Bonus Chapter 02

12 5 0
                                    

Kini, seluruh party yang sebelumnya ikut dalam penyelesaian dungeon di Jotunheimr sudah log-out kecuali Kirito. Yui pun berubah menjadi wujud manusianya.

Yui : Papa, kau tidak log-out?

Kirito : Kurasa aku belum benar-benar perlu log-out. Aku tidak ada hal untuk dikerjakan.

Yui : Mou... Kupikir kau di dunia ini akan lebih bertanggung jawab setidaknya tidak menunda-nunda hal, ternyata aku salah.

Kirito : Benar juga. Aku penasaran tentang duniamu. Kedengarannya benar-benar rumit. selagi aku punya waktu, kenapa tidak kau ceritakan sekarang saja?

Kini, Kirito menatap Yui dengan penasaran. Yui pun menghela napas.

Yui : Papa, apa kau tahu bahwa kau diadopsi oleh keluarga Kirigaya dan bukan benar-benar keluarga kandung?

Kirito : Ya, aku mengetahuinya ketika aku berusia 10 tahun.

Yui hanya mengangguk mendengarnya.

Yui : Papa dari duniaku benar-benar kecewa dan memutuskan untuk bersekolah di sebuah kota bernama Academy City. Kota itu adalah kota yang mayoritas penduduknya adalah murid.

Kirito : Dari namanya, kutebak bukan itu saja kespesialan Academy City.

Yui : Ya, Academy City adalah kota yang teknologinya jauh lebih maju dari pada seisi dunia. Salah satu hasil dari ilmu pengetahuannya adalah Esper, murid-murid yang dapat menggunakan kekuatan.

Wajah Yui nampak menjadi lebih murung.

Yui : Papa adalah seorang Esper. Papa mendapatkan kekuatannya dari sebuah eksperimen. Namun, awalnya dia tidak mempunyai ingatan sama sekali tentang eksperimen tsb.

Yui : Kurasa, bisa dibilang kebanyakan yang kalian alami juga dialami oleh Papa. Terjebak di SAO, mengalahkannya, menyelamatkan Mama dari seseorang bernama Oberon, bahkan menyelidiki kasus pembunuhan di GGO, minus Ichigo-san, player dari Maple Tree, Nega Nebulus, Subaru, dan party-nya Naofumi-san, Motoyasu-san, Ren-san, dan Itsuki-san.

Yui : Tapi, meski aku sudah lama bersama Papa, aku masih belum tahu sebagian dari diri Papa yang lain.

Kirito : Dirinya yang lain? Maksudmu?

Yui : Aku tak bisa mengatakan banyak hal. Meski aku yakin kami beberapa kali berpapasan, aku tak mengenalinya sama sekali.

Yui : Kini, kedua sisinya menjadi satu. Aku tidak tahu apakah aku masih benar-benar mengenalinya sekarang atau tidak.

Mengucapkan kalimat tsb, Yui nampak sangat sedih.

Kirito : Aku tidak yakin maksudmu. Tapi, bagaimanapun juga, dia itu Papamu kan, Yui. Aku yakin, pasti ada setidaknya sedikit darinya yang kau kenali.

Kirito : Lagipula, jika akhirnya kau melihat sisi lain Papamu itu, bukankah itu artinya kau bisa mulai menyayanginya sebagai Papamu dari awal lagi. Kurang lebih sama seperti mencintai seseorang.

Yui yang mendengarnya pun terlihat kembali ceria lagi. Melihatnya, Kirito pun ikut senang. Yui pun kembali menghadap Kirito.

Yui : Juga Papa sangat keren! Dia bisa menggunakan kekuatannya seperti di dunia virtual!

Kirito : Eh? Benarkah? Nampaknya seru.

Yui : Ya, tidak benar-benar seru. Namun, dengan kekuatannya, Papa benar-benar hebat. Dia bisa mengatasi semua masalah!

Kirito : Kedengarannya dia sangat kuat. Aku jadi penasaran ingin bertemu dengannya.

Yui : Ya, tapi dia gagal untuk menyelamatkan Mama.

Yui kembali bersedih.

Yui : Memang aku tak menyalahkannya. Namun, dia benar-benar merasa bersalah atas kematian Mama.

Kirito : Ya, lihatlah sisi positifnya, itu artinya dia masih manusia. Papamu masih memiliki batasan dan membutuhkan orang lain untuk melampaui batasan itu.

Kirito : Dia juga masih manusia yang bisa merasa bersalah dan bersedih. Coba bayangkan bagaimana jika Papamu tiba-tiba sudah tidak pernah merasa bersalah atau bersedih lagi. Dia takkan terlihat seperti manusia sama sekali kan.

Kirito kini menggerakkan tangannya untuk mengelus kepala Yui.

Kirito : Kau takkan benar-benar bisa mengubahnya meski sudah mengetahui secara rinci masalahnya. Kau hanya bisa mendorong perubahannya, baik positif maupun negatif. Yang dapat kau lakukan hanyalah selalu melihat sisi positifnya. Tak apa bersedih untuk sebentar.

Kini, Kirito lah yang terlihat bersedih.

Kirito : Setidaknya dia bukanlah seorang pembunuh...

Yui : Aku tidak yakin dan tidak ingin tahu berapa banyak yang telah kau bunuh, Papa. Tapi, Papa dari duniaku juga membunuh lebih dari sekali. Baik sisi yang kukenal maupun yang tidak.

Mendengar kalimat penyemangat Yui, Kirito pun tertawa.

Kirito : Hahahaha... Aku ingat sedari tadi kau yang bersedih dan aku yang menghiburmu. Kenapa sekarang posisinya jadi terbalik?

Yui : Seperti yang kau katakan, Papa, manusia membutuhkan satu sama lain.

Darling In A Fairy WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang