, jaemin akan benar benar melemparkan meja ke arah mereka.
"Na?"
Panggilan itu di sertai bunyi pintu terbuka, jaemin menoleh, dan melihat mark datang menggunakan baju basketnya yang setengah basah,dia juga mememgang bola basket di antara lenganya
Pria itu tersenyum,menyentuh dahinya dan bertanya,"Kenapa ngga istirahat?,kamu masih sakit"
Jaemin refleks berjalan mundur1,"kakak keringetan".
Meskipun keringat mark tidak berbau, dia tetap berkomentar, mau bau atau tidak, itu tetap keringat, dia tidak terlalu ribut perihal kebersihan, tapi keringat dari orang lain selalu membuatnya risih.
Mark mendengarnya tidak tersinggung, dia justru tertawa,melirik ke taman, dia melihat adiknya dengan seorang perempuan dan tidak mengatakan apa apa,dia dengan sengaja justru merangkul jaemin, dan seperti yang di harapkan anak itu menjerit, tidak senang dan berusaha meronta.
"Kakak!!,kamu ngebully orang sakit!"
"Mana?",Mark justru bertanya, tidak bergerak seolah olah pemberontakan jaemin bukan apa apa baginya,dan masih terus merangkulnya."Mana ada orang sakit seenergik kamu?"
"Kakak!!!",Jaemin melotot kesal,dia memang benar benar sudah sembuh, bahkan tidak ada jejak rasa sakit di tubuhnya,meskipun hatinya sedikit sakit,tapi itu bukan penyakit,dia mendorong dan meraung."Inikan juga gara gara pacar kakak!"
"Oke,ini salah kakak".
Jawaban mark yang tidak menyangkal perkataanya,justru membuatnya kesal, tidak mengerti apa yang membuatnya seperti ikan buntal,dia menggembung kesal."Itu beneran pacar kakak!"
"Bukan",mendengar jeritan jaemin,mark hampir tidak berdaya, lagipula bukan itu poinya,"Bukan pacar kakak,tapi dia bukan orang jahat, meskipun dia ngebuat kamu sampe berdarah kemarin,dia beneran nggak sengaja".
Mark tidak mempunyai keinginan untuk membela adik kelasnya itu, meskipun anak itu sangat jelas sangat menyukainya dan bahkan mengejarnya,itu tidak spesial bagianya, lagipula sejak dia masih kecil,dia bahkan sudah di kejar banyak wanita dan submisiv,tapi haechan benar benar bukan orang jahat,terkadang dia hanya terlalu tidak masuk akal,dan juga perilakunya yang seperti biang onar, haechan dan teman temanya tidak pernah benar benar melukai seseorang,mereka hanya menggertak dan menakuti orang orang dengan kata kata,selain itu mereka tidak benar benar terlalu berani untuk memukul orang.
Dan masalah ini,ketika jaemin mendengarnya, dia juga tiba tiba merasa sangat malu, dan sangat kesal dengan otak bodohnya, bagaimana dia bisa melupakan hal penting seperti ini?, perihal darah yang keluar mulutnya,itu sebenarnya bukan darah, tapi liptint yang tidak sengaja tumpah ke bibirnya ketika dia memakainya,dan bodohnya dia justru melupakanya, tapi dorongan haechan juga bukan main main, dia sangat tegang dan takut hingga jatuh pingsan, jadi dia tidak mempunyai kesempatan untuk mengungkapkanya, juga, bukankah dokter rumah sakit itu terlalu baik?, bagaimana mungkin mereka tidak bisa membedakan antara liptint dan darah sungguhan?, ini jelas perbuatan yang dengan sengaja untuk menyelamatkan wajahnya, tetapi sekarang dia harus menghianati kerja keras mereka,
"Jaemin juga nggak benci dia, lagian aku juga ikut nyari gara gara kok ,dan aku bener bener nggak papa, kemarin itu liptint, bukan darah, lagian mana mungkin si tubuh orang selemah itu, di dorong langsung keluar darah".
Mark terkejut, memang sedikit tidak masuk akal, jaemin juga tidak sempat menghantam apapun, karna mark menahanya di tanganya, tapi karna semua orang panik, tidak ada yang menyadarinya.
Tapi tetap saja, meskipun itu bukan luka serius, haechan memag sedikit keterlaluan, dia ingin membuat anak itu berhenti untuk terus mengganggu orang lain, dia berharap dengan kejadian ini, haechan akan menjadi lebih hati hati, dan tidak terlalu sembrono lagi.
Mark megesampingkan masalah itu, melihat ke arah dua orang di bawah, dia melihat mata tidak fokus jaemin lagi, merasa sedikit tidak berdaya.
"Mau ikut kakak pergi main?".
Jaemin berfikir sejenak, memandang jeno dan kemudian mengangguk, dia mempercayai jeno,tapi pemandangan ini tetap menyakitkan matanya, jika memang jaemin adalah bunga kesayangan jung wei, mau bagaimanapun jeno tetap cucu kandungnya, dan kebenaranya adalah jaemin yang bukan siapa siapa.
Dia tidak ingin banyak menuntut, tapi juga tidak ingin menerima, jikapun kakek tidak mau menerima keduanya bersama, setidaknya hanya batasi saja mereka, melakukan hal seperti ini bukankah juga menyakiti perasaan cucu kandungnya?, meskipun ini masih bisa di batalkan, jaemin yakin kakek tidak akan membuat ini semudah itu untuk di batalkan.
"Kaka mau mandi dulu,kamu siap siap"
Jaemin tanpa berfikir langsung mengatakan"Nana siap!",namun detik berikutnya dia tersadar dengan baju tidur pinkynya dan tersenyum malu, berdehem, "Maksudnya,nana mau siap siap".
Mark melihat bahwa dia sangat malu hingga wajahnya memerah dan tidak mempermalukanya lagi, menepuk puncak kepalanya dengan santai dan melenggang pergi.
Jaemin menghela nafas tanpa sadar, dan memegang puncak kepalanya dengan tidak puas, untuk apa terus memegang puncak kepalanya?,apakah dia berfikir aku masih anak kecil?, Tidak puas!,kamu telah mengecewakan raja ini.
Meski mengatakan begitu, sebenarnya bibirnya sudah meyeringai sangat lebar hingga hampir merobek pipinya, mau di lihat dari sudut manapun, tidak bisa menipu, bahwa anak itu jelas sedang sangat bahagia.
Jaemin bersenandung riang di depan lemari bajunya, memilih pakaian santai, celana training hitam dan baju putih dengan gambar beruang coklat yang hampir mirip dengan gambar 3D, sangat bagus, tidak terlihat aneh sama sekali, melihat dirinya di cermin, dia mengangkat kepalanya tinggi,dengan tawa ho hoo~,seolah olah mengatakan bahwa aku adalah mahluk paling bagus di dunia, melupakan semua kesedihanya begitu saja.
Pada saat ini mark masuk dengan baju hitam dan celana training putih, menatap adiknya yang sedang bergaya di depan cermin,dia tidak bisa menahan tawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Round
Teen FictionBXB! Jungs family. Jaemin anak tugal di rumahnya,dia tidak punya satupun saudara terdekat dan hanya tinggal dengan beberapa maidnya. Karna dia yang selalu merasa kesepian sebab orangtuanya tak kunjung pula negara saja,dari pada pindah,ini lebih di s...